[14] Zaell Aneh

2K 78 0
                                    

"Uhukk uhukk... Uhuk uhuk uhuk... Uhukk uhukk..."

"Yaampun, Vi!! Ini lo kenapa batuk-batuk? Makan cokelat apa gimana lo!?" teriak Qaissa heboh ketika mendengar suara batuk Via.

"Uhuk uhuk... Uhukk... Shh mhh... Uhukk uhukk uhukk..."

Kalau sudah seperti ini memang repot, Qaissa saja pusing sendiri.

"Vi, ntar deh. Gue buatin air hangat dulu sama ambil obat lo" gadis itu berjalan menuju dapur setelah Via mengangguk yang berarti meng-iyakan.

Tidak butuh waktu lama bagi Qaissa, gadis itu kembali sambil membawa nampan yang berisikan segelas air putih hangat dan juga obat batuk Via.

"Nih, minum dulu!" suruh Qaissa sambil meletakkan nampan itu di atas meja.

Via membuka bungkus obat nya lalu mengeluarkan benda berwarna putih itu, kemudian gadia itu mengambil segelas air putih hangat lalu meneguk nya sekalian dengan obat. Kini Via sudah tidak separah tadi, walaupun masih terbatuk-batuk.

"Siap jelasin?" tanya Qaissa serius dengan Via.

Gadis itu mengangguk, "Gue tadi minum cokelat dingin dirumah Dreya"

"Ngapain lo kerumah dia?" tanya Qaissa yang semakin penasaran.

"Dia ngga ada yang anta-- uhuk uhuk... Uhuk uhukk uhuk..."

"Duh, Vi. Jangan di paksain kalo emang gatel tuh tenggorokan" saran Qaissa.

Namun yang nama nya Via ya jelas keras kepala, "Ngga papa. Jadi dia ngga ada yang antarin pulang, makanya gue antarin"

"Dreya, Dreya mana sih? Adreya Caldera Geraldy? Sepupu nya si Zaxell?" tanya Qaissa yang memasang wajah seperti sedang berpikir.

Gadis yang diajak bicara hanya mengangguk cepat.

"Ohh dia. Yaudah deh, lo ngga usah sekolah ya besok. Pokoknya ngga terima penolakan gue, oh ya btw lo belom makan kan? Sini mau di masakin apa?" tawar Qaissa tidak ragu-ragu.

Ini yang paling Via suka ketika dia sakit, dirinya akan dengan sangat puas memakan masakan Qaissa. "Mie dong, hehe... Taroh sawi ya, yang pedes btw" kata nya sambil, cengengesan.

"Enak kan lo di masakin? Lah gue, siapa yang masakin? Lo aja ngga pinter masak!" cibir Qaissa.

Memang benar, selama ini Via tidak pernah memasak untuk Qaissa. Paling-paling jika Qaissa lapar dan meminta di buatkan makanan oleh Via, gadis itu malah delivery. Tetapi bukan berarti seorang Via tidak bisa memasak.

"Udah-udah! Sana lo, buru-- uhuk uhuk uhuk... Uhuk uhuk..."

"Mampus kan lo? Tuh hukuman buat lo karena udah usir gue" kata Qaissa mengejek, gadis itu sudah pergi ke dapur setelah mengatakan kalimat nya itu.

Via merasa sangat lelah, ia meletakkan tas nya di kamar nya sendiri lalu mengganti baju nya dengan kaos yang kebesaran serta celana pendek sepaha. Gadis itu turun karena mencium aroma masakan Qaissa, ya, jika Qaissa yang memasak maka aroma nya akan benar-benar terasa.

"Udah, Qai?" tanya Via yang sudah duduk di meja makan, di bangku yang biasa dia duduk.

"Ngga liat nih?" jawab Qaissa ketus, kebiasaan kalo lagi masak ngga bisa di ganggu.

"Jutek amat mba" cibir Via pelan.

Setelah menunggu beberapa menit, mie pun sudah siap. Kini di depan mereka masing-masing sudah ada semangkuk mie instant dengan sawi diatas nya. Yang membedakkan antara mie Qaissa dan mie Via adalah, mie Qaissa pedas rasanya dan itu terbukti dari warna kuah mie gadis itu sedangkan mie Via tidak pedas, bahkan kuah nya tidak berwarna merah. Tadi perasaan siapa yang minta pedes?

The Story of a Badgirls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang