***
"Selayaknya titik dan koma, memang berbeda namun memiliki arti yang dalam, antara berakhir atau bertahan,
Aku dan kamu mampu mengatasnamakan kata cinta untuk ku ubah menjadi kita," Lody menatap dalam bola mata Cinta dengan penuh keyakinan.
Karena aku, kamu dan cinta tidak akan pernah terpisahkan.
Perkataan itu terus terngiang dalam benaknya saat angin sejuk menerpa wajahnya. Memori itu masih terekam dengan jelas. Hatinya tak pernah menyangka jika gadis itu masih mendiami hatinya disaat semua luka yang dia berikan.
Dan kisah ini berawal saat kisah persahabatan menjadi jembatan kisah cinta ini......
***
Seorang gadis manis dengan rambut hitam, bulu mata lentik dan tubuh yang feminin di usia remajanya saat ini. Dia berdiri di depan cermin menatap pantulan dirinya yang sudah terbalut seragam sekolah di pagi yang terbilang sangat cerah ini. Libur semester sudah berlalu cukup lama, kini saatnya kembali ke sekolah dengan suasana kelas yang baru. Dia adalah gadis manis berlesung pipi bernama Cinta.
Dia kini duduk di kelas XII-IPA 3, SMA Nusa. Gadis itu cukup terkenal karena kecantikan dan kemurahan senyumnya. Ditambah lagi dia menjadi yang paling dominan di dalam sahabatnya yang dia beri nama Geng Barber.
"Eh itu bolpoin gue kenapa bisa ada di lo?" bentak Cinta pada Lody.
"Ya mana gue tau, gue aja nemu tadi di lantai," ucap Lody santai seakan tak peduli pada pelototan tajam dari Cinta. Dia terus menuliskan huruf pada bukunya tanpa terganggu sedikit pun.
"Huh dasar batagor, kembaliin!!" Cinta berusaha merebut bolpoin itu dari tangan Lody.
"Enak aja lo, ini bolpoin udah jadi hak gue," tangan Lody berusaha mempertahankan bolpoin temuannya. Baginya menemukan bolpoin itu adalah harta berharga. Bukan salahnya jika barang itu kini menjadi haknya, salahkan saja pada pemiliknya yang tidak pandai menjaga barangnya.
"Tapi itu punya gue, haram entar kalo lo pakai."
"Bodo amat."
"Dasar ya lo, demi batagor rasa kejunya Bang Ujang update gue gak bakal ikhlasin tuh bolpoin," kesal Cinta sambil berlalu menuju bangkunya kembali.
"Dasar upil singa, bolpoin jelek kayak gini sampai segitunya, udah isinya hampir habis lagi," gumam Lody sambil menatap bolpoin temuannya.
"Alaahh udahlah gak perlu dipikirkan, Cinta mah emang gitu," ucap Ilma yang tempat duduknya tak jauh dari bangku Lody.
"Ketua geng kami cocok ya sama lo?" ledek Azkiyya pada Lody.
"Cocok pantat lo! Ya kali gue cocok sama panci karatan," ujar Lody dengan tatapan tajam kearah Cinta yang berada sedikit jauh dari bangkunya.
"LODYYY!! GUE DENGAR!!" teriak Cinta yang kini sudah melotot kearah Lody.
Lody dan teman-temannya terkejut mendengar teriakan Cinta. Hal itu sudah menjadi makanan sehari-hari di kelas XII IPA 3. Terkadang baik-baikan, tapi juga seperti saat ini yang berujung pada perdebatan diantara keduanya.
Di lain sisi, Sayip memperhatikan perdebatan kecil antara Cinta dan Lody. Ada rasa sedih dan terluka melihat kedekatan mereka, namun dia sebisa mungkin untuk terlihat bahagia dan selalu tertawa dihadapan teman-temannya.
"Kenapa lo? Senyum-senyum sendiri, kerasukan?" tanya Omri yang sudah duduk di samping bangku Sayip.
"Gue pura-pura doang bego," ucap Sayip dalam hati.
"Ya kali gue kerasukan, noh si Luqman mulai tadi ngelawak tapi garing," jawab Sayip.
Terpaksa! Sayip hanya bisa berkata bohong untuk menutupi perasaannya yang sama sekali tak bisa dia pahami. Entahlah, untuk saat ini dia hanya bisa diam dan berpura-pura tak terjadi apapun pada hatinya.
"Haha, biasalah orang jomblo capernya kebangetan," ledek Omri sambil menatap tingkah laku Luqman yang memang aneh.
"Kayak lo gak jomblo aja."
"Yeee, emang lo sendiri gak jomblo?" Omri menjitak kepala Sayip.
"Ya jomblo sih, haha," jawab Sayip dengan tawa garing khas miliknya.
"Bodo amat hati gue terluka, yang penting gue gak akan pernah nunjukin itu pada teman-teman gue," batin Sayip.
Melepas segala gejolak dalam hatinya. Dia memilih untuk bersikap biasa saja. Tak peduli dengan perasaan pribadinya. Karena dia yakin perasaannya ini telah dianggap salah oleh sahabatnya. Perasaan yang seharusnya bebas dia pilih, kini terpaksa harus dibagi dengan sahabatnya sendiri.
"Gue yakin perasaan lo ke Cinta masih belum berubah, dan gue sangat yakin akan hal itu," batin Sayip sambil menatap kearah Lody yang diam-diam menatap Cinta dalam senyapnya.
***
Lody. Cowok cool yang terkenal seantero SMA Nusa, geng yang dia bentuk mengatasnamakan Geng Langit berhasil membuat banyak perhatian siswa siswi di sekolahnya.
Tubuhnya yang tinggi dan atletis juga menambah kesan gagah dalam dirinya. Banyak orang yang mengira kalau anak geng itu selalu memiliki sifat yang brutal, nakal, selalu bikin ulah, tidak taat peraturan, selalu menjadi biang kerok dan semacamnya. Tapi itu tidak berlaku dalam Geng Langit yang diketuai oleh Lody. Geng Langit mempunyai sifat yang berbanding terbalik dengan pendapat orang lain, mereka memiliki kebiasaan yang terbilang sangat unik.
Mereka memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi, mereka sering kali membantu dan peduli terhadap sesama, kelucuan yang sering mereka tunjukkan di muka umum selalu menjadi bahan perhatian sendiri di sekolahnya. Meski begitu, mereka juga selalu rajin mengikuti pelajaran di kelas meski terkadang selalu lupa untuk mengerjakan tugas.
Braakk!!
Suara hentakan keras pada mejanya membuat semua teman-temannya menatapnya tajam.
"LODY! LO NGAPAIN SIH?" Farah berucap keras karena aktivitas membacanya terusik karena suara keras dari gebrakan meja Lody.
Lody hanya menatap gamang pada teman-temannya yang kini masih menunjukkan tatapan tajamnya. Sebenarnya dia tak peduli, namun hatinya merasa bersalah karena sudah mengganggu aktivitas teman-temannya. Dengan cueknya, Lody kembali melanjutkan game onlinenya yang tadi telah terkalahkan oleh lawannya.
"Kenapa lo pak? Kalah? Hahahaha...." Ferdi tergelak keras saat mengetahui Lody mengalami kekalahan dalam gamenya dan membuat rank-nya menjadi turun.
"Anjing emang lo!"
****
Love you readers ❤
Vote dan komen sebanyak-banyaknya ya buat cerita yang baru netas ini:)
Maaf kalau ada susunan kata yang kurang baik dari authornya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Cinta [END]
Fiksi Remaja#2 in fakesmile 12-29-18 Masa lalu mungkin bisa dilupakan, namun tak selamanya semua harus tentang masa lalu. Ada kalanya apa yang telah kau dapatkan hari ini haruslah diperjuangkan dan dipertahankan. Karena setiap orang memiliki prioritasnya masin...