Berita panas

67 5 0
                                    

Sebelum itu ada pemberitahuan nih, di part ini alurnya maju mundur, jadi harap baca dengan teliti dan pelan-pelan.

***

Awan mendung terlihat di atas sana menyambut para siswa siswi yang hendak berangkat sekolah. Sama halnya seperti awan mendung tersebut, raut wajah Cinta juga semendung awan di atas sana. Dia terlihat lemas menyusuri koridor sekolah yang Dia lewati.

Hari ini sekolahnya terlihat sangat aneh dan terasa panas meski cuaca lagi mendung-mendungnya.

"Itu tuh anaknya, katanya udah mempermalukan keluarga Lody."

"Oh iya dia, kejam banget sih dia."

"Tega banget sih sama sahabat sendiri."

"Itu Cinta yang sok baik itu kan? Dih.... Wajah cantik kok hati busuk."

"Kasihan Lody, keluarganya harus menanggung malu dengan teman-teman kantor perusahaan nyokap bokap nya."

"Jadi cewek kok ya gitu banget sih."

"Kayaknya dia cuma numpang tenar sama Lody."

"Itu tuh si Cinta, si busuk hati dan numpang wajah doang sama Geng Langit."

"Wajah sih cantik, tapi maaf hatinya sebusuk sampah."

Begitulah bisikan siswa siswi sepanjang koridor saat Cinta melewati mereka semua, entah mengapa kejadian kemarin malam sudah tersebar luas seantero SMA Nusa Cendekia.

Cinta mendengar dengan jelas semua perkataan bak netizen yang kebanyakan makan cabe, Dia lantas segera mempercepat jalannya agar segera sampai di kelasnya.

Dia langsung menenggelamkan wajahnya di atas meja, Dia muak dengan omongan semua siswa di sepanjang koridor.

"Cin!" heboh Candri di ambang pintu dengan raut wajah yang terlihat khawatir.

***

Novita dan Mila keluar dari minimarket di dekat rumah Lody, mereka terlihat puas dengan belanjaan mereka.

"Eh bentar-bentar," cegat Novita.

"Apaan sih Nov, gue pengen cepat makan samyang yang gue beli nih," kesal Mila.

"Ih bentar dulu, itu lihat, kayaknya sudah terjadi sesuatu di pestanya si Luna," tebak Novita.

Mila lantas mengarahkan matanya kearah halaman rumah Lody.

"Ohh jadi benar itu semua adalah ulah lo?" tanya Lody tiba-tiba memotong perkataan Cinta pada sang penelepon.

Mata Cinta terbelalak lebar mendengar suara Lody yang tiba-tiba muncul.

"Lod, ini gak seperti yang lo dengar Lod," bela Cinta.

"Kayaknya tadi gue denger lo seneng banget karena telah menghancurkan kebahagiaan adik gue."

"Lod lo belum dengar semua perkataan gue, lo juga belum dengar perkataan gue dari awal sama dia, gue mohon lo dengar dulu penjelas....."

"Lo kenapa harus ngelak terus sih Cin," kata Azkiyya yang datang ikut menyusul Lody, "gue jadi saksi mata Lod saat dia ketemuan dengan seseorang dan menyerahkan kotak kado tersebut, gue awalnya tidak curiga gue kira hanya sebatas teman, tapi ternyata dia berniat busuk sama lo dan keluarga lo," lanjut Azkiyya sambil menatap sinis kearah Cinta.

Senyum licik berhasil tercetak di wajah Novita setelah mendengar pertengkaran mereka, Dia sudah menyimpulkan kejadian yang terjadi di dalam sana.

Mila menatap aneh kearah Novita.

"Kenapa lo senyam senyum seperti gitu?"

"Gue punya rencana," jawab Novita.

"Rencana apa?"

"Udah lo lihat saja besok apa yang akan terjadi di sekolah, dan gue saranin sebelum ke kelas lo harus baca mading sekolah terlebih dahulu," jawab Novita dan langsung pergi meninggalkan Mila yang masih terdiam mencerna perkataan Novita.

"Ah bodo amat lah, yang penting gue nurut aja," gerutunya dan langsung lari mengejar Novita.

***

Azkiyya dan Candri baru saja sampai, mereka sedikit bingung dengan keramaian yang terjadi di depan mading sekolah tanda kutip sepagi ini.

"Ada apaan tuh?" tanya Candri.

"Udah ayo lihat, diam saja gak guna lo," jawab Azkiyya sambil menarik tangan Candri dan beranjak menuju mading sekolah.

"Permisi!" ucap Azkiyya sedikit berteriak agar bisa menembus siswa siswi yang juga penasaran dengan informasi yang ada di mading.

SAMPAH!! GAK TAHU MALU!!
Gara- gara lo harga diri Lody dan keluarganya hancur!! Dasar perempuan penyebar teror!!

"Iya benar nih! Nyokap gue kemarin juga diundang, dan nyokap gue juga bilang kalau kadonya si Luna itu potongan ular gitu," timpal salah satu siswa.

"Iihhh serem banget! Itu ulahnya si Cinta?"

"Kalau berdasarkan tulisan di mading, ya siapa lagi kalau bukan dia."

"Tega banget sih!"

Azkiyya dan Candri dibuat tercengang setelah membaca mading tersebut lengkap dengan foto Cinta. Mereka tidak menyangka ada orang yang berani ikut campur permasalahan orang lain dengan sangat teganya.

Tak perlu waktu lama, Candri segera keluar dari kerumunan dan segera menuju kelasnya, Azkiyya lantas mengekor dari belakang.

"Cin!" heboh Candri di ambang pintu dengan raut wajah yang terlihat khawatir.

Dia segera menghampiri Cinta, Dia merasa tak tega sahabatnya mendapatkan hal seperti ini. Candri sudah mengetahui semuanya, Azkiyya telah bercerita dan meminta maaf kepada Geng Barber atas kejadian kemarin malam, syukurlah Geng Barber memaafkannya meski terlibat perselisihan yang cukup panas.

"Cin! Ke.... Kenapa berita itu bisa tertempel di mading sekolah?" tanya Azkiyya dengan napas ngos ngosan.

Cinta hanya menggeleng lemah dengan posisi kepala masih dia tempelkan di atas meja.

"Gu.... Gue minta maaf Cin, ini semua gara-gara gue," sesal Azkiyya.

"Bukan salah lo," lirih Cinta.

"Tega banget sih tuh orang, berani sekali ikut campur di kehidupan orang lain, awas saja kalau sampai ketemu gue bully habis-habisan," geram Candri.

"Cin lo gapapa kan?" tanya sahabatnya yang baru datang secara bersamaan.

"Siapa sih yang nempel informasi itu?" tanya Hanun.

"Cin lo gak usah sedih masih ada kita disini," ucap Ilma berusaha menenangkan.

Feni ikut menimpali perkataan Ilma, "Iya Cin, udah gak usah didengarkan perkataan mereka."

"Gue doakan yang nempel informasi itu kena karma nya sendiri, kalau perlu lebih kejam lagi," kesal Dinda.

"Pasti, lo tenang saja, karma masih otw naik sepatu roda," ucap Fitra tak berdosa.

Cinta mendengar semua perkataan sahabatnya, tanpa terasa air matanya menetes mendengar pembelaan sahabatnya padanya, Dia sedikit bernafas lega, setidaknya masih ada orang yang peduli dan mengerti perasaannya, ia adalah Geng Barber sahabatnya sendiri.

Azkiyya menatap para sahabatnya dengan tatapan sendu, "ini semua salah gue, semua masalah ini berawal dari gue, kalau saja gue gak keterlaluan mungkin hal ini gak akan terjadi."

"Udahlah Az, nasi sudah menjadi bubur, gue gapapa kok," lirih Cinta.

****

Love you readers ❤

Vote dan komen yaaa....

Maaf atas kesalahan penulisan dari author...

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang