••SOMETHING••

1.5K 123 30
                                    

Maya Genova — Haruskah kumati.

Happy reading ❤❤

Kau datang sebagai pencuri, tiba-tiba saja menerobos tanpa izin dan mengambil sesuatu yang lama tersembunyi.

—La Estrella—

•••

Lala masih sibuk di ruang OSIS bersama beberapa rekannya, mereka baru saja membahas pensi yang akan diadakan saat pergantian ketua OSIS. Iya, Lala sudah harus melepas jabatan itu menjelang beberapa bulan terakhir dia akan disibukan dengan segudang aktivitas pelajaran tambahan di sekolah, belum lagi jika Fika memintanya ikut les private di rumah.

Sedangkan di area lapangan basket para penonton sudah memadati sisi lapangan, hari ini pertandingan basket persahabatan antara SMA Semesta dan SMA Angkasa akan dilangsungkan. Satu hal; Lala melupakan sesuatu karena terlalu sibuk.

Seraya menunggu pemain lainnya datang, laki-laki itu diam di sisi lapangan seraya mengedar pandang, ia mencari sosok yang harusnya sudah terlihat mengingat janjinya hari itu.
Faruk beranjak, ia seperti gelisah dan melangkah meninggalkan lapangan. Faruk sering datang ke SMA Semesta untuk bertanding, ia sedikit paham area di tempat itu, tapi selama beberapa kali datang ke SMA Semesta—belum pernah ia bertemu makhluk seperti Lala, mungkin karena dia juga yang tak terlalu peduli soal urusan perempuan.

Faruk melangkah di koridor utama, ia mendapat tatapan kekaguman dari banyak siswi yang dilewatinya, tapi Faruk seakan tak peduli, jangankan tersenyum—sapaan yang mereka lontarkan saja seperti tak didengar olehnya.

“Ganteng-ganteng budeg kali, ya,” ujar seorang siswi junior yang berdiri di ambang pintu kelasnya.

Faruk terus melangkah, meneliti setiap tempat yang diharapkan bisa menemukan makhluk itu.

“Lala itu kelas dua belas, pasti dia di lantai tiga,” gumam Faruk merasa yakin, ia menapaki tangga hingga tiba di lantai dua, kakinya kembali menjelajah area sekitar. Lagi dan lagi, hasilnya masih nihil. Aturan terakhir Faruk memberanikan diri menuju lantai tiga, sebagai tamu di SMA itu—ia terlalu berani.

“Lo anak kelas dua belas, ‘kan? Tahu kelasnya Lala nggak?” tanya Faruk pada seorang siswi yang baru berpapasan dengannya.

“Lala?”

“Iya, La Estrella.”

“Oh, Lala yang itu. Dia lagi sibuk di ruang OSIS.”

“Ruang OSIS, emang di mana letaknya?”

“Lantai dua.”

Faruk mengumpat dalam hati, ia kembali turun menghampiri lantai dua dan mencari ruang OSIS tempat di mana Lala tengah bernaung dengan segudang aktivitasnya.

Baru saja Faruk tiba di sana, sosok itu juga keluar bersama rekan OSIS lainnya, ia terlihat berbicara dengan Gazza.

“Kalau gitu sampai jumpa besok, La,” izin Gazza seraya berlalu pergi.

Esperance (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang