Cahaya matahari menerobos masuk melalui celah tirai jendela yang sedikit terbuka menggangu ketenangan seorang gadis cantik jelita yang tengah tertidur pulas.
Gadis cantik itu mengucek kedua bola matanya dan perlahan bangun dari posisinya, gadis itu mendudukan badan mungilnya dan bersandar dikepala ranjang, terdiam sesaat dan melirik kearah jendela yang sudah sangat terang, gadis itu masih mengumpulkan sebagian nyawanya yang belum terkumpul semuanya gadis itu masih sedikit malas untuk bergerak karena masih sangat lelah akibat semalam ia menanggis
SUDAH BIASA JUGA!
Tiba tiba terdengar pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang dari luar membuat nya menoleh kearah pintu kamarnya.
"Permisi non sudah siang dan sarapan sudah siap" Kata Bi Ijah pembantu nya dari arah luar kamar
"Baik bi nanti fai turun" Jawa fairish dari dalam kamar
"Baik non bibi permisi" Tidak ada sahutan dari dalam kamar Bi Ijah pun kembali ke dapur.
Sementara gadis tadi yang dipanggil bergegas kekamar mandi setelah itu ia bersiap untuk berangkat sekolah setelah di rasa sudah rapih dan sudah mengecek semuanya barulah gadis itu turun untuk sarapan dan mengambil duduk di depan abangnya.
"Morning bang" sapanya sambil tersenyum dan kemudian memakan roti yang sudah disiapkan Bi Ijah
"Morning" jawabnya cuek
"Habis nanggis lagi" Tanya Aldwin sambil melihat mata adik kesayangannya yang sembab
Fairish terdiam sejenak lalu berkata" Oh yah bang papah mana? kok gak ikut sarapan" Tanya fairish yang malah mengalihkan topik pembicaraan
"Jawab? Bukan ngalihin topik" Ujar Aldwin dengan nada tegas
"Iyah" lirihnya seraya menunduk
"Gak cape nanggis mulu, liat mata kamu sembab kaya gitu"
"Udahlah gak usah sok peduli kaya gituh" Jawab fairish dengan tersenyum sinis
"Seorang abang mana yang ga peduli liat adiknya kaya gini" Tanya Aldwin menatap fairish membuat fairish mengangkat sebelah alisnya
"Terserah" Jawabnya cuek "Papah mana" sambungnya
"Lagi keluar negeri ada rapat penting dan mendadak juga, tadi papah minta maaf gak sempet pamit karna waktu papah mepet banget deadline, gak ada waktu buat nunggu kamu bangun" Papar Aldwin
"Oh, segitu pentingnya rapat papah sampai gak bisa temuin gue sebentar aja, salut!" ujarnya sambil menyunggingkan senyum sinis
"Udahlah gak usah kaya anak kecil fai" Ucap Aldwin
"Anak kecil lo bilang? apa salah gue minta kasih sayang papah dan minta waktu papah sedikit aja bang gak akan buat dia bangkrut jugakan, lebih baik gue tinggal sama bunda dia selalu perhatiin gue bahkan dia ngasih kasih sayang buat gue tanpa harus gue minta bang"Jawabnya dengan emosi
"Udahlah fai jangan kaya gini, papah kerja juga buat masa depan kamu fai dan daneen agar kalian gak hidup susah, please ngertiin posisi papah fai" Ujar Aldwin dengan suara agak tinggi
"Buat fai dan daneen ? Fai gak minta papah kerja keras kaya gini, fai hanya ingin papah selalu ada buat fai bang bukan selalu sibuk dengan bisnisnya, fai pernah bilang hidup sederhana gak akan jadi masalah buat fai bang" Ujar nya fairish dengan agak tinggi fairish bangkit dari duduknya
"Lo gak akan ngerti posisi gue sekarang bang" Fairish langsung melenggang pergi tanpa berpamitan kepada Aldwin, Aldwin melihat punggung fairish yang semakin menjauh, kemudian Aldwin melirik tajam kearah ke 4 bodyquard yang sedari tadi berdiri di sampingnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairish
Teen FictionKonflik besar terjadi di keluarga ALVARD MAHESA membuat kehidupan 2 gadis hancur lebur bagaikan petasan yang dibakar dan menyala membuat suara suara indah namun mengerikan. Mengisahkan tentang anak gadis bernama Fairish Leticia Alvard Mahesa yang ha...