[47] Pertemuan Tak Terduga

2.1K 71 2
                                    

Zaell sebenrnya benar-benar sibuk minggu ini namun akibat permintaan sang Bunda, ia sengaja membatalkan semua janji pertemuan nya dengan para kolega. Ya, semuanya untuk sang Bunda.

"Abang ih jangan sibuk sama hape nya dong!!"

"Bang!! Hape nya di taroh duluu!!"

"Abang simpan hape nyaa!!"

"Bunda buang yaaa hape nyaa?!!"

"Abang!!!"

Seperti itulah teriakan teriakan sang Bunda yang membuat Zaell sakit telinga mendengar nya. Memang benar dari tadi ia sibuk dengan ponsel nya namun ia punya maksud tersendiri, tujuan nya untuk tetap mencari gadis nya yang hilang empat tahun lalu.

"Iya Bun, abang simpan" pria itu pun mengalah, memilih untuk menyimpan baik-baik ponsel nya ke dalam satu celana nya agar Bunda nya yang satu itu tidak mengomel.

"Gitu dong!! Di sampingin dulu nyari Vivi nya, kan habis acara bisa" kata Bunda yang tidak mendapat respon dari Zaell.

Tak lama mereka sampai di rumah Hanza dan Oriel, yang paling pertama heboh justru sang Bunda. Wanita paruh baya itu memeluk, mencium juga menangis haru di depan Hanza, mungkin efek sudah lama tidak bertemu namun itu justru bukan menjadi hal yang sulit bukan karena jaman sekarang sudah ada ponsel.

"Kangen banget sama kamu Han, si Oriel sih bawa nya kejauhan jadi kita gak bisa bebas ketemu nya" ucap Bunda yang di susul kekehan dari Hanza.

"Lagian kerja nya juga disini. Di suruh pindah ke Indo gak mau, nanggung kata nya. Kan si Jo dapet orang sini" ujar Hanza.

"Kei orang korea? Aku kira blasteran"

"Enggak kok! Blasteran sih memang kalau di lihat dari nama nya tapi kalau di lihat dari wajah nya mah enggak"

"Ohhh..."

"Yaudah ayo masuk! Zaell udah besar ya sekarang" ucap Hanza, membuat Zaell tersenyum tipis.

"Masih cuek aja sih! Ikut si El gini Ra?" ucap Hanza pada Neora yang kini sudah duduk di sofa, lelah mungkin.

"Iya, paling sama tuh sifat nya si El sama si Za. Sama sama cuek, dingin, judes!"

Seketika gelak tawa dari Zaxell dan Zuell terdengar hingga menggema, "Ya ampun Bun.. Dendam banget kayak nya sama Papa sama Abang" ucap Zuell.

"Bukan dendam. Tapi kesel" jujur sang Bunda yang membuat suara tawa dari Zuell semakin menjadi.

"Ngomongin aku?" datanglah El dengan tatapan datar nya menatap Neora, membuat yang di tatap diam seribu bahasa.

"Yaelah Bun.. Giliran di tatap gitu sama Papa baru deh diem haha.. Bunda lucu deh!!" ucap Zaxell yang masih setia terbahak-bahak.

"Udah! Jangan di ganggu Bunda nya, istirahat gih ke kamar. Diatas banyak tuh kamar kosong, pilih aja dan kebetulan juga udah Tante beresin"

"Makasih Tan.. Aku duluan ya Bun, Pa, Bang, Xel!!" pamit Zuell pada semua nya kemudian naik ke lantai dua sambil menenteng koper kecil nya.

<<>>

"Kapan Jo acara nya?" tanya Ayza pada Jovan yang kini tengah sibuk dengan laptop nya.

"Hm jam.." Jo melirik jam tangan nya sekilas, "Jam empat sore" katanya setelah itu.

"Ohh.."

"Kenapa?" tanya Jovan balik tanpa menatap lawan bicara nya.

"Gak sih.. Ada pemotretan, bisa gak ya keburu gak?"

Tangan Jo yang semula menari diatas keyboard laptop kini terhenti, "Masih ada jadwal, Za?"

The Story of a Badgirls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang