Geng Langit

65 8 0
                                    

Hari ini Geng Langit sedang berada di kantin. Lody terlihat sibuk dengan ponselnya, sedangkan geng nya malah sibuk membicarakan gosip tentang Cinta, namun hal itu tidak membuat Lody terpengaruh sedikit pun, Dia benar-benar tak peduli lagi dengan apa yang dialami Cinta.

"Lod, lo gak kasihan sama Cinta? Secara tidak langsung kan Dia pernah singgah di hati lo," tanya Omri.

"Singgah hanya untuk menabur jarum yang perlahan menjadi luka, sama sekali orang yang gak pernah gue butuhin," jawab Lody penuh penekanan.

"Segitu bencinya lo sama Dia?" tanya Femas.

"Ya lo pikirin aja."

"Berapa kali gue bilang sama lo, kalau dia itu gak salah Lod, lo cuma salah paham, sebenarnya disini yang salah itu Azkiyya, Dia sengaja memfitnah Cinta dihadapan lo," jelas Raihan.

Kali ini Lody membanting ponselnya cukup keras.

"Oh jadi sekarang lo membela Dia daripada harga diri gue dan keluarga gue? Jangan sok tau!"

"Gue hanya ingin lo gak salah paham, gue kasihan sama Cinta yang harus menanggung fitnah dari sahabatnya sendiri," kesal Raihan.

Pranggg!!

Mangkok bakso yang berada dihadapan Lody terlempar seketika karena kemarahan Lody yang tak bisa lagi dibendung.

Semua pasang mata menatap keberadaan Geng Langit dengan tatapan menyelidik sekaligus terkejut.

"Lo gak pernah ngerti bagaimana nyokap bokap gue menanggung malu yang luar biasa," bentak Lody.

"Sekali lagi lo bahas Dia dihadapan gue, lo keluar dari Geng Langit," lanjut Lody serius.

Raihan tersenyum kecut, "hari ini juga gue bersedia keluar dari geng lo, gue berharap lo gak salah paham lagi sama Cinta karena bagaimanapun Dia itu sahabat lo," ucap Raihan dihadapan Lody.

Geng Langit menatap iba kedua sahabatnya, mereka sama sekali tidak menyangka akan terjadi pertengkaran yang serius seperti ini, apalagi Raihan adalah salah satu anggota Geng Langit yang paling dekat dengan Lody.

Sebelum beranjak dari tempatnya, Raihan menatap anggota Geng Langit satu per satu mengisyaratkan banyak arti yang tak bisa diutarakan oleh perkataan, Geng Langit dalam hidupnya sangatlah berarti, namun demi kebaikan sahabatnya Dia rela keluar dari Geng Langit untuk beberapa waktu.

Keputusannya sudah bulat, karena Dia yakin Lody pasti akan berpikir dua kali jika Dia sudah bertindak demikian, sehingga lambat laun Lody akan mencari tau semuanya sendiri.

"Gue pamit, kalian tetap sahabat gue, cuma bedanya kalian masih menyandang gelar Geng Langit dan gue nggak," ucap Raihan pada Geng Langit, "permintaan gue cuma satu, tetap kompak dan jangan egois seperti ketua kalian," lanjutnya sambil melirik Lody.

Perkataan Raihan sama sekali tak digubris oleh Lody, Dia hanya terdiam ditempatnya.

Mata Lody menatap punggung Raihan yang mulai menjauhi area kantin, anak itu benar-benar serius dengan ucapannya. Pikirannya kali ini bercampur aduk, banyak pertanyaan yang terlintas di otaknya.

"Gue gak nyangka Raihan benar-benar serius dengan omongannya," ucap Omri.

Suasana kantin kembali seperti semula, mereka tak begitu paham dengan apa yang terjadi, sehingga membuat seisi kantin riuh dengan berbagai pertanyaan yang terlontar.

"Kalau Dia sudah begitu, gue yakin ada sesuatu yang Dia ketahui," timpal Sayip.

"Yaudah lah, mending kita lanjutin mabar PUBG nya," ucap Luqman tak ada beban.

Hal itu berhasil mendapat tumpukan keras dari sahabatnya.

"Lo kalau ngomong gak ngerti situasi banget," kesal Anas.

Lody masih berkutik dengan pikirannya, perkataan sahabatnya tentang Raihan terus berputar di otaknya, benarkah Raihan mengetahui sesuatu yang tidak Dia ketahui?

***

Hari ini adalah jadwal pembinaan untuk siswa yang mengikuti olimpiade kimia nasional, Cinta adalah salah satunya.

Sepulang sekolah Dia langsung menuju perpustakaan untuk mengambil beberapa buku referensi, bodo amat dengan perkataan orang lain, yang terpenting Dia tetap mengejar impiannya.

"Raihan?" gumamnya saat sampai di perpustakaan.

Dia yakin matanya tak bermasalah, Dia benar-benar melihat Raihan berada di dalam perpustakaan. Dia lantas melirik jam tangannya.

"Lo ngapain disini?" tanya Cinta.

"Cinta?"

"Kok lo masih ada disini? Jam segini geng langit bukannya masih nongkrong di depan ya? Emang jadwal anak futsal latihan berubah ya?" tanya Cinta berturut-turut.

Raihan meletakkan buku fisika nya di rak buku, lantas menatap Cinta dan berkata, "kalau nanya satu-satu, kalau gitu gue bingung mau jawab dari mana."

Cinta jadi salah tingkah sendiri.

"Gue terpilih dalam olimpiade fisika nasional, Pak Bowo baru bilang tadi, dan soal Geng Langit...." Raihan menjeda perkataannya.

"Kenapa?"

"Gue sudah keluar dari Geng Langit."

"Apa?? Lo keluar?? Kenapa??" tanya Cinta terkejut.

"Hehe, nanti gue ceritain," jawabnya, "mending kita cepat ke ruang pembinaan sebelum kena marah Pak Bowo."

"Bentar, gue ambil buku dulu."

Sembari menunggu Cinta mengambil buku yang Dia perlukan, Raihan juga memilih beberapa buku fisika untuk Dia pakai sebagai referensi.

Sepanjang perjalanan menuju ruang pembinaan khusus olimpiade, Raihan menceritakan semua alasan tentang keluarnya Dia dari Geng Langit. Terdengar beberapa kali helaan nafas kasar dari Cinta dan Raihan.

"Seharusnya lo gak perlu lakuin itu, mungkin dengan itu Lody bisa jauhin gue, dan itu bisa buat gue tenang," ucap Cinta merasa bersalah.

"Lagian kenapa lo gak pernah cerita tentang teror itu, kalau lo cerita, Lody sama Geng Langit pasti bantu lo cari pelakunya."

"Gue takut membebani kalian, lagian waktu itu kalian masih mencari pelaku penculikan itu kan."

"Pelaku penculikan dari SMA Bakti," jawab Raihan.

"Jadi kalian sudah menemukan pelakunya? Siapa?"

"Gue belum tau pasti, tapi yang jelas Dia memang dari SMA Bakti, karena gue kenal dengan jaket yang Dia pakai saat di rumah tua itu," jelas Raihan.

"Tapi lambat laut Dia pasti kami temukan, lo gak usah ragu dengan ke elitan Geng Langit, mereka memang terlihat seperti siswa yang lain tapi mereka sampai detik ini terus mencari pelaku penculikan tersebut."

"Sampai segitunya, gue jadi merasa bersalah" ucap Cinta sambil meletakkan bukunya di atas meja, mereka sudah sampai di ruang pembinaan.

"Itu semua karena diam-diam Lody ada rasa sama lo, jadi Dia sangat peduli sama lo sampai gak mau buat lo dalam masalah lagi," jawab Raihan yang saat ini duduk di depan Cinta.

Cinta memikirkan perkataan Raihan, sebenarnya Dia sudah tau, namun entah mengapa mendengar semua tentang Lody membuat perasaannya sakit apalagi mengingat perkataan Lody saat malam itu.

"Namun sekarang Dia pasti menghentikan pencarian itu, karena Dia sudah tak peduli lagi sama gue, lo tau sendiri kan Dia marah banget sama gue, di kelas saja sikap Dia benar-benar berubah ke gue," sedih Cinta sambil menatap Raihan yang mulai membuka bukunya.

"Tapi gue ya...."

"Oke anak-anak kita mulai pembinaan hari ini, terimakasih sudah hadir tepat waktu, dan selamat datang untuk calon juara, kalian semua adalah siswa terbaik dari sekolah ini," ucap Pak Bowo yang baru datang sekaligus menghentikan perbincangan Raihan dan Cinta.

****

Love you readers ❤

Oke sampai sini dulu ya, tetap ikuti alurnya.
Terus vote dan jangan lupa follow wattpad aku ya @feni_sabrina





Maaf atas segala kesalahan dan saltik yang mungkin bertebaran.

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang