••MAKHLUK ASING••

3.9K 290 110
                                    


Happy Reading ❤❤❤

Dunia sudah berputar sebelum aku dilahirkan, anggap saja kita tak pernah saling menemukan.

•••

Ujung almameter biru navy yang digunakan remaja bertindik di telinga kiri itu terus berkibar karena embusan angin menyapa saat ia mengendarai motor besarnya dengan santai di jalanan lenggang pagi ini, di balik helm merah yang melindungi kepalanya—sepasang manik hitam meneduhkan berlindung dari debu jalanan, senyumnya pun terukir meski tak ada orang lain yang melihat.

Hingga motor merahnya masuk melewati gerbang SMA Semesta, banyak orang yang mulai memperhatikan—khususnya siswi yang lama mengenal sosok Antares Gema, remaja kelas dua belas tersebut turun dari motornya setelah menemukan tempat parkir yang pas, ia membuka helm dan menyugar rambut hitam legamnya yang sedikit acak-acakan, tapi tetap saja membuat beberapa siswi berdecak kagum bahkan memujinya dengan berbagai kata, padahal remaja enam belas tahun itu terkenal playboy di SMA Semesta.

Dengan santainya Ares melangkah melewati siswi kelas sepuluh di koridor utama yang bisa dilalui siapa saja, mereka akan melangsungkan MOS pertama pagi ini, dan Ares menjadi salah satu senior yang akan menggencet juniornya dengan sesuka hati. Bukankah kebanyakan senior seperti itu? Berkuasa di atas segalanya atau pamer pada adik kelas bahwa mereka harus tunduk setelah peloncoan itu berlaku.

Terdengar bisik-bisik para siswi yang menghampiri indera pendengarannya hingga Ares pun tersenyum karena apa yang mereka katakan.

"Jadi itu yang namanya Kak Ares?"

"Oh My God! Ganteng banget."

"Katanya playboy gitu yah?"

"Ganteng sih, gemes jadinya."

"Yang udah punya pacar minggir, biar jomlo beraksi."

"Hush! Masa depan gue itu."

Anggap saja Ares adalah pusat semesta, jadi banyak yang akan menujunya dengan senang hati. Di mana ada Ares pasti banyak bisikan atau gadis yang mendekatinya meski mereka kenal betul sifat Ares, yang penting mereka bisa berdekatan dengan manusia tampan dan numpang tenar untuk sesaat. Atmosfer kehadiran Ares selalu mendominasi percakapan para siswi di sekolahnya, dan Ares selalu bangga karena dipuja oleh kaum hawa.

•••

Brak!

Dengan mudahnya Deby membuka pintu ruang OSIS secara paksa tanpa peduli bagaimana keadaan gadis di dalamnya, tanpa peduli bagaimana temannya bisa mati jantungan atau kaku berdiri setelah Deby melakukan hal yang sepantasnya bisa ia pindahkan untuk menggrebek pasangan mesum. Padahal di dalam ruang OSIS hanya ada Lala, gadis itu bahkan bergeming meski Deby sudah membanting pintu, salahkan headset yang menyumpal telinga gadis berambut panjang itu.

"Lala!" Lengkingan suara Deby menggema di ruangan besar itu. "Demi Valak yang lebih mirip ibu-ibu mau kondangan apalagi make up-nya ketebelan cuma menyeramkan, lo ngurusin apa aja di sini, Baby?"

Esperance (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang