"Kurang ajar!" umpat Gifran pada Naufal.
"Kenapa? Impas kan?" ujar Naufal.
"...."
"Impas. Lo sudah ngerebut kebahagiaan gue, sekarang lo terima balas dendam gue. Dan lo harus mendekam di dalam penjara, kalau perlu sampai membusuk!" lanjut Naufal tajam.
Gifran merasa ditipu, sorot matanya mulai tajam. Dia tidak bisa menerima semua ini. Ini lebih mengejamkan daripada apapun, usahanya untuk merenggut kebahagiaan orang lain justru dirinya lah yang menjadi korban oleh sahabatnya sendiri.
"Munafik!" umpat Gifran penuh penekanan.
"Gapapa gue munafik, yang penting misi gue selesai."
"Dan lo memang layak mendekam di dalam penjara," ucap Fahmi yang kini sudah berdiri di ambang pintu.
Semua mata menyorot ke arah Fahmi, terkhusus Geng Kapak yang merasa asing dengan Fahmi.
"Tangkap dia pak!" suruh Fahmi.
Mereka semua tak menyangka jika Fahmi membawa dua orang polisi, pasalnya itu diluar rencana mereka. Dan kini dua polisi itu telah siap siaga menangkap buronan yang telah lama mereka cari.
Gifran yang melihat polisi tersebut terkejut luar biasa. Dirinya mencari celah untuk melarikan diri. Lody yang melihat itu langsung bertindak cepat untuk menyuruh seluruh anggota gengnya menutup pintu dan turut mengepung Gifran agar dia tak bisa kabur lagi.
Polisi berhasil menangkapnya.
"Saya tidak bersalah pak, saya dijebak oleh mereka!" berontak Gifran.
"Kami akan menjelaskannya di kantor, sekarang kamu harus ikut dengan kami!"
Kini polisi telah membawa Gifran menuju kantor polisi. Geng Kapak masih diam tak berkutik melihat ketuanya ditangkap, mereka seakan kehilangan hidup.
Satu masalah selesai, kini saatnya tugas Geng Langit dan Cinta menyelesaikan dalang dibalik teror itu.
Naufal yang menyadari dirinya ditatap tajam oleh geng langit langsung membalikkan badannya menghadap penuh ke arah mereka.
"Sekarang apa mau kalian? Gue siap menerima balasan dari kalian, karena balas dendam gue telah terselesaikan," ucap Naufal.
"Lo ha....." perkataan Lody terhenti ketika melihat Cinta mulai melangkahkan kakinya mendekati Naufal.
"Lama tak jumpa, ternyata lo banyak berubah ya," ucap Cinta setelah berada di hadapan Naufal.
Naufal terdiam, hatinya sama sekali tak berubah. Kenangan masa kecilnya kembali terputar dalam benaknya, seakan Cinta benar-benar teman masa kecilnya yang penuh kenangan. Rasa rindu dan sedih terus bergelut dalam hatinya.
Cinta melangkahkan kakinya kembali, "lo tau gak Nu? Waktu lo pergi, gue sangat rindu dihibur oleh lo. Gue rindu semuanya, gue berharap suatu saat nanti gue bisa bertemu dengan lo lagi. Tapi sayang, semua itu hanyalah angin berlalu," ucapnya.
Naufal tak menjawab, dia hanya memperhatikan Cinta melangkahkan kakinya mengitari ruangan yang telah menjadi markas gengnya ini.
"Bukan kebahagiaan yang gue dapat, tapi penderitaan. Tapi gue seneng, karena dengan itu gue bisa balas budi dengan cara membuat lo bahagia," Cinta membalikkan badannya lantas tersenyum tulus ke arah Naufal.
Naufal terkejut mendengar ucapan Cinta apa lagi melihat senyuman yang sudah lama tidak dia lihat. Ada rasa bersalah dihatinya, namun segera dia buang jauh-jauh karena itu memanglah kesalahan Cinta.
"Gue kira lo akan khawatir sama gue semenjak lo pergi, namun ternyata lo justru ingin membuat gue lebih menyedihkan. Tapi gapapa kok Nu, gue sudah memiliki mereka. Geng Langit dan Geng Barber yang selalu ada buat gue dalam keadaan apapun, sama seperti lo dulu yang selalu ada saat gue sedih," lanjut Cinta yang kini sudah berdiri di depan Geng Langit dan Feng Barber.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Cinta [END]
Teen Fiction#2 in fakesmile 12-29-18 Masa lalu mungkin bisa dilupakan, namun tak selamanya semua harus tentang masa lalu. Ada kalanya apa yang telah kau dapatkan hari ini haruslah diperjuangkan dan dipertahankan. Karena setiap orang memiliki prioritasnya masin...