Kau mau kemana? kenapa kau menghindar dariku?" tanya Zayn bersama rasa jengkelnya.
"Aku mau ada kelas, Zayn..." balas Zahra dengan santainya.
"Jangan hadir, khusus hari ini, kita jalan-jalan saja, oke...!" Zayn berkata sambil memainkan kunci mobilny...
Zahra melirik kearah jam tangan, Sudah jam 4 sore. Ia segera pulang dan kemudian berangkat bekerja paruh waktu. Ia bekerja sebagai kasir di sebuah supermarket. Hari ini, Supermarket sedang ramai pengunjung.
Semua pekerja melayani para pembeli sedari tadi, Termasuk Zahra yang sudah berjam-jam berdiri di depan komputer dan akhirnya, Mereka bernafas lega saat para pengunjung sudah terlayani dan bergegas pergi. Para pekerja tidak tahan dengan rasa capeknya. Mereka berkumpul dan menselonjorkan kedua kakinya masing-masing sambil mengobrol.
"Hari ini, Aku capek sekali" kata Reno, Salah satu pekerja supermarket ini yang usianya seumuran Zahra," Rasanya, Aku ingin sekali menyihir lantai dingin ini menjadi kasur yang sangat empuk"
"Coba saja kalau bisa," Sarla mencoba untuk menantang Reno.
"Pasti bisa dong!" Sahut Reno dengan pedenya.
"Buktinya mana? Kita saja sampai sekarang masih menahan dinginnya lantai"
"Aku mau membuktikannya, Asal kau harus menjadi kekasihku" Reno mencoba untuk memberikan opsi.
"Enak saja, Aku tidak mau" Sarla berkata sambil merapikan barang-barang yang sedikit berantakan. Pekerja supermarket itu memang tergolong anak-anak remaja.
Zahra dan pekerja lainnya hanya tertawa mendengar obrolan Reno dan Sarla.
Zahra dan pekerja lainnya hendak memberikan kejutan kepada Sarla karena hari ini adalah hari Sarla terlahir di dunia.
"Sarla, Kami punya kejutan untukmu" Kata Sinta hingga membuat Sarla berhenti merapikan barang-barang dan menoleh kearah para rekan kerjanya yang saat ini memamerkan senyumnya.
"Kejutan?" Tanya Sarla dengan memasang wajah bingungnya.
"Selamat hari lahiiir" teriak mereka bersamaan dengan melepas balon-balon yang mereka pegang hingga membuat Sarla terkejut bercampur senang. Balon-balon cantik itu kini menghiasi dinding langit-langit supermarket itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sarla sempat cemas dengan kelakuan teman-temannya itu, Ia takut jika pemilik supermarket ini akan marah besar dan ternyata, Pemilik supermarket ini justru mendukung acara ini dan ikut memeriahkannya. Sarla kembali terkejut melihat bosnya yang tiba-tiba saja muncul dihadapannya. Ia pun berterimakasih kepada bosnya.
Kini, Waktunya pemberian hadiah. Pak bos dan semua pekerja disana menyuruh Sarla untuk melihat hadiah yang berada di depan pintu supermarket. Sarla pun mulai membukanya. Kedua mata Sarla menatap kearah bawah dan anehnya, Ia hanya mendapati tiga pasang sepatu pria yang berjejeran. Sarla memasang wajah kecewanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.