LIMA

3.1K 163 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"gimana tadi di sekolah? Muridnya bandel-bandel ya pasti?" tanya nanda saat menemui kimmy di cafe tempat kerjanya.

"banget coy. Gak ngerti lagi deh gue sama anak jaman now. Kelakuannya ampun-ampun dah" jawab kimmy sambil berdecak heran.

Nanda tertawa geli "gak bisa bayangin gue lo bisa nahan emosi sampe sore. Kasian lo jadi keriput setahun disitu" ledeknya yang dihujani batu es oleh kimmy.

"sialan lo"

Nanda menyesap kopi yang baru dibuatkan kimmy untuknya.

"trus cara lo nanganin nya gimana tuh ntar?"

"masalah ntar mah gampang. Yang penting jalanin yang hari ini dulu. Dan tadi gue udah bisa lalui dengan mulus. Gak tau deh besok besok kerikil segede apa lagi yang bakal gue hantam" kata kimmy sambil mengembuskan nafas pelan.

"tenang aja kim. Gue tahu lo pasti mampu ngadepinnya. Masalah terberat hidup lo aja udah mampu lo hajar apalagi ini cuma bocah-bocah ingusan" ujar nanda menyemangati kimmy.

Kimmy tertawa mendengarnya. Sebenarnya dia tahu nanda hanya bergurau mengatakannya. Karena sejujurnya masalah yang silih berganti datang dihidup kimmy itu belum usai sampai sekarang.

Bersyukurnya kimmy, ada nanda yang selalu siap dua puluh empat jam untuknya bersandar dan berbagi cerita.
Kalau tidak, mungkin kini kimmy hanya bisa dikenang namanya karena sudah menyerah pada hidup dan bunuh diri.

"sayang kamu mau pesan apa?" tanya seorang wanita pada seseorang yang sibuk dengan ponsel ditangannya.

Kimmy yang baru saja selesai mengantar minuman ke salah satu tempat duduk pelanggan bergegas kembali masuk kedalam untuk melayani pesanan lainnya.

"ada yang bisa saya bantu kak, mau pesan apa?" tanya kimmy pada pelanggan yang berada didepannya saat ini.

Kimmy terdiam saat dilihatnya pelanggan itu adalah irene dan ben.

Begitu juga dengan irene, dia langsung menyeringai saat melihat kasir yang melayaninya adalah kimmy.

"ada yang bisa saya bantu?" tanya kimmy lagi dengan sopan.

Irene buru-buru merangkul mesra ben didepan kimmy. Membuat kimmy memutar bola matanya saking sebal melihat sikap lebay wanita itu.

"sayang kita beli minum ditempat lain aja deh"

"loh kenapa?" tanya ben heran, masih berkutat dengan ponsel ditangannya.

Irene berbisik ditelinga ben "katanya kopi disini kurang enak"

Ben terdiam, kali ini pandangannya tidak lagi tertuju pada ponsel dan langsung mengerti maksud irene saat melihat kimmy berada didepannya saat ini.

"mohon maaf mba mas, kalau tidak jadi pesan mohon berdiri disebelah sini karena antrean semakin banyak dibelakang kalian" ucap kimmy mengintrupsi kedua orang itu untuk segera enyah dari hadapannya.

You are the Reason (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang