Kau mau kemana? kenapa kau menghindar dariku?" tanya Zayn bersama rasa jengkelnya.
"Aku mau ada kelas, Zayn..." balas Zahra dengan santainya.
"Jangan hadir, khusus hari ini, kita jalan-jalan saja, oke...!" Zayn berkata sambil memainkan kunci mobilny...
Hari ini, Zahra ada jam kerja malam. Ia sedang berdiri di tempat kasir sambil melamunkan Zayn yang hari-hari ini mulai berubah sikap. Sentuhan salah satu rekan kerjanya membuyarkan lamunannya. Saat itu, ia tersadar jika dihadapannya sudah ada banyak pelanggan yang mengantri di depan kasir.
"Sudah selesai melamunkan pacarnya, mbak?" Tanya salah satu pelanggan yang ada di barisan paling depan. Ia terlihat ramah, berbeda dengan pelanggan lain yang ada di deretan belakang. Mereka sedang menggerutu kesal. Zahra pun meminta maaf kepada para pelanggan Supermarket.
Reno dan Sarla sama-sama menatap kearah Zahra.
"Siapa yang sudah membuatmu kehilangan konsentrasi? " Tanya Roni penasaran.
"Wah, siapa pria itu? dia hebat sekali bisa membuat hatimu gelisah" Seru Sarla.
Zahra menoleh kearah kedua rekan kerjanya itu. Kemudian, Zahra menselonjorkan kakinya di lantai dan tidak mau berkomentar. Sarla menatap kearah Reno dengan wajah bertanya-tanya namun respon Reno hanya mengangkat kedua pundaknya, tanda tidak tahu.
Keesokan harinya, terjadi pertengkaran hebat antara Zayn dan Abay. Kejadian itu membuat suasana halaman belakang kampus ramai. Zahra yang berjalan disamping gerbang belakang kampus pun mulai penasaran dengan apa yang terjadi. Ia pun memutuskan untuk lewat gerbang belakang walaupun itu membuat dirinya berjalan cukup jauh saat hendak ke kelasnya nanti.
Zahra terbelalak ketika mendapati Zayn yang kini sedang beradu mulut. Jika diteruskan, maka kejadian akan bertambah parah. Mereka pasti saling menghajar satu sama lain.
"Kenapa kalian diam saja sih?" Zahra kesal dengan anak -anak kampus yang hanya menonton saja dan tidak mau melerainya. Mau tidak mau? Zahra yang maju dan saat itu pula, tangan Zayn sudah siap menghantam wajah Abay namun tidak jadi karena ia melihat Zahra yang saat ini sedang merentangkan tangannya didepan Abay sambil menutup kedua matanya.
"Apa aku berhasil menghentikannya? apa dia akan berbalik menghantam wajahku?semoga saja tidak" gumam Zahra dalam hatinya. Ia sedikit cemas karena takut terkena tonjokan.
Zayn hanya mendengus konyol.
"Buka matamu, cepat" pinta Zayn.
Zahra perlahan membuka kedua matanya. Ia bernafas lega namun sedikit menyembunyikan kecemasannya.
"Kenapa kau mencampuri urusanku? Sana,Pergi saja ke kelasmu!" perintah Zayn terhadap Zahra.
"Aku tidak mau" balas Zahra.
"Kenapa kau mau menghantam orang seenaknya saja?" Zahra berbalik tanya.
"Apa alasan kamu lebih membelanya daripada aku?"
"Karena aku yakin jika kau yang bersalah dan dia tidak"
Abay tersenyum puas setelah mendengar pernyataan Zahra barusan dan ketika Zahra menoleh kearahnya, Abay kembali memasang wajah melasnya. Keadaan itu membuat Zayn merasa geregetan dengan mengepalkan tangan kanannya.
"Kenapa? Kamu berniat mau menonjoknya lagi?" Zahra salah paham dengan reaksi Zayn mengepalkan tangannya.
Akhirnya, Zayn merasa kesal dan berbalik badan meninggalkan tempat itu. Semua penghuni kampus pun mulai berhamburan pergi.
Zahra dan Fatimah sedang berjalan menuju ke kelasnya. Keduanya terlihat sedang memperbincangkan hal-hal yang asyik hingga membuat keduanya tertawa renyah. Zahra berjalan sambil menatap ke wajah Fatimah hingga ia terkejut saat melihat Alif yang telah menduduki kursinya dengan tatapan horor.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mungkin tatapan horornya seperti ini
"Aaaargh..." Zahra terkejut sedangkan Fatimah hanya melongo.
"Kau terkejut saat melihatku?" Kata Alif dengan kaki kanannya menendang sebuah meja hingga membuat Zahra tersentak kaget sambil memasang wajah datarnya. Sementara semua penghuni kelas itu fokus menatap kearah Alif dengan saling berbisik.
Kini, Alif berjalan mendekati Zahra. Saat ini, wajah Alif terlihat sangat menyeramkan akibat dari perasaan emosinya yang bergejolak.
"Ken...kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Zahra.
"Kau masih bertanya, kenapa aku menatapmu seperti ini? Hah...!"
"Hey, apa salah dari sahabatku? Kenapa kau memusuhinya?" Tanya Fatimah meminta penjelasan.
"Jangan ikut campur ya sayang" Alif berkata kepada Fatimah yang kini tepat berada di sebelahnya dengan nada rendah yang terdengar mesra, seperti sedang berbicara dengan seorang kekasih.
Ia juga mengedipkan sebelah matanya hingga membuat Fatimah terheran sekaligus merasa tidak paham dengan sikap Alif. Mungkin, sifat Playboy nya sudah mulai nampak [😂]
Pandangan Alif kembali fokus Kearah Zahra.
"Aku perintahkan, kau harus meminta maaf kepada Zayn Malik" kata Alif.
Zayn dan Ridwan tidak sengaja lewat di depan kelas itu dan langkah keduanya pun terhenti. Mereka mendengar ocehan dari adik kesayangannya itu.
"Kenapa aku harus meminta maaf kepadanya? Aku salah apa?" Tanya Zahra.
"Jadi, kau tidak merasa bersalah sedikitpun"
Zahra menggelengkan kepalanya.
"Keterlaluan, dia tidak bersalah atas pertengkaran tadi pagi dan kau tiba-tiba saja datang dan memojokkannya begitu saja. Cepatlah, minta maaf kepadanya karena kau sudah membuat elektabilitas kakakku semakin melorot"
"Elektabilitas? Kakakmu ikut pemilihan capres?" Tanya Zahra dan diiringi tawa oleh para penghuni kelas.
Ridwan pun tak kuasa menahan tawa sedangkan Zayn hanya terdiam. Ia masih setia mendengarkan semua ocehan Alif.
"Kau... sempat-sempatnya kau bergurau ya" Alif merasa kesal namun masih terkesan konyol karena nada bicaranya yang mulai kembali seperti biasanya. Nada-nada bicara yang terdengar kocak.
Ketika hendak melanjutkan obrolannya, seseorang menarik telinga Alif dari belakang yang ternyata adalah Zayn. Alif menatap Zayn sambil cengengesan. Zayn menarik tangan kanan Alif untuk keluar dari kelas itu tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Zahra hanya menatap punggung Zayn yang perlahan mulai menjauh.
🐸🐸🐸
Hay para readers 😘
Ayo ikuti terus perjalanan kisah cinta Zayn dan Zahra dengan memberi vote dalam cerita ini...