Misi penting Lody (2)

53 8 0
                                    

Seperti biasa, sepulang sekolah Raihan dan Cinta harus siap-siap mengikuti pembinaan olimpiade nasional yang akan diselenggarakan dua minggu lagi.

Lody berniat untuk tidak pulang, Dia lebih memilih mengikuti setiap aktivitas dua anak tersebut, karena Dia sangat membutuhkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam otaknya.

"Woy Lod, pulang gak lo?" tanya Ferdi yang sudah menggendong tas di lengan kirinya.

"Lo duluan aja, gue ada urusan bentar," jawab Lody.

"Oke," Ferdi lantas segera keluar dari kelas.

Sekarang Lody beralih pada Cinta, Dia masih setia memandanginya diam-diam, sedangkan Raihan dengan gagahnya bersandar pada pintu kelas untuk menunggu Cinta bersiap-siap sambil memainkan ponselnya.

"Buku gue mana ya? Perasaan ada di meja tadi," gumam Cinta yang sudah sibuk menggeledah tasnya.

"Raihaaann!! Lo lihat buku kimia gue nggak," teriak Cinta sambil terus menggeledah tas dan kolong mejanya.

Raihan menoleh, lantas terlihat memikirkan sesuatu.

"Lo yang punya malah tanya gue," cibir Raihan.

Cinta langsung mencak-mencak tak jelas setelah mendengar jawaban Raihan, "ih Raihan, ini beneran gak ada loh, terus nanti gue pake buku apa buat pembinaan."

Dalam hati, Lody sudah muak luar biasa melihat kedekatan mereka, apalagi sifat manja Cinta tiba-tiba keluar, padahal dulu saat semuanya masih baik-baik saja Cinta sama sekali tak pernah bersikap manja.

"Cari lah Cin, lo lupa naroh kali," jawab Raihan.

Cinta hanya cemberut, matanya terus menyusuri kolong meja milik teman-temannya, sampai tak terasa Dia telah sampai ke meja Lody. Merasa masih ada orang yang duduk disana, Dia lantas mengangkat kepalanya.

"Lody?"  batin Cinta.

Terjadi eye contact sebentar, Cinta terlebih dahulu mengakhirinya dan meneruskan kegiatannya untuk mencari bukunya. Jantungnya berdetak tak teratur saat berada di dekat Lody, apalagi keadaan diantara mereka masih belum baik.

Lody masih setia mengamati gerak gerik Cinta, hatinya benar-benar ingin membantunya, hatinya ingin sekali berbicara seperti dulu, namun otaknya selalu menolak setiap kata hatinya.

"Cin buruan, gue gak mau kena omel Pak Bowo," ucap Raihan yang sudah tak sabar menunggu Cinta.

"Tapi buku gue belum ketemu."

"Mungkin keikut sama Candri, udahlah lo pinjam lagi ke perpustakaan, stok buku disana masih banyak."

Cinta akhirnya menyerah, Dia menuruti saja perkataan Raihan. Mereka berdua segera beranjak menuju perpustakaan untuk kemudian ke ruang pembinaan.

"Detektif Lody siap beraksi."

Lody juga segera beranjak dari tempatnya untuk mengikuti mereka berdua.

***

Pintu ruang tata usaha yang terbuka menjadi tempat persembunyian Lody, tepat disebelah ruang tata usaha adalah perpustakaan, Raihan dan Cinta berada di dalam.

"Lama amat tuh anak, jangan-jangan mereka?" Lody mulai berburuk sangka.

Tak lama kemudian, dua anak yang ditunggu Lody akhirnya keluar dari perpustakaan. Mereka segera menuju ruang pembinaan, Lody pun membuntuti mereka.

"Cin gue ada pertanyaan yang mengganjal nih?" tanya Raihan sambil terus berjalan menyusuri koridor.

"Yaudah tanya aja," jawab Cinta.

"Lo sama Azkiyya kenapa baik-baik saja, kayak yang gak ada masalah, padahal lo sudah di fitnah sama Dia, lo gak marah sama Dia?"

Cinta tiba-tiba berhenti dan terdiam di tempat.

Raihan yang menyadari Cinta tak lagi berjalan disampingnya, lantas menoleh.

"Kenapa?" heran Raihan.

"Kenapa lo tiba-tiba bertanya seperti itu?"

Raihan menghela nafas kasar, Dia akhirnya menyenderkan tubuhnya ke dinding dengan posisi tangan berada di dalam saku celana.

"Ya gue penasaran aja, secara tidak langsung Azkiyya nusuk lo, tapi gue lihat lo baik-baik aja tanpa ada rasa benci ke Dia," ucapnya kemudian.

"Azkiyya itu sahabat gue, seburuk apapun Dia ke gue, gue gak akan benci karena setiap manusia pasti pernah khilaf."

Raihan memandangi Cinta.

"Dia memang memfitnah gue dihadapan Lody, tapi gue masih bersyukur Dia gak fitnah gue dihadapan Geng Barber, Lody bisa jauhin gue tapi jangan sampai Geng Barber yang jauhin gue," lanjut Cinta.

"Terus geng lo sudah tahu tentang masalah ini?"

"Iya, gue suruh Azkiyya untuk jujur ke mereka, mereka awalnya gak terima dan sempat berselisih paham, namun akhirnya mereka mengerti dan kita pun tetap bersahabat."

"Kenapa lo gak suruh juga Dia untuk menjelaskan semuanya ke Lody? Mungkin dengan itu Lody bisa maafin lo," tanya Raihan yang masih setia menatap Cinta penuh minat.

"Lo sudah tau jawabannya," sendu Cinta.

"Teror itu?"

"Iya, gue gak mau Lody menjadi incaran teror itu, gue gak ingin Dia terluka gara-gara gue, padahal Dia sama sekali gak bersalah."

Hembusan nafas kasar kembali terdengan dari Raihan, sedangkan Cinta masih terdiam di tempatnya dengan wajah yang tertunduk.

"Sebenarnya gue sudah tau semuanya sejak malam itu di pestanya si Luna," jujur Raihan.

Cinta terlihat bingung dengan apa yang diucapkan Raihan.

"Gue mengikuti Lody, dan akhirnya gue sengaja menguping semua percakapan lo dan Lody bahkan sampai Azkiyya yang menyesali perbuatannya."

Cinta dibuat tak percaya atas kejujuran Raihan, Dia sama sekali tak menyadari akan hal itu.

"Dasar penguntit!" ucapnya sambil berlari kecil mendahului Raihan.

"Penguntit? Emang gue sejahat itu?" bingung Raihan, "woyy Cin!!"

***

Lody telah mendengar semuanya, Dia dibuat terbungkam dan terdiam atas apa yang Dia dengar barusan. Ternyata benar, Dia hanya termakan emosi yang berakhir dengan salah paham.

"Sahabat munafik!!" umpatnya.

Lody lantas mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi seseorang.

"APAA!!"

"Can lo gak bisa apa santai dikit kalau gue telepon?"

"NGGAK!!"

"Oke! Sekarang lo jelasin semua kejadian yang sudah dilakukan Azkiyya saat pesta kemarin," pinta Lody cepat.

"Kok lo tiba-tiba....."

"Cepat jelasin Can!!"

"Iya iya. Jadi....."

Candri menjelaskan semuanya secara detail sesuai dengan penjelasan yang Azkiyya jelaskan saat itu. Mungkin dengan ini Cinta bisa terbebas dari omongan pedas teman-temannya di sekolah.

"Thanks Can!" Lody lantas menutup panggilannya.

"Satu jawaban telah terjawab, saatnya melanjutkan misi berikutnya."

Kini Dia terlihat sedang mengetikkan sesuatu untuk seseorang. Setelah puas mengetikkan sesuatu, Dia segera berlari menuju tempat parkir dan mengakhiri misi pertamanya.

****

Love you readers ❤

Ashiaaappp
Jangan lupa tekan bintang dibawah, terus follow akun wattpad Aku


Ikuti saja alurnya!


SLOOOWWW!



Maaf atas kesalahan susunan kata dan saltik yang masih belepotan.

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang