27

1.8K 125 12
                                    

Assalamualaikum para readers...😘

Ayo, ikuti terus perjalanan kisah cinta Zayn dan Zahra dengan memberi vote dalam cerita ini.

Jika ada kritik dan saran mohon berkomentar 🙏

Share cerita ini sebanyak-banyaknya yaaa 😍😅

Terimakasih sudah mau membaca karyaku 😁😊

🍒🍒🍒

Sore harinya, Alif dan Ridwan sedang bermain sepak bola. Mereka sangat menikmati permainan itu yang memang sudah menjadi hobinya. Kala itu, Mereka dan tim pemain lainnya sedang melawan tim kampus lain.

Yah, meskipun ini bukanlah sebuah perlombaan, tapi sore itu cukup ramai juga suasananya.

Ditengah permainan, Ridwan dan lainnya merasa ada yang kurang. Seperti sedang mencari seseorang. Mereka semua saling menoleh satu sama lain namun sesekali masih fokus mengoper bola.

"Kapten, mana kapten?" Kata Ridwan dengan nada lirih namun masih bisa di dengar oleh tim pemainnya.

"Aku tidak tahu" balas Alif sedangkan yang lainnya, mereka hanya menggelengkan kepalanya dan ada juga yang mengangkat kedua pundaknya, tanda tak tahu.

Beberapa saat kemudian, Ridwan mendapati seorang pria yang kini duduk diatas kursi sembari menggigit ibu jarinya. Pandangannya terlihat kosong, seperti sedang memikirkan sesuatu. Ridwan pun keluar dari lapangan dan berlari mendekatinya. Sikap Ridwan membuat Alif dan pemain lainnya bingung.

Kedatangan Ridwan membuat sang kapten terkejut.

"Apaan sih? Pakai ngagetin segala" Zayn mengomel karena merasa terganggu.

"Maaf, kapten. Bisa anda jelaskan, apa yang membuat anda kabur di tengah pertandingan ini?" Tanya Ridwan sambil sedikit tertawa meskipun dengan wajahnya yang sudah dibasahi oleh keringat.

Belum juga dijawab, tiba-tiba terdengar suara hentakan sepatu. Ternyata, itu suara hentakan sepatu milik Alif. Ia datang dengan nafas yang terengah-engah.

"Kapten, kenapa kau terdiam disini. Ayo, kita kembali ke lapangan" Alif berbicara dengan menarik tangan kanan Zayn.

"Aaah, aku tidak mau" balas Zayn dengan nada malas.

Akhirnya, terlambat sudah. Tim lawan sudah memenangkan pertandingan ini. Alif memasang wajah kecewa dan Ridwan hanya menatap reaksi kecewa Alif dengan senyum jahilnya.

"Sebenarnya, apa yang sedang kakak pikirkan sih?" Tanya Alif.

"Mau tahu?" Balas Zayn singkat.

Alif mengangguk.

"Aku akan berlatih memanah di rumahku. Aku sedang mencari pelatih panahan yang mau datang ke rumahku"

"Hooo..." Ridwan mengeluarkan kata itu kemudian tersenyum," kak Zayn, fighting" Ridwan menyemangati Zayn dengan nada yang terdengar seperti suara anak kecil.

"Iya, adeeek!" Zayn menimpali perkataan Ridwan.

"Pasti kakak tidak mau kalah dengan si Abay" Alif mulai memasang wajah sebalnya.

"Ya, iyalah. Harus itu" balas Zayn.

"Percuma saja jika kakak jago memanah tapi kakak  tidak berani menyatakan perasaan kakak  kepada Zahra"

Seketika, Zayn terdiam. Ia langsung menatap kearah Alif.

"Kau harus mengatakannya, kak. Jangan mau kalah cepat dengan Abay maupun pria lainnya yang sekiranya tertarik dengan Zahra. Jika tidak, maka kau harus mengakui kekalahanmu dan segeralah mengikhlaskan Zahra untuk pria lain"

Zahra I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang