Hari ini adalah hari pertandingan sepak bola yang akan diadakan di Stadion Cakrawala, Jakarta Selatan. Sungguh apresiasi yang sangat luar biasa karena sekolah kami bisa ikut andil dalam pertandingan itu. Lody, Raihan, dan Omri adalah salah satu siswa di kelas XII-IPA 3 yang ikut serta dalam pertandingan tersebut.
Sepulang sekolah Geng Barber berencana untuk menonton bersama ke stadion, begitu juga dengan geng Langit yang begitu semangat untuk sahabatnya.
"Gimana jadi nonton kan?" tanya Ilma.
Geng Barber kali ini sedang duduk santai di pinggir lapangan, mereka sedang istirahat sambil melihat anak cowok bermain basket, karena hari ini adalah jadwal mata pelajaran olahraga.
"Ya terserah kalian aja sih, gue sih bisa-bisa aja," jawab Azkiyya.
"Cin. Lo gak lupa kan sama ajakan Sayip kemarin? Lo jadikan bareng dia?" tanya Fitra.
"Gak tau, gue mah terserah dia aja," jawab Cinta.
"Gak takut Lody marah sama lo?" tanya Dinda.
"Apaan sih lo, ngapain juga dia harus marah, orang dia bukan siapa-siapa gue ya gue bebas dong mau bareng siapa."
"yakan gue tanya doang," kesal Dinda.
"Lagian pertanyaan lo nggak penting banget," Cinta tambah kesal karena sahabatnya selalu menyangkut pautkan dirinya dengan Lody.
Cinta lantas berdiri dan meninggalkan ke tujuh sahabatnya, entah mengapa dia butuh waktu sendiri juga kesal karena sahabatnya selalu membahas hal itu.
"Kok dia marah? Emang salah ya gue?" kata Dinda.
"Udahlah gak usah dipikirin, mungkin mood nya lagi tidak baik," jawab Feni.
"Tapi dia kayaknya sensi banget kalau kita membahas itu, memangnya kenapa? Kalau misal gak ada hubungan apa-apa kan gak perlu sensi," kata Dinda masih terlihat kesal.
"Lo kayak yang gak kenal Cinta aja Din," jawab Candri.
"Lagian ini semua karena Sayip, coba aja kemarin dia gak ngajak jalan bareng kan gak bakal kita bahas," kata Dinda.
"Yeehh lo malah nyalahin dia, udahlah lagian nanti dia bakal balik lagi sama kita," ucap Hanun.
Tidak ada lagi perbincangan diantara mereka, kini mereka kembali fokus melihat aksi anak-anak cowok bermain basket, sungguh hiburan tersendiri bagi mereka.
Dari arah lain terlihat Sayip menghampiri Geng Barber yang masih terduduk memperhatikan ke arah lapangan tanpa adanya perbincangan kembali diantara mereka.
"Hey! Lihat Cinta nggak?" tanya Sayip setelah berada di dekat Geng Barber itu.
Ketujuh anggota geng tersebut sontak saja menoleh ke sumber suara, terlihat disana Sayip sudah berdiri dengan keringat yang hampir membasahi rambutnya, sungguh terlihat tampan dan keren.
"Gak tau, tadi bareng kita sih, tapi tadi dia pergi gitu aja dan kita gak tau dia kemana," jawab Dinda.
"Yaudah makasih," ucap Sayip yang kemudian berlari meninggalkan mereka.
"Gue yakin pasti dia mau bahas yang kemarin tuh," ujar Azkiyya.
"Mungkin, terserah mereka deh yang penting kita gak ikut campur lagi," jawab Hanun.
Mereka kembali lagi ke arah lapangan dimana teman-temannya masih setia pada bola basket itu, terlihat sorak gembira dari salah satu tim karena berhasil mengambil poin.
Dilain tempat, Sayip terus mencari keberadaan Cinta, dia sudah menuju ke kantin, perpustakaan, kelas dan toilet? Ah...itu jelas tidak mungkin. Diperjalanan Sayip baru ingat akan satu tempat yang sering di datangi Cinta dan sahabatnya itu, yaitu taman belakang sekolah
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Cinta [END]
Novela Juvenil#2 in fakesmile 12-29-18 Masa lalu mungkin bisa dilupakan, namun tak selamanya semua harus tentang masa lalu. Ada kalanya apa yang telah kau dapatkan hari ini haruslah diperjuangkan dan dipertahankan. Karena setiap orang memiliki prioritasnya masin...