••FARUK SAKIT••

1K 95 15
                                    

Happy reading ❤❤

Kau datang sebagai penghibur yang baru, menemaniku melewati hari-hari kelabu.

•••

Lala sudah bersiap untuk berangkat sekolah, ia memasang helm setelah duduk di jok motornya, tapi bunyi ponselnya mengusik hingga ia mengalah dan mengambil benda itu dari ransel.

Terlihat nama Faruk tertera di sana, ada apa pagi-pagi remaja itu sampai meneleponnya.

“Hallo, ada apa?”

Gue sakit, La.” Suara parau itu terdengar jelas, sepertinya Faruk tak bohong.

“Sakit? Kalau gitu share location aja ya, gue ke situ sekarang. Masih ada waktu sebelum ke sekolah.”

“Iya, La.”

Panggilan itu berakhir dan Faruk mengirimkan screen shoot lokasi rumahnya kepada Lala, segera gadis itu melajukan motornya ke tempat yang ia tuju.

Kebetulan di persimpangan jalan masih ada penjual bubur ayam, alhasil Lala membelinya untuk Faruk.

Motornya berjalan membelah kota Jakarta kala pagi tiba, di mana kemacetan sering terjadi, beruntungnya Lala cukup tahu gang-gang kecil yang bisa ia terobos untuk menghindari kemacetan hingga motornya memasuki kawasan tempat tinggal Faruk, gadis berambut panjang itu menghentikan motornya di depan rumah berlantai dua warna putih.

“Permisi, ini benar rumahnya, Faruk?” tanya Lala pada seorang wanita yang kebetulan melewatinya.

“Iya, itu rumah Faruk.”

“Makasih, Bu.” Lala turun dari motor seraya melepas helm dan meletakannya di atas spion, ia membawa bubur ayam yang dibelinya tadi dan melangkah melewati gerbang yang terbuka lebar.

Pintu rumah Faruk juga terbuka, terlihat Shanty berserta perawatnya ada di beranda rumah, sepertinya wanita itu tengah menikmati udara pagi.

Assalamualaikum,” sapa Lala menghampiri keduanya.

Perawat berusia sekitar 25 tahunan itu tersenyum, “Waalaikumsalam, cari siapa ya?”

“Saya Lala, teman Faruk. Katanya dia lagi sakit.”

“Mas Faruk? Masuk aja ke dalam.”

Lala menatap Shanty sesaat, kondisi wanita itu seperti terakhir kali mereka bertemu—diam dalam kekosongan seperti tak punya nyawa, tapi matanya terbuka. Lala menghela napas, mungkin kehidupan Faruk memang tak semudah itu.

Lala masuk ke rumah, ia menatap keadaan sekitar sebelum menemukan deretan foto yang sengaja dipajang pada dinding ruang tamu, dari ukuran kecil hingga yang paling besar seolah sebuah galeri foto. Lala mengamati satu per satu foto itu, ada banyak foto Faruk masa laki-laki itu balita hingga remaja, juga foto Shafa dan Metta yang belum Lala kenal. Foto terbesar yang dipajang pada bagian tengah adalah foto pernikahan Shanty dan Ibnu, terlihat sangat serasi.

Esperance (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang