Happy reading ❤❤
Tuhan tak akan pernah tidur, ia tahu kapan kau harus mulai berubah, tahu diri dan pedihnya memperjuangkan.
•••
Peserta pengikut ekskul musik baru saja dibubarkan setelah mereka ikut berlatih bersama Ares, Keanu dan Malik. Kini hanya ada mereka bertiga di dalam ruangan besar itu, terlihat Malik masih duduk di balik kumpulan drum seraya memukulnya dengan kedua stik yang ia pegang hingga terdengar bunyi yang cukup selaras, Malik memang lihai memainkan drum karena suatu saat ia berharap akan ada sebutan drumer terbaik se-Indonesia untuknya.
Sedangkan Ares dan Keanu sibuk dengan ponsel masing-masing, mereka duduk bersebelahan di antara banyaknya baris kursi yang tersedia, biasanya Ares akan sibuk berbalas chat dengan pacarnya, tapi kali ini tidak. Ares justru sibuk dengan game online yang telah lama ia instal dalam ponselnya meski baru kali ini ia mainkan, karena kadang berbalas chat dengan pacarnya lebih asyik ketimbang game online—khusus bagi Ares.
Keanu mulai melirik temannya, ia juga sama dengan game online, sejak putus dari Lisya—ia tak pernah berhubungan dengan gadis lain, dan itu tampak aneh karena biasanya Keanu mudah mendapatkan pacar. Apa ini yang disebut gagal move on?
“Tumben banget main game, pacar lo pada ke mana?” tanya Keanu mengusik Ares.
“Nggak ada,” sahut Ares tanpa menoleh, ia sangat fokus dengan permainannya.
“Nggak ada gimana? Stok lagi kosong? Gampang, Jakarta luas, lo masih bisa cari beragam model. But, kalau mau yang modelnya kayak pacar Malik—lo harus nyari di pesantren.”
Sejurus kemudian stik drum menyentuh kening Keanu hingga ia mengaduh kesakitan.
“Kampret! Kurang ajar banget lo, Mal!” pekik Keanu seraya mengusap keningnya yang sakit.
“Jangan gosipin gue di depan mata, suka erosi soalnya.” Malik memasang raut datar seraya mengambil stik miliknya di atas selasar setelah terjatuh oleh Keanu, Malik kembali pada urusannya.
“Sensitif banget lo, jangan-jangan lagi tanggal merah lagi!” celetuk Keanu, ia menatap Ares lagi dan baru ingat kalau Ares tak menjawab pertanyaannya tadi. “Lo jomlo beneran, Res?”
“Hm.”
“Serius?”
“Hm.”
“Demi apa? Lo nggak salah?”
“Hm.”
“Gue ngomong sama Ares apa Nisa Sabyan sih ini.” Keanu merebut ponsel Ares, membuat si empu mendelik. “Kita ngobrol dulu, juragan.”
“Juragan mantan.”
“Nah, itu pinter. Ada faedahnya juga Om Fredy sekolahin elo ya, Res.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Esperance (completed)
Action"Aku bukan dermaga, tak usah berlalu-lalang." #91 teenfiction 6 Mei 2019 #51 fiksi remaja 6 Mei 2019 Lala tahu siapa Ares, remaja yang pernah jadi teman masa kecilnya semasa Ares tinggal di Jakarta hingga setelah lulus SD Ares terpaksa pindah ke Ban...