Mata hitam mengawasi
Samudra luas terhampar
Jalan kecil penuh paku tak bisa kau lewati
Sayatan pisau berdarah mulai kau lihat
Jika dihampiri nyawa lo melayang, jika tidak maka lo akan menderita"Maksudnya apa cobak? Mata hitam sama samudra tuh gak ada hubungannya Bambang," kesal Candri setelah mendengar perkataan Lody tentang isi surat tersebut.
Semua masih terdiam memikirkan arti dari setiap kalimat surat tersebut.
"Mata hitam, jalan kecil penuh paku. Hmm," gumam Cinta berusaha menggabungkan dua kalimat yang paling menyita pikirannya.
"Mata hitam itu kan sama saja dengan pengintai," ucap Ilma sembari menjentikkan jarinya.
Cinta mulai berasumsi, masih terus menggabungkan setiap pemikiran yang muncul dalam benaknya. Perkataan Ilma sangatlah masuk akal, kini dia tinggal mencari hubungannya dengan 'jalan kecil penuh paku'. Pasalnya dimana sih ada jalan yang penuh paku itu? Pasti tidak ada kan? Ya jelas lah tidak ada, kalau ada bagaimana caranya kita lewat lagian gak ada kerjaan banget tuh orang buat jalan tapi diletakkan banyak paku.
"Ikut gue," ucap Candri terlihat mengingat sesuatu dan segera beranjak membuat semuanya serentak mengikuti kemana Candri melangkah.
"Can lo mau kemana sih, ini tuh gelap tau," rengek Azkiyya yang mulai ketakutan saat jalan yang dia lewati benar-benar gelap tak bercahaya, hanya cahaya kendaraan lalu lintas yang ada.
"Udah lo ikutin aja," ucap Feni.
Selama ini Geng Langit masih terdiam, membiarkan saja para anggota Geng Barber yang memecahkan teka-teki tersebut. Karena pada dasarnya otak perempuan lebih terbilang luas dan sangat pandai memecahkan beberapa asumsi daripada laki-laki. Mereka hanya ikut membantu seadanya.
Candri menghentikan langkahnya membuat semuanya juga menghentikan langkah. Kali ini mereka menatap bingung kearah Candri, karena disini tidak ada penerangan sama sekali dan mereka masih terdiam ditengah gelapnya malam.
Candri terlihat mengeluarkan ponsel dan menyalakan lampu. Dia mengedarkan lampu ponselnya untuk mencari sesuatu.
"Nah ketemu. Itu yang gue maksud," ucap Candri.
"Jalan paku?" ucap Dinda terlihat mengeja tulisan disebuah plang yang ditunjuk Candri.
"Iya, mungkin maksud dari kalimat 'jalan kecil penuh paku' itu ini. Jalannya memang kecil, hanya muat satu orang saja namun bedanya tidak ada paku disepanjang jalan ini. 'Tak bisa dilewati', itu karena keadaan jalan yang gelap gulita saat malam hari membuat siapapun tidak bisa menemukan jalan ini, dan pada siang hari banyak remaja berandalan bermotor yang nongkrong disini membuat siapapun pasti akan berpikir dua kali jika ingin melewati jalan ini," jelas Candri panjang lebar.
"Pemikiran yang bagus. Sekarang maksud dari surat itu sebenarnya apa?" tanya Raihan.
"Sarang dari sang pelaku berada di ujung jalan ini," ucap Lody mulai menyimpulkan sesuatu.
Semua orang terlihat mengernyitkan dahi tanda tak mengerti akan ucapan Lody.
"Mata hitam mengawasi. Dia adalah seorang pengintai pelaku peneroran yang Cinta dapatkan."
"Tapi bagaimana bisa?"
"Lo lihat rumah berlantai dua itu," tunjuk Lody, "itu rumah Cinta kan? Nah dapat disimpulkan bahwa mereka bisa saja mengintai dari jarak jauh seperti saat ini," tambah Lody.
Semua sudah mulai terlihat jelas meski masih buram. Dua kalimat berhasil mereka pecahkan, masih tinggal tiga kalimat lagi.
"Terus maksud dari samudra luas terhampar itu apa?" tanya Hanun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Cinta [END]
Fiksi Remaja#2 in fakesmile 12-29-18 Masa lalu mungkin bisa dilupakan, namun tak selamanya semua harus tentang masa lalu. Ada kalanya apa yang telah kau dapatkan hari ini haruslah diperjuangkan dan dipertahankan. Karena setiap orang memiliki prioritasnya masin...