Assalamualaikum para readers 😘
Yuk, dukung terus perjalanan kisah cinta Zayn dan Zahra dengan memberi vote dalam cerita ini...
Jika ada kritik dan saran mohon berkomentar 🙏
Share cerita ini sebanyak-banyaknya yaaa 😍😅
Terimakasih sudah mau membaca karyaku 😁😊
🍒🍒🍒
Siang ini, cuaca sangat panas. Terik matahari seakan mampu membakar kulit namun tidak dengan semangat para pencari ilmu. Mereka masih tetap datang ke kampus meskipun keringat sudah mulai bercucuran. Sesekali, mereka mulai mengusap keringat di wajahnya dengan handuk kecil bahkan dengan tangan mereka.
Fatimah tak sengaja bertemu dengan Zayn. Merekapun saling mengobrol satu sama lain.
"Fat"
"Apa kak?"
"Bisakah kau membantuku?"
"Emm, selagi itu hal yang baik, aku pasti mau"
"Hal baik kok, kamu enggak aku suruh jadi perampok, tenang saja"
"Hahaha"
"Tolong, bantu aku agar bisa dekat dengan Zahra"
"Sudah kuduga"
"Apa? Jadi kau..."
"Yah, aku sudah bisa menebaknya jauh-jauh hari, kak Zayn"
"Wah, kau hebat juga"
Keduanya tertawa.
"Menurutmu, apa Zahra mau pacaran sama aku?"
"Hemm, tidak ada kata pacaran dalam kamus kehidupan Zahra"
"Hah, lalu? Bagaimana cara agar aku bisa mengenalnya lebih jauh lagi?"
"Ada kak"
"Apa?"
"Ta'aruf"
"Ta'aruf? "
"Yah, ta'aruf. Jadi, kak Zayn coba datengin orangtuanya Zahra dulu"
"Harus, yah?"
"Yah, harus lah, kak. Bilang ke mereka soal niat baik kak Zayn " Fatimah berkata sambil tertawa.
"Hemm, baiklah. Aku akan mencobanya"
"Nanti, aku pasti siap jadi informannya, kak. Aku kan sudah mengenal Zahra lebih lama"
"Iy...iya. makasih ya, Fat"
"Sama-sama, kak Zayn. Sukses yaaa kak"
Zayn mengangguk sambil tersenyum tipis kemudian pergi.
Fatimah tak henti-hentinya menertawakan ekspresi wajah Zayn kala itu.
🍒🍒🍒
Zahra baru saja selesai menata kamarnya yang tadinya berantakan. Tiba-tiba, terdengar suara motor yang terhenti di depan rumahnya. Ia pun membuka tirai jendela kamarnya. Zahra menganga saat melihat siapa yang datang.
Zayn mengetuk pintu utama rumah Zahra. Saat itu, terlihat sang ibu sedang membukakan pintu untuk Zayn.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Oalah, nak Zayn ya? Bagaimana kabarnya, nak?" Sapa sang ibu.
"Emm, Alhamdulillah baik, Tante" balas Zayn sambil mencium punggung tangan kanan beliau.
"Alhamdulillah"
Tak lama kemudian, sang ibu memanggil Zahra. Beliau meminta tolong Zahra untuk membuatkan minuman untuk Zayn.
Keduanya saling mengobrol satu sama lain. Sang ibu juga menanyakan soal kabar Ruqayah. Beliau memang sempat saling bertemu ketika sama-sama menghadiri pengajian di masjid.
"Oh, jadi Ruqayah saat ini sedang di luar negeri?"
Zayn mengangguk pelan.
Akhirnya, Zahra datang dengan membawa minuman. Ia duduk di sebelah ibunya.
"Tante..."
"Iya..."
"Sebenarnya, kedatangan saya kesini, saya mau..."
"Mau? Mau apa, nak Zayn?"
"Emm, saya mau ngajak Zahra untuk ta'aruf"
Zahra melebarkan kedua matanya, ia terkejut dan langsung melihat kearah Zayn. Sang ibu malah tersenyum mendengarnya.
"Wah, Alhamdulillah" sang bunda merasa senang sekali.
"Bagaimana, nak. Kamu mau ta'aruf sama Zayn?" Tanya sang bunda kepada Zahra.
Seketika, kedua tangan Zayn mulai basah akibat keringat. Lagi-lagi, ia merasa takut ditolak. Selain itu, ia merasa sedikit grogi karena berhadapan dengan ibunya Zahra dengan tujuan khusus.
Zayn mencoba untuk menguatkan mentalnya. Bagaimanapun juga, ia harus menghormati keputusan Zahra. Apapun itu. Jika memang ditolak, yah Zayn harus menerimanya dengan ikhlas.
Setelah beberapa menit kemudian, Zahra mulai membuka suara. Mungkin, ia sudah memikirkannya.
"Iya, saya mau" kata Zahra sambil tersenyum manis.
Semua tertawa bahagia hingga sang ayah pun datang. Seisi rumah menjawab ucapan salam dari sang ayah.
"Wah, ada apa ini? Kok sepertinya bahagia sekali" sang ayah mulai penasaran.
"Nanti saja, ayah. Nanti ibu kasih tahu"
Sang ayah tersenyum lebar.
🍒🍒🍒
"Jadi, kamu udah bilang ke orangtua Zahra kalau kamu mau ngajak Zahra untuk ta'aruf?" Tanya Ridwan.
Zayn mengangguk dengan bangga. Sekarang, mereka berada di rumahnya Zayn.
"Wah, kakak hebat sekali sampai berani bilang langsung ke orangtuanya" sahut Alif dengan nada heboh.
"Lalu, apa kau sudah paham soal ta'aruf?" Tanya Ridwan.
Zayn terdiam, ia seakan sedang berpikir keras setelah itu, ia berbalik badan menatap kearah kedua sahabatnya sembari tersenyum.
"Enggak" balas Zayn sambil cengengesan.
"Yaelah..." Sahut Alif dan Ridwan secara bersamaan.
"Tapi, tenang saja. Aku akan belajar banyak dari Fatimah ataupun dari para ustad"
💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra I Love You
Dla nastolatkówKau mau kemana? kenapa kau menghindar dariku?" tanya Zayn bersama rasa jengkelnya. "Aku mau ada kelas, Zayn..." balas Zahra dengan santainya. "Jangan hadir, khusus hari ini, kita jalan-jalan saja, oke...!" Zayn berkata sambil memainkan kunci mobilny...