"bang bangun udah pagi nih nanti telat loh" panggil seorang laki-laki mengenakan seragam putih-abu membangunkan kakaknya, aksa yang masih tertidur pulas diranjang kamarnya.
Aksa menggeliat-geliat "hhmmm iyaa. Si nino udah bangun, fif?"
"udah kok tinggal pake baju bang" jawab afif sambil berlalu pergi.
Aksa duduk di tepi ranjang sambil menyadarkan dirinya yang masih sulit membuka mata. Dia mengusap kasar wajahnya dan bergegas masuk ke kamar mandi.
"papa masih belum bangun juga om?" tanya nino saat dipakai kan baju oleh afif.
afif sibuk mengancingkan kemeja putih nino "udah om bangunin tadi, paling lagi mandi"
"salah om kancinginnya" teriak nino kesal.
Afif meringis. Padahal sudah sering dia melakukan pekerjaan ini tapi selalu saja salah.
"Nah selesai, ayok kita sarapan" ajak afif membawa nino keruang makan.
"pagi jagoan" sapa aksa saat bergabung sarapan bersama afif dan nino sambil memasang dasi di kemeja putihnya.
"pagi pa" balas nino menghampiri aksa dan memeluknya erat.
Aksa membalas pelukan nino dan kembali duduk untuk sarapan.
"papa mau selai kacang atau coklat?" tanya nino mendekatkan botol selai dihadapan aksa.
Aksa berdeham, menaruh telunjuk didepan bibir sambil berpikir.
"ini deh" jawabnya mengambil botol selai coklat.
"aagghhh om kalah deh" teriak afif tiba-tiba.
Sedangkan nino berteriak "yes" saat melihat aksa memilih selai coklat.
Aksa menggeleng-gelengkan kepalanya heran "jadi kalian taruhan lagi? Kali ini apa?"
"om afif harus ajarin aku main basket"
"basket?"
"iyaa pa aku kan ambil ekskul basket, biar cepet tinggi kayak kalian" jawab nino santai, sukses membuat aksa dan afif terkikik bersamaan.
"jadi kamu udah mulai sibuk ekskul kelas tiga ini?" tanya aksa saat di mobil mengantar nino dan afif kesekolah.
"iyaa pa. Jadi nanti jemput aku nya jangan cepet-cepet" perintah nino.
"siap boss"
"aku juga bakal lebih sibuk bang pelajaran tambahan. Kan udah kelas tiga. Harus lebih fokus" kata afif menyambar.
"iyaa fokus belajar bukan fokus pacaran" ledek aksa sambil tertawa.
"iyaa bener pa. Om afif pacaran mulu tau telpon-telponan di rum..." afif membekap mulut nino supaya anak itu tidak melanjutkan ucapannya.
"aaagghhh" nino menggigit jari afif sampai afif menjerit kesakitan.
Aksa menggeleng sambil tertawa melihat tingkah konyol anak dan adiknya yang selalu seperti itu setiap hari. Baginya membesarkan dan melihat perkembangan mereka setiap hari membuat nya bahagia.
"Maaf papa gak bisa liat penyambutan kelas baru kamu, papa ada meeting pagi ini. Tapi papa janji bakal jemput kamu nanti sore" kata aksa sambil mencium kening anaknya saat tiba didepan gerbang sekolah.
"gapapa pa kan aku udah gede. Aku juga malu dicium papa disini" gerutu nino saat melihat beberapa teman nya bersama orangtua mereka memperhatikan nino dan aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are the Reason (Complete)
RomanceKimmy, seorang wanita penuh cerita hidup yang membentuknya menjadi sosok yang tangguh dan tegar. Membawa aura positif bagi setiap orang yang mengenalnya. Tanpa ada yang tahu bahwa ada rasa kesepian yang tersimpan jauh didalam lubuk hatinya. Perasaan...