Hari tenang

61 4 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa ujian nasional hampir tiba. Satu minggu lagi tepatnya mereka akan menjalani ujian nasional. Saat ini adalah hari tenang, pelajaran tidak full total karena takut membuat siswa semakin tertekan. Mereka diberikan waktu bebas untuk merefresh pikiran mereka agar lebih siap menghadapi ujian nasional.

Kali ini Geng Langit maupun Geng Barber sedang berada di rooftop. Mereka sering menghabiskan waktu di rooftop untuk belajar bersama ataupun hanya sekedar menenangkan pikiran masing-masing.

"Dewasa nanti apakah kita masih bisa berkumpul seperti ini?" tanya Cinta memecah keheningan.

Sahabatnya hanya menatap sendu, tak ada yang mampu menjawab. Semilir angin seakan mengirimkan sinyal bahwa mereka belum siap untuk berpisah. Geng Langit maupun Geng Barber hanya diam membisu menatap pemandangan kota Jakarta yang terlihat dari rooftop.

"Entahlah, waktu yang ada sekarang mending kita gunakan untuk membuat kenangan sebanyak-banyaknya," akhirnya Ilma membuka suaranya.

Keadaan kembali hening, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Masa depan yang gemilang, kita semua menunggumu," ucap Raihan pelan dengan tatapan menatap lurus kedepan.

Geng Langit dan Geng Barber mendengar apa yang diucapkan Raihan. Perasaan sesak seketika menyeruak di hati mereka saat mendengarnya. Singkat namun memiliki banyak arti, arti yang sama sekali tidak bisa mereka utarakan. Yang jelas nantinya mereka akan terpisahkan oleh jarak dan waktu, akan sibuk dengan kuliah masing-masing dan mungkin tidak sempat untuk berkumpul seperti ini.

Lody menghela nafas panjang, lantas menatap keseluruh orang yang berada disana satu per satu. Persahabatan ini tidak pernah dia duga akan sampai seperti ini, pertemuan dua geng yang keduanya memiliki ciri khas masing-masing akan sangat lengket seperti ini selayaknya sebuah keluarga besar.

"Nanti malam kita kumpul di rumah Cinta," ucap Lody seketika membuat sahabatnya menoleh kearahnya memberikan tatapan bingung.

Lody menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, "katanya mau buat kenangan sebanyak-banyaknya, yaudah nanti kita kumpul itung-itung merefresh diri masing-masing," jelas Lody.

"Mantuulll, mantap betul!" ucap Geng Langit dan Geng Barber serentak sembari mengangkat jempol masing-masing.

***

Siang telah berganti malam, Cinta telah berada di dapur bersama mamanya untuk menyiapkan beberapa makanan pesanan sahabatnya.

"Kamu itu unik ya. Disaat banyak orang hanya memiliki beberapa sahabat, ini malah banyak banget," ucap mamang sembari membalik ayam kentucky di wajan.

"Gapapa lah ma, memiliki banyak sahabat kan tidak terlalu buruk," jawab Cinta.

Mamanya hanya menoleh dan tersenyum mendengar perkataan Cinta.

"Oh iya ma, melonnya masih ada kan?" tanya Cinta yang masih sibuk menata makanan dipiring.

"Ya ampun, udah habis sayang. Mama beli dulu ya, kamu tunggu sini," jawab mama sambil meletakkan sepiring ayam kentucky yang sudah dia masak.

"Eh gak usah ma biar aku saja."

"Udah kamu disini saja, biar mama yang beli."

"Yaudah deh," pasrah Cinta.

Sepeninggalan mamanya, Cinta masih sibuk menata makanan di piring untuk disajikan. Tidak terlalu banyak sih, hanya makanan sederhana yang sudah menjadi makanan kesukaan semua orang.

"Akhirnya selesai, saatnya siap-siap," gerutu Cinta dan segera beranjak menuju kamarnya.

Sambil bersenandung ria, Cinta terus melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Baru saja dia membuka pintu, betapa terkejutnya dia saat melihat sebuah benda asing yang sangat menyeramkan berada di atas kasurnya. Kaki Cinta lemas, dia hanya terdiam di tempatnya dengan detak jantung yang mulai tak karuan.

Satu langkah dia mundur berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi ambang pintu. Mulutnya dia bekap untuk tidak berteriak, dan keringat dingin mulai bercucuran di wajahnya. Saat dirinya telah berada di ujung tangga, dengan langkah cepat dan sedikit lemas dia segera berlari menuju pintu dan keluar.

Dengan perasaan yang tak karuan bercampur takut luar biasa, langkah Cinta sedikit tak beraturan dan wajah pucat pasi. Sampai di luar dia sama sekali tak memperhatikan jalan sampai tubuhnya membentur dada bidang milik seseorang.

"Aarrggghh! Jangan sakitin gue, gue janji bakal turutin mau lo sekarang," teriak Cinta dengan mata yang tertutup dan kedua tangan yang sudah menutupi telinga.

"Cin lo kenapa? Ini gue Lody," ucap Lody sembari menggoyang-goyangkan pundak Cinta untuk menyadarkannya.

Mendengar itu, Cinta mendongakkan kepalanya. Benar saja tubuh yang barusan dia tabrak adalah Lody, dan disampingnya terdapat Geng Langit dan Geng Barber yang menatap bingung kearahnya.

"Lod to.... tolongin gue," ucap Cinta terbata-bata dengan air mata yang mulai menetes.

"Kenapa?" jawab Lody mulai khawatir.

"I... Itu di kamar, a.... ada ...."

"Cin lo tenang dulu deh, jelasin pelan-pelan ke kita," ucap Dinda berusaha menenangkan Cinta.

"Ada teror di kamar gue," ucap Cinta sangat cepat.

"Apa!?" ucap semuanya hampir serentak.

Mendengar perkataan Cinta, dengan langkah cepat Lody segera masuk ke dalam dan menuju kamar Cinta disusul Raihan dan beberapa anggota Geng Langit. Sedangkan Geng Barber masih terdiam tak percaya sambil terus berusaha menenangkan Cinta yang sudah pucat dan gemetar.

Sesampainya di lantai dua, Lody beserta Geng Langit mulai memelankan langkahnya menuju pintu kamar yang terbuka yang mereka yakini adalah kamar Cinta. Tak kalah terkejut dengan apa yang Cinta lihat, mereka juga sama terkejutnya saat sudah berada di ambang pintu dan melihat dengan jelas benda menjijikkan di atas kasur.

Lody mengisyaratkan pada Raihan untuk melihat benda tersebut dan langsung mendapat anggukan.

"Kurang ajar! Semua cewek juga pasti takut kalau melihat ini," gumam Raihan setelah sampai di tepi tempat tidur.

Setiap teror yang Cinta dapatkan pasti terdapat sebuah surat pendek. Dan disana juga Raihan menemukannya.

Mata hitam mengawasi
Samudra luas terhampar
Jalan kecil penuh paku tak bisa kau lewati
Sayatan pisau berdarah mulai kau lihat
Jika dihampiri nyawa lo melayang, jika tidak maka lo akan menderita

Raihan berjalan kearah pintu dan memberikan surat tersebut pada Lody. Rahang Lody mengeras setelah membaca surat tersebut.

"Anas, Sayip dan Luqman lo semua bersihin benda menjijikkan itu. Dan sisanya ikut gue pecahkan teka-teki ini," ucap Lody dan segera berlalu diikuti oleh beberapa anggota Geng Langit.

"Lod, apa yang kalian temukan?" hadang Azkiyya saat Lody sudah berada di luar.

"Sebuah teka-teki, dan gue mau pecahkan ini semua malam ini juga. Lo semua disini jagain Cinta," jawab Lody.

"Nggak, kita harus ikut," bentak Cinta tak terima.

"Tapi...."

"Eh udah pada dateng semua, kok gak masuk?" ucap Mama Cinta yang baru datang.

"Ma, Cinta sama teman-teman keluar dulu ya ma. Mau cari sesuatu," pinta Cinta.

"Iya boleh."

"Maaf tante, di kamar Cinta ada tiga orang teman kita yang lagi main ps," ucap Lody berbohong.

"Oh yasudah gapapa," jawab Mama Cinta dengan senyum yang hangat dan segera berlalu masuk ke dalam rumah.

"Ayo cepat!" ajak Azkiyya mulai tak sabar.

Mereka semua lantas segera bergegas untuk memecahkan surat dari sang peneror itu. Sebelum beranjak Lody terlebih dahulu mengirimkan pesan pada Sayip untuk secepat mungkin membereskan semuanya dan tak lupa juga menyuruhnya untuk bermain ps agar tidak dicurigai Mama Cinta.

****

Love you readers❤

Makin dekat aja nih sama sang pelaku yang sebenarnya, dan itu artinya ending makin dekat juga nggak ya?

Ikutin terus alurnya.

Maaf atas kesalahan penulisan dan saltik.

Terus bantu vote dan comment juga

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang