44. Penyesalan Darren (Part 1)

29 1 0
                                    

Fairish selalu menyibukkan dirinya akhir akhir ini di perpustakaan.

Fairish terlalu malas jika harus ikut dengan teman temannya ke kantin, hatinya sedang sangat tidak baik baik saja.

Fairish malas jika harus melihat keramaian, fairish tidak tahu fairish benci keramaian.

Sudah 1 minggu fairish tidak berkabar dengan Darren bukan fairish tidak menanyakan kabarnya, namun darren yang selalu meng read chat nya selalu seperti itu membuat fairish berhenti mengiriminya pesan karena sudah terlalu lelah diabaikan.

Sungguh hari hari fairish sekarang sangat bosan fairish membenci keadaan yang memaksa fairish untuk jauh dari Darren.

Semesta gue rindu Darren.

Fairiah berteriak didalam hatinya begitu keras berharap Darren bisa mendengar nya, bodoh itulah fairish.

"Woii"

"Fai" teriak Adriell untuk kesekian kalianya, membuat fairish tersadar dan memegang dadanya berharap jantungnya masih baik baik saja karena ulah absurd Adriell.

"Ngagetin aja lo virus, kalo gue jantungan gimana coba" Omel fairish tak terima kemudian fairish melempar pulpen kearah Adriell membuat Adriell sedikit meringis karena mengenai jidatnya.

"Sakit ah" Keluh Adriell membuat fairish tersenyum "Bodo, salah lo sendiri si bangunin singa yang lagi gamood" Cibirnya membuat Adriell menatapnya.

"Doyan banget si lo ngelamun akhir akhir ini" Tanya Adriell membuat fairish menatapnya tak suka "Masalah buat lo"

Adriell sedikit berdecih "Lo kangen banget sama Darren?" Tanya Adriell.

"Perlu gue jawab?" Ketus fairish

"Ngapain lo kesini" Tanya fairish karena Adriell tak kunjung merespon ucapannya tadi.

Adriell menatap fairish "Masalah buat lo" Ujar Adriell membalikkan ucapan fairish barusan.

"Rese lo" Kesal fairish sungguh Adriell selalu membuat emosinya meluap luap tak tertahankan.

Adriell menyerahkan sandwihct dan ultramilk kehadapan fairish "Gue bawa ini, harus lo makan lo kan belum sarapan fai" Tegur Adriell

Fairish hanya menatap makanannya saja tidak ada niatan untuk mengambilnya "Ga mau" Tolak fairish "Lagi pula gue ga laper ko" Lanjutnya agar meyakinkan Adriell

Adriell mendengus kesal mendengar jawaban fairish yang selalu sama setiap harinya "Denger kata kata gue, lo boleh patah hati semau lo tapi lo ga perlu ngehukum tubuh lo jugakan? Kalo lo sakit semua orang bakal khawatir sama lo Fai, seengaknya pikirin orang orang yang sayang sama lo, paham!" Kata Adriell dengan bijaknya membuat fairish mau tak mau menerima sodoran makanan dan minunan itu lantas memakannya sedikit demi sedikit walaupun fairih tidak mau.

Pernyataan Adriell bener juga, gue boleh patah hati tapi gue juga harus pikirin kondisi tubuh gue, bang Aldwin pasti bakal sedih liat gue sakit kalo gue selalu bersikap kaya gini, gue terlalu egois buat diri gue sendiri. Hanya untuk Cowo Brengsek menurut orang lain dna bagi gue dia seperti malaikat, gue bodoh banget.

Fairish menyimpan sandwichtnya yang tersisa sedikit lagi lantas meminum susu ultramilknya "Driell?" Ujar fairish membuat Adriell menoleh kearahnya "Apa?"

"Kalo gue putus sama Ka Darren gimana pendapat lo?" Tanya fairish membuat Adriell menaikan sebelah alisnya

"Lo gila" Ucap Adriell

"Gue cape" Lirih Fairish

"Pikirin baik baik yang lo omongin itu fai lo gabisa gegabah gue takut lo yang nyesel sama keputusan lo sendiri." Saran Adriell membuat Fairish terdiam.

Fairish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang