••CACI DAN MAKI••

2.6K 208 46
                                    

Terlalu semangat, jadi double up.
Jangan bosan ya.

Happy reading ❤❤

Jangan lakukan hal sia-sia,
Untuknya yang menganggapmu bukan apa-apa.

•••

Karena motornya harus masuk bengkel melewati rutinitas perbaikan tiap dua bulan sekali, akhirnya Lala diantar oleh Ibra ke sekolah, sekalian laki-laki itu menuju kampus karena satu arah.

Mereka berhenti di depan gerbang, Lala lantas turun dan memberikan helm yang tadi dipakainya, ia merapikan rambut panjang terurai.

“Kalau gue masuk ke sana, banyak yang naksir gue apa enggak, yah, La?” tanya Ibra begitu percaya diri.

Lala mencebik, “Siapa juga yang mau naksir manusia kayak lo, kerjaannya naro upil di kulit orang. Pergi sana!”

Koreng onta! Lo aja yang cantik nggak punya pacar!” Ibra menatap beberapa siswi yang melewati mereka berdua.

“Bisa nggak sih, Bang! Jangan ngajak debat, udah sana pergi, atau perlu gue tendang sampai ke Terusan Panama, hm?”

“Untung aja lo anak bunda, ngeri gue lama-lama.” Ibra memutar kunci motornya lantas melaju pergi dari hadapan Lala, di mana pun segala tempat sepertinya memang cocok untuk adu argumen keduanya.

Lala yang sudah tenang kini melangkah melewati gerbang sekolah seraya mengikat rambutnya, ia paling tak suka membiarkan mahkota itu terurai bebas—risih.

“Jadi itu pacar Kak Lala? Ganteng juga ternyata,” celetuk seorang siswi kelas sebelas yang kini menyamai langkah Lala.

Seniornya itu jelas mengernyit, “Pacar? Siapa yang kamu maksud pacar aku?”

“Ya ampun, baru juga anterin Kakak tadi, ’kan? Masa udah lupa.”

Si Ibra, gila! Bangga banget si Ibra dikata pacar gue, batin Lala tersenyum tipis.

“Mohon maaf sebesar-besarnya, ya. Tadi itu abang aku, bukan pacarnya.” Setelah berkata demikian, Lala melangkah lebih cepat menghampiri koridor, terserah jika adik kelasnya menganggap dia sombong, Lala paling tak suka bicara dengan orang asing.

Setelah empat hari MOS berlangsung, hari ini adalah hari terakhir, kebetulan pihak OSIS telah menentukan acara khusus yang dilaksanakan di lapangan sekolah. Ada banyak stand ekskul berjejeran seperti penjual makanan, masing-masing stand menerima pendaftaran anggota baru pada ekskul yang telah menjadi aktivitas tambahan di SMA Semesta. Ada ekskul musik, renang, lukis, dance, karate ..., dsb.

Kebetulan Lala anggota ekskul renang serta dance, dan dialah yang menjadi ketua ekskul renang, tapi Lala sengaja menyuruh orang lain untuk melakukan tugasnya dulu, ada hal lain yang perlu diurusnya, karena Lala memang hanya punya satu kata; sibuk.

Ia yang masih berdiri di koridor lantai tiga bisa melihat banyaknya animo junior yang memadati lapangan, meski matahari mulai berarak menuju tahtanya, tapi mereka semua terlihat bersemangat. Lala menghampiri loker untuk meletakan shopping bag yang ia bawa dari rumah, isinya hanya kaus renang karena hari ini kebetulan jadwal pelaksanaan kegiatan itu.

Esperance (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang