31

1.5K 93 3
                                    

Assalamualaikum para readers 😘

Yuk, dukung terus perjalanan kisah cinta Zayn dan Zahra dengan memberi vote dalam cerita ini...

Jika ada kritik dan saran mohon berkomentar 🙏

Share cerita ini sebanyak-banyaknya yaaa 😍 😅

Terimakasih sudah mau membaca karyaku 😁😊

🍒🍒🍒

Sabtu ini, Zahra baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Yah, begitulah. Hari libur tapi harus masuk kerja paruh waktu. Ia berdiri sambil menunggu angkutan datang.

Berbeda dengan Fatimah, ia sedang menonton televisi di rumahnya. Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Sebuah telepon dari nomer yang tidak dikenal.

"Siapa ya?"

Ia mulai mengangkatnya. Ternyata, penelepon itu adalah Zayn. Ia terkejut mendengarnya.

"Ada apa kak Zayn? Cari Zahra ya?" Tanya Fatimah dengan sedikit tertawa.

"Enggak kok. Aku cuma mau ngecek aja, ini beneran nomer ponsel kamu atau tidak"

"Oalah, kirain mau tanya seputar tentang Zahra. Hehehehe"

Zayn tertawa.

"Emm, yaudah. Aku tutup dulu teleponnya"

"Oke kak"

Fatimah tertawa setelah menerima telepon dari Zayn. Sepertinya, Fatimah sudah mencium bau-bau "PDKT".

💖💖💖

Pagi harinya, Zayn sudah menunggu kedatangan Zahra. Zahra menghela napas dan hendak melanjutkan langkahnya namun Zayn terus saja menghalanginya.

"Zayn, kumohon, jangan ganggu aku sekarang"

"Oh, jadi aku enggak boleh ganggu kamu. Tapi, si tengik itu boleh, gitu?"

"Hah, si tengik?"

"Iya, si Abay. Kemarin, dia mengganggumu kan? Dan kau membiarkannya sedangkan kau melarangku untuk mengganggumu. Ini tidak adil"

"Zayn, dia tidak menggangguku. Hanya ..."

"Hanya apa? Hanya mendekatimu?"

Seketika, Zahra terdiam.

"Zayn, kendalikan emosimu"

"Kau yang memulainya kan?"

"Tidak, kau hanya salah paham. Dia hanya ingin merasakan bagaimana rasanya naik angkutan. Itu saja"

Zayn malah tertawa terpingkal-pingkal setelah mendengar alasan itu.

"Kenapa tertawa?"

"Si tengik itu, dia sedang tidak waras"

"Justru kau yang sedang tidak waras"

Zayn berhenti tertawa dan mengejar Zahra yang mulai menggerakkan kakinya.

🍒🍒🍒

Sepulang kuliah, Zahra mengistirahatkan tubuhnya diatas sofa ruang tamu. Ia masih tak menyangka tentang pengakuan Abay kemarin, saat Zahra dan Abay berjalan hendak menuju kerumah Zahra.

"Ra..."

"Hemm"

"Selamat, ya. Atas hubunganmu dengan Zayn"

"Hah?"

"Semua warga kampus sudah mengetahuinya jika Zayn telah menyatakan cintanya. Apa kau sudah membalas perasaannya?"

Zahra hanya terdiam.

"Sebenarnya, Zayn kalah cepat denganku"

"Maksud kakak?"

"Kau masih ingat, setangkai mawar merah yang berkali-kali kau terima. Mawar itu, aku yang memberinya"

"Apa? Jadi, kakak yang..."

"Iya, aku yang memberikannya untukmu dan aku tahu, Zayn tak akan membiarkan kau untuk membaca kertas ucapan itu"

"Kau mau tahu, isi kertas ucapan itu?"

Zahra mengangguk.

"I Love You"

Zahra terkejut mendengarnya Sementara Abay, ia tersenyum miring.

Zahra menghela napas panjangnya, ia mencoba untuk memejamkan kedua matanya dan perlahan, ia pun tertidur.

💖💖💖

Malam harinya, Abay mengendarai motornya menuju ke sebuah gedung kosong. Hari ini, ia ada janji dengan Seseorang. Ketika sampai di tujuan, Abay turun dari motornya dan mendapati seorang pria berheadband dan berjaket hitam yang sudah menunggunya. Dia adalah Zayn, mereka saling bertatap muka dengan wajah datarnya.

"Akhirnya, kau datang juga" kata Zayn.

"Pasti" balas Abay singkat.

"Hah..."

"Apa tujuanmu mengundangku kesini?" Tanya Abay.

"Jauhi Zahra" pinta Zayn.

"Aku tidak mau karena kau tidak berhak melarangku"

"Aku selalu berusaha untuk menjaga orang-orang yang aku sayangi, termasuk Zahra. Jika kau sampai menyakitinya sedikit saja, kau akan selalu berhadapan denganku"

"Hah, kau pikir aku takut padamu? Tidak, aku tidak takut sama sekali terhadapmu"

Zayn emosi, ia mulai menarik kerah baju milik Abay.

"Selama ini, mamamu sudah menjadi benalu dalam keluargaku dan kau masih belum puas juga. Kau harusnya terima kenyataan bahwa mamamu tukang perebut suami orang"

Abay melepas tangan Zayn yang baru saja menarik kerah bajunya dengan kasar.

"Aku peringatkan, Jangan coba-coba, kau menghina mamaku. justru, mamamu lah yang menjadi benalu dalam keluargaku"

Zayn tertawa dan Abay pun masih memasang wajah datarnya.

"Kau itu bodoh, bay. Bodoh sekali, karena sampai detik ini juga, kau sama sekali tak mengetahui akar dari permasalahannya"

Abay masih setia dengan kediamannya.

"Aku harap, kau bisa mengenali sifat asli dari orang terdekatmu"

Zayn kembali menaiki motornya, Abay menatap Zayn dengan tatapan horor. Sesekali, ia melampiaskan amarahnya dengan menendang kursi di sebelahnya.

🍒🍒🍒

Zahra I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang