••INIKAH AKHIR?••

1.1K 102 18
                                    

Hanin Dhiya — Selalu ada.

Maap ya bacanya harus dihayati, author nulis chapter PALING RIBET ini ampe pusing, jungkir balik, khayang, koprol bahkan goyang² antena tetangga.

TAPI BO‘ONG.

HAPPY READING ❤❤

Ada yang hilang saat teriakan itu melengking tajam, takkan kubiarkan kau pergi lagi dan mengizinkanku dihujani kesedihan.

•••

“Mau lo apa, hah!” Ares mulai tersulut emosinya saat menerima panggilan dari Samuel.

“Woles aja dong, Res. Gue cuma mau kasih tahu video yang menyenangkan, pasti lo bakal kagum sama video yang gue bagi.”

Setelah itu panggilan dimatikan dan sebuah video masuk ke whatsapp Ares, ia membukanya dan melihat hal paling mengerikan yang terjadi dalam hidupnya—di mana Lala mendapat kekerasan fisik dari manusia yang Ares benci, rekaman dalam video itu sudah cukup membuat jantung Ares terasa diremas kuat hingga sulit mengatur napas, hatinya sakit dan rahangnya mengatup kuat.

“Bangsat!” Ares melempar ponselnya ke selasar, ia benar-benar tak bisa mengerti kenapa Samuel bisa segila itu terhadap Lala, untuk Ares—memaki Lala saja tidak tega—apalagi sampai melakukan kekerasan pada gadis itu, bagaimana teraniaya gadis itu sekarang. Ares tak terima!

Keanu yang meraih ponsel itu dalam keadaan masih hidup kini melihat sejelas-jelasnya apa yang terjadi dengan Lala, Malik pun mendelik hingga detik berakhirnya video itu.

Keanu menggeleng, “Ini beneran si Lala? Sumpah ini Lala yang ditendang-tendang begitu?”

“Nggak punya belas kasih sama sekali mereka, gue nyentil Lala aja nggak berani. Malah mereka tendang-tendang gitu,” imbuh Malik, ia menatap Ares yang berdiri seraya mengepalkan tangan. “Ini gimana, Res? Lo mau gimana sekarang?”

“Gue habisin mereka pakai tangan sendiri!” janji Ares sebelum menghampiri motornya dan meninggalkan Keanu serta Malik yang kini kocar-kacir menyusulnya menggunakan mobil Keanu, Ares sepertinya sudah kesetanan.

•••

Lala sudah duduk lagi di kursi, gadis itu menatap nyalang para preman—anak buah Samuel yang berjaga di sekitarnya, mana mungkin Lala bisa kabur dalam keadaan terikat seperti itu kecuali dia memiliki ilmu sihir dan bisa menghilang dalam satu kedipan mata. Mereka hanya orang-orang bodoh—yang hanya bisa melakukan sesuatu tanpa berpikir lebih dulu, tapi menggunakan otot serta baku hantam.

Lala merasakan beberapa bagian tubuhnya sangatlah sakit—khususnya di bagian punggung dan betis kirinya yang sempat diinjak tanpa belas kasih oleh Samuel, bahkan sepatu yang digunakan Samuel tampak seperti boots dan bisa dipastikan benda itu berat.

Lala teringat saat ia mengobati Ares malam itu di rumahnya, bagaimana sejelas itu ia melihat luka-luka di tubuh Ares—juga memar kebiruan di punggungnya, Lala jadi ingin menangis lagi. Jika Ares telah menerima rekaman video itu pasti akan datang ke sana, dan Lala benci semua itu! Ia tak ingin Ares masuk lagi dalam lingkaran perkelahian apalagi tawuran yang mengerikan, harusnya Lala tak bodoh mengikuti keinginan Faruk tadi—dan semua juga tak sepenuhnya salah Faruk, dia hanya ingin menjaga adiknya.

Esperance (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang