[ Flashback on ]
2 minggu yang lalu.
Sebuah rooftop sekolah mereka jadikan tempat untuk menyatakan hal penting yang tak harus semua orang tahu. Disinilah mereka berada, dua orang yang ingin mengutarakan kegundahan hatinya pada sahabatnya yang sudah lama saling kenal.
Mereka disini karena mereka merasakan ada hal aneh akan perasaan diantara mereka, Lody yang menyadari hal itu ingin sekali mengetahui dan meluruskan kegundahan hatinya selama ini.
"Jujur sama gue, lo sekarang lagi dekat sama siapa?" tanya Lody to the point.
"Gue? Gue gak dekat dengan siapa pun, semua gue anggap teman doang," jawab Sayip.
"Gue ingin lo jujur sama gue."
"Tapi gue memang nggak lagi dekat dengan siapapun Lod."
"Jauhin dan lupakan Cinta kalau lo mau!!" Lody langsung meluncurkan pernyataan yang membuat Sayip terkesiap mendengarnya.
"Apa?? Lo apa-apaan Lod, kenapa? Dia teman gue, gak mungkin gue jauhin dia sedangkan gue sekelas sama dia, yang ada teman-teman yang lain curiga sama gue."
"Kenapa lo gak terima? Dan kenapa lo harus takut yang lain curiga sama lo? Kalo lo memang gak ada hubungan apa-apa sama dia lo pasti bisa kan ngejalanin itu," Lody melirik kearah Sayip. Mungkin kini dirinya memang egois, tapi hatinya tak bisa lagi dia biarkan seperti itu.
"Ya.. ya gu... gue memang gak ada hubungan apa-apa sama dia, tapi gue teman dia, gue sekelas sama dia, dan apa respon teman-temannya nanti kalau gue tiba-tiba bersikap seperti itu," Sayip sama sekali tak mengerti akan jalan pikiran Lody. Bagaimana seorang sahabat bisa tiba-tiba bersikap dingin tanpa alasan yang jelas?. "Dan lo juga harus mikir sebelum bertindak, ini bukan hanya tentang perasaan, tapi ini juga hubungan pertemanan gue," lanjut Sayip.
"Kalau gitu, lupakan saja dia, lo tetap berteman baik dengan dia tapi lo harus hapus perasaan lo ke dia."
Sayip merasa ada yang aneh dengan perkataan Lody. Pembicaraan ini bukan lagi mengatasnamakan persahabatan, namun diatas nama perasaan. Selama bersahabat dengan Lody, baru kali ini mereka berbincang dengan sangat serius. Bahkan dulu mereka tak pernah seserius ini dalam menghadapi soal perasaan.
"Lo punya hubungan apa sama dia? Pacar juga bukan, teman doang iya, terus kenapa lo harus ngatur perasaan orang lain yang jelas-jelas gak berhak lo atur?"
"Jaga omongan lo!! Gue lagi gak ingin berkelahi sama lo," jawab Lody seketus mungkin dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Pandangannya memandang jauh kearah depan.
"Kenapa lo harus marah sama gue? Betul kan yang gue bilang, lo juga hanya sebatas teman, gak lebih," jawab Sayip yang menekankan kata teman. Karena memang sampai saat ini, keduanya hanyalah hubungan sebatas sahabat tidak lebih.
"Itu gak ada urusannya sama lo!!"
"Berarti lo juga gak punya urusan dengan perasaan gue, jadi lo berhenti seolah-olah lo ngatur hidup gue."
Skakmat!! Sayip membalikkan perkataan Lody dan mempu membungkam Lody beberapa detik. Jika Lody tak ingin diatur, itu berarti Lody juga tidak punyak hak untuk mengatur perasaan orang lain. Dan itulah kenyataan pahitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Cinta [END]
Fiksi Remaja#2 in fakesmile 12-29-18 Masa lalu mungkin bisa dilupakan, namun tak selamanya semua harus tentang masa lalu. Ada kalanya apa yang telah kau dapatkan hari ini haruslah diperjuangkan dan dipertahankan. Karena setiap orang memiliki prioritasnya masin...