TIGA PULUH DELAPAN

1.8K 104 0
                                    

"AFIF?AFIF?" teriakan abdul menggema didalam kelas memanggil-manggil afif yang tengah sibuk bercengkrama dengan rena.

"apaan sih dul? Gue disini. Kenapa teriak-teriak" gerutu afif kesal.

"fif mending lo kebawah sekarang" kata abdul dengan nada suara tersendat-sendat.

"ngapain gue kebawah? Dikit lagi masuk"

Abdul menghela nafas panjang sebelum akhirnya menyeret afif untuk bangkit dari kursinya.

"ikut" kata rena mengekor afif dan abdul dibelakang.

Afif dan rena mengikuti abdul kelantai bawah menuju sudut ruangan, tempat papan mading diletakkan.

Disana banyak sekali murid yang bergerombolan didepan papan mading membuat afif, rena dan abdul harus melewati kerumunan itu dengan susah payah.

"bu kimmy ada apa?" tanya afif bingung saat melihat kimmy berdiri paling depan.

Kimmy tidak menjawab, dia hanya menatap afif dengan wajah bingung.

Kini afif fokus menatap papan mading. Dia tidak kaget, tidak juga bersikap tenang saat melihat foto dirinya dan kimmy dipajang dipapan itu. Yang dipikirkan diotaknya hanyalah siapa pelaku yang dengan beraninya melakukan hal ini. Pasti orang itu bukanlah orang asing. Entah dari pihak afif ataupun kimmy.

Rena sedikit terkejut, tetapi dia tetap bersikap santai disamping afif saat melihat foto itu. Karena sebenarnya dia tahu bahwa kimmy tinggal dirumah afif dan selalu berangkat bareng cowok itu.

Afif membuka kaca yang menutupi papan mading itu dan mengambil satu persatu foto yang tertancap disana.

"ada apa ini ramai-ramai?"

Saat ini afif dan kimmy sedang berada diruangan kepala sekolah. Setelah kedatangan bu teti ditempat mading, beliau meminta mereka untuk datang keruang kepala sekolah dan membahas mengenai foto-foto yang kini sudah berada ditangan kepala sekolah, pak darto.

"bisa anda jelaskan maksud dari foto-foto ini bu kimmy?" tanya pak darto menunjukkan foto-foto diatas meja kearah kimmy.

"ma..maafkan saya pak" desis kimmy lirih.

"saya bisa jelaskan, pak" sahut afif menambahkan.

"baik, silahkan"

Afif mengembuskan nafas pelan "sebenarnya bu kimmy tinggal dirumah saya"

Pak darto dan bu teti saling berpandangan sesaat sebelum akhirnya menatap kimmy dalam-dalam.

"benarkah bu kimmy?" tanya bu teti penasaran.

Kimmy hanya mengangguk pelan. Tidak mampu berkata apa-apa. Kepalanya sakit. Hidungnya terasa terbakar karena pedih akibat flunya yang semakin parah. Dia semakin pening harus dihadapkan pada masalah yang tiba-tiba saja datang.

"kenapa anda tinggal dirumah afif? Ada hubungan apa kalian? Apa afif saudara anda? Atau bagaimana?" pertanyaan yang dilontarkan bu teti pada kimmy semakin membuatnya pusing.

Kimmy sudah tidak bisa lagi berkonsentrasi. Jarak pandangnya kearah bu teti dan pak darto mulai kabur. Sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Dia sudah tidak bisa menahan tubuhnya yang gemetar dan berkeringat dingin.

"bu kimmy, anda dengar saya kan?" bu teti mencoba memanggil-manggil kimmy.

Tatapan kimmy sudah kosong dan seketika saja tubuhnya ambruk kesamping kursi dekat afif.

"astaga bu kimmy kenapa bu?" afif menepuk-nepuk wajah kimmy yang terlihat tidak sadarkan diri.





                           ✴️✴️✴️





You are the Reason (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang