Hari buruk

35 3 0
                                    


"Berpisah itu mudah, namun menghapus semua kenangan tentang kita adalah hal yang tersulit bagiku"

***

Hari ini matahari bersinar sangat cerah, namun raut wajah Cinta tak secerah matahari yang terpancar di sebelah timur. Matanya sedikit sembab karena semalam dia terus menetaskan air mata merasakan hatinya yang terluka.

Suasana kelas yang sedikit ricuh karena tingkah anak cowok yang berebut tugas Fisika menjadi hening seketika saat melihat Cinta memasuki kelas dengan raut sedih dimatanya. Sahabatnya yang menyadari Cinta tak seperti biasanya langsung menghampirinya.

"Kecut amat muka lo, kenapa sih?" cerocos Dinda sangat kepo.

Cinta tak menyahut, wajahnya dia tenggelamkan di sela-sela tangan yang terlipat. Dinda hanya menatap kearah sahabatnya dengan tatapan heran sedikit cemas.

"Nanti aja kalau mood nya sudah membaik," bisik Ilma pada Dinda.

Geng Barber akhirnya kembali berpencar kearah bangkunya masing-masing untuk melanjutkan tugas fisika. Sementara Geng Langit masih serius menyalin tugas dari buku temannya tanpa terganggu sedikitpun. Hanya Lody dan Sayip yang memperhatikan gerak gerik Cinta dan Geng Barber dengan seksama.

Bel jam pertama berbunyi, berakhirlah semua kegiatan salin menyalin tugas karena guru fisika yang mereka anggap tepat waktu itu mulai memasuki kelas mereka.

***

5 menit sudah bel istirahat berlalu dan Cinta masih setia berada di tempatnya. Sayip yang menyadari ada sesuatu yang ganjil pada Cinta hanya bisa menatapnya dari jauh, namun hatinya sangat ingin menghampirinya tapi dia tau diri bahwa Cinta hanyalah milik Lody. Bodo amatlah, Sayip hanya menggidikkan bahunya dan mulai mengambil ponselnya untuk bermain game online.

Namun rasanya ada seseorang yang menduduki bangku kosong disebelahnya. Dan benar saja bahwa Cinta telah mengambil alih bangku kosong tersebut.

"Ngapain lo?" tanya Sayip spontan.

"Duduk," jawab Cinta santai sembari mengutak-atik ponselnya.

"Gue takut ada yang salah paham nanti."

Cinta menoleh lantas menjawab, "ngapain harus takut, emang lo takut sama siapa sih?"

"Lody."

"Gue udah break semalam," jawabnya santai.

"Kenapa?"

"Gue gak tau, mungkin dia sudah bosan dengan segala sikap manja gue. Gapapa lah setidaknya sekarang gue bisa bebas, kalau dia mau gue putus juga bakal gue terima," jawabnya.

"Kok gitu?"

Cinta mendecih, "udahlah Yip lo gak usah sok bingung gitu, mending sekarang lo bareng gue ke kantin, gimana?"

Sayip sedikit terkejut atas ajakan Cinta. Dia mau saja jika hanya menemaninya ke kantin, namun permasalahannya adalah hubungan Cinta dan Lody hanyalah 'break' bukan 'putus'. Apa jadinya jika nanti mereka putus? Bisa jadi dirinya akan dituduh menjadi penyebab mereka putus.

"Gue bukannya nolak, tapi gue takut nanti Lody punya pemikiran negatif terhadap gue, apalagi kalian kan hanya 'break'."

"Ngapain lo takut? Kalau Lody saja berani berduaan dengan cewek lain di depan rumah gue, lantas mengapa gue tidak boleh?"

Sayip mengernyitkan dahinya tak mengerti, setega itukah Lody pada Cinta?

"Kenapa, lo gak percaya Lody melakukan hal setega itu pada gue? Tapi itulah kenyataannya," tambah Cinta berusaha meyakinkan Sayip.

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang