6

2.9K 172 28
                                    

Zahra berdiri tegak di depan kampus.ia sedang menunggu angkutan yang akan membawanya sampai ke rumah dan seperti biasa,kedatangannya pasti tidak luput dari godaan para penghuni warkop.

Setelah sampai di rumah,ia mengucapkan salam dan mendapati adik kecilnya yang bernama Yusuf sedang duduk di kursi ruang tamu sambil menjawab salamnya.ia langsung kegirangan melihat bocah berusia sebelas tahun itu.

maklumlah,mereka jarang sekali bertemu karena Yusuf sedang lebih banyak menghabiskan waktunya di pondok pesantren.disana,ia tidak hanya mempelajari ilmu agama tapi ilmu umum pun juga ia pelajari.

"Yusuuuf...",Zahra menyapa dan merangkul adiknya.

Yusuf hanya tersenyum.ia memang tipe anak yang sedikit bicara.

"Kamu datang jam berapa,sayang?".

"Barusan kok kak".

"Gimana hafalannya?sudah sampai juz berapa nih?".

"Eeem...15 juz kak".

"Waaah,Alhamdulillah.kamu hebat banget".

"Masih hebatan kamu lah".

Yusuf berkata seperti itu karena ia tahu jika Zahra sudah hafal 30 juz.Zahra juga alumni pondok itu.

"Sama saja,kamu juga hebat kok".

Tak lama kemudian,ibu mereka datang dan merangkul kedua anaknya.

"Kalian berdua sama-sama hebat,ibu bangga dengan kalian...".

***

"Zayn,menurutmu Fatimah itu cantik enggak?",tanya Ridwan yang saat ini sedang berada di rumah Zayn.kali ini,keduanya sedang duduk santai di sebuah taman samping rumah Zayn.

"Cantik sih...",Ridwan tersenyum mendengar pendapat dari Zayn dan senyuman itu tiba-tiba menghilang ketika Zayn melanjutkan perkataannya,"tapi,sahabatnya juga enggak kalah cantik kok...".

Zayn berada dalam lamunannya setelah mengeluarkan kata itu,tentu saja ia masih terbayang-bayang dengan wajah Zahra yang tanpa sadar sudah mulai mengelilingi otaknya.

"Maksudmu si Zahra?",tanya Ridwan sambil tertawa renyah,"waaah,sepertinya hatimu sudah dikuasai oleh skater berhijab itu".

Kali ini,Zayn mulai tersadar dengan apa yang baru saja ia katakan kepada Ridwan.

"Whaaat?apa yang baru saja aku katakan tadi?sungguh di luar nalar",gumam Zayn dalam hatinya sembari melebarkan matanya,"Tidak juga...".

"Halah,pakai ngeles lagi.sudah jujur saja sama aku,dijamin aman deh".

"Kalau aku bilang enggak ya enggak.aku hanya mengungkap fakta karena dia memang cantik".

"Oooooowh...".

"Aku juga tahu jika kau mulai tertarik dengan Fatimah,aku akan membocorkannya nanti".

"Eiiits...jangaaan?".

"Aku akan membocorkannya....aku akan membocorkannya....",Zayn terus menggoda sahabatnya.

"Dasar si jail...",Ridwan berkata sambil tertawa.

Ini adalah potret kedekatan antara Ridwan dan Zayn.

Ponsel Zahra berdering,telepon itu ternyata dari Fatimah.ia mengajak Zahra untuk mencoba berkunjung ke rombong bakso yang baru saja buka di dekat rumahnya.

Tanpa berpikir panjang,Zahra langsung menyetujuinya karena ia memang penggemar bakso.apalagi Fatimah sudah mempromosikan jika baksonya rasanya enak.ia tak sabar untuk segera mencicipinya.

"Wah,enak banget baksonya",kata Zahra.

"Apa aku bilang?pasti kamu ketagihan mau mampir kesini lagi".

"Pasti dong...".

"Oh iya,kamu cari kerja sampingan kan?kebetulan tadi ada adik kelas nawarin kerjaan.kamu mau?".

"Kerja bagian apa fat?".

"Heeem..."

"Udah jujur aja,bagian apa?".

"Asisten rumah tangga,cukup hari Sabtu dan Minggu doang".

"Aku mau coba deh".

"Kamu serius mau nyoba?"

"Iya...lumayan kan untuk uang jajan biar enggak minta orangtua terus".

"Oh,gitu.yaudah ini alamatnya".

Zahra menerima selembar kertas dari Fatimah.

"Oke,thanks ya.aku mau kesana nanti setelah selesai makan bakso".

Fatimah mengangguk sambil tersenyum.

***

"Bro,sepertinya Zahra adalah tipe gadis yang sulit di takhlukan".

"Aku tahu".

"Lalu,apa kau akan tetap berambisi untuk bisa mengambil hatinya?",pertanyaan Ridwan dibalas dengan tawaan oleh zayn.

"Tentu saja...Zayn adalah sosok pria yang tak terkalahkan jika soal cinta",kata zayn dengan pedenya.

"Waaah,kau masih percaya diri juga ya meski target cintamu kali ini sangat berbeda".

"Harus dong karena sebentar lagi ia dengan sendirinya akan datang menemuiku".

"Oh iya?kapan?".

"Secepatnya...mungkin besok,besoknya lagi atau hari ini juga".

"Kalau berkhayal jangan ketinggian",Ridwan tidak percaya dengan perkataan Zayn.

"Pasang telingamu karena bel rumahku akan berbunyi".

Saat Zayn berkata seperti itu,Zahra sudah berada di depan pintu utama dan ia pun memencet tombol bel.Bi Ijah segera membuka pintu.

Zayn tertawa puas saat terdengar bunyi bel sedangkan Ridwan memasang wajah keheranan.

"Sudah ku bilang,dia akan datang menemuiku kan?".

"Aku tidak akan percaya sebelum melihat wajahnya".

Kali ini,Zahra mulai berjalan masuk ke dalam rumah dan betapa senangnya hati Zayn saat melihat Zahra benar-benar mendatanginya.terlihat dari senyuman lebar yang menghiasi bibirnya.

Ridwan menatap tanpa berkedip,ia seakan tak percaya jika Zahra benar-benar datang.

Zahra mengkerutkan dahinya,ia tak menyangka jika rumah yang ia datangi adalah rumah milik Zayn.

"Hai...beauty",sapa Zayn sambil melesatkan senyumannya yang menggoda.

***

Ayo,dukung terus perjalanan kisah cinta Zayn dan Zahra dengan memberi vote untuk cerita ini...

Jika ada kritik dan saran mohon berkomentar 🙏

Terimakasih sudah mau membaca karyaku... 😀😊

Zahra I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang