Seperti biasa, Zahra berkeliling kampus dengan mengendarai skateboardnya. Alif dan Ridwan yang saat itu sedang bersantai dibawah pohon yang rindang pun menatapnya. Alif menganga sambil menggelengkan kepalanya.
"Zahra memang berbakat" Puji Alif.
Ridwan hanya tersenyum sambil melanjutkan memakan burger.
Ketika sampai didalam kelas, Lagi-lagi, ia mendapat setangkai bunga mawar merah dan diselipi dengan kertas ucapan. Saat ia hendak membaca isi kertas itu, tiba-tiba Zayn datang lalu merampasnya dari tangan Zahra. Zahra sedikit jengkel dengan sikap Zayn.
Zahra mengejar Zayn yang membawa pergi mawar itu. Bahkan, hampir setiap hari, setangkai mawar merah itu tergeletak indah diatas mejanya namun Zayn masih dapat mencegah Zahra untuk membaca isi dalam kertas ucapan itu dengan cara yang sama hingga sampai sekarang juga, Zahra masih belum pernah membacanya.
Akhirnya, pada waktu Zahra izin tidak masuk kuliah, Zayn yang mengambil setangkai mawar merah itu dan mulai penasaran dengan pengirim bunga. Beberapa hari ini, Zayn mencoba untuk memergoki namun masih tetap gagal karena dirinya selalu datang saat mawar itu sudah berada diatas meja. Apalagi, Zayn tidak bisa bangun pagi karena pria misterius itu datang di jam pagi.
"Orang misterius ini sangat menyiksaku, dia sudah membuatku harus bangun pagi. Lihat saja nanti, aku akan memberi perhitungan untuknya" Zayn memasang alarm di ponselnya setelah itu terlelap.
Keesokan harinya, Zayn berlarian kearah kelas dan lagi-lagi, mawar itu sudah tergeletak diatas meja. Zayn mendengus kesal, ia sudah bersusah payah untuk bangun tidur lebih awal tetapi usahanya sia-sia belaka. Namun, tiba-tiba saja Zayn mendengar seseorang yang menyapanya dari belakang.
"Kau sedang mencariku?"
Zayn terbelalak, perlahan ia mulai membalikkan badannya dan memasang wajah terkejutnya.
"Abay..." Kata Zayn dalam hatinya.
Keduanya saling bertatapan, pria yang di duga bernama Abay itu tersenyum miring.
"Hay, Zayn Malik. Senang berjumpa lagi denganmu" sapa Abay sambil mengajak Zayn untuk berjabat tangan.
Zayn menatap kearah tangan kanan Abay dengan wajah datarnya lalu menepisnya secara kasar. Entah kenapa, Zayn merasa sangat emosi.
"Ngapain Lo disini?" Tanya Zayn.
"Hey, tenanglah, kawan. Aku tidak akan mengganggumu" balas Abay dengan nada yang terdengar seperti sedang mempermainkan emosi Zayn.
"Kau memang tidak sedang menggangguku. Tapi, kau sedang mengganggu wanitaku"
"Apa? Wanitamu?" Abay tertawa keras, kemudian kembali melanjutkan kata-katanya," kau pikir, aku tidak tahu jika wanita itu saat ini tidak menjalin hubungan dengan siapapun"
"Jauhi dia atau kau akan menyesal seumur hidup"
"Kau mengancamku?" Tanya Abay sambil tertawa, " kau pikir, aku akan takut dengan ancamanmu"
Zayn mengepalkan kedua tangannya. Tanpa berpikir panjang, tangan kanannya menghantam wajah Abay hingga memar. Ridwan dan Alif yang baru saja menemukan keberadaan Zayn pun terbelalak dan melerainya. Alif menahan Abay sedangkan Ridwan menahan Zayn.
🐸🐸🐸
Abay berjalan sambil memegangi wajah memarnya dengan sedikit mengernyit karena rasa sakitnya. Ditengah perjalanan, ia tidak sengaja berpapasan dengan Zahra yang baru saja sampai di kampus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra I Love You
Novela JuvenilKau mau kemana? kenapa kau menghindar dariku?" tanya Zayn bersama rasa jengkelnya. "Aku mau ada kelas, Zayn..." balas Zahra dengan santainya. "Jangan hadir, khusus hari ini, kita jalan-jalan saja, oke...!" Zayn berkata sambil memainkan kunci mobilny...