Lovelly

72 7 0
                                    

Jam istirahat, Cinta dan Lody hanya berdua saja di kelas, Lody yang merasa bersalah karena sudah membentaknya berniat untuk mendatangi bangku Cinta.

"Cin?" panggil Lody.

"..."

"Gue minta maaf soal yang tadi," sesal Lody.

"Gue yang seharusnya minta maaf sama lo, gue sudah salah paham sama lo."

"Lo gak salah, ini semua berawal dari gue."

"Nggak kok, siapa bilang? Ini semua tuh berawal dari gelang, coba aja pelakunya gak macam-macam sama gue kan gak akan tuh kita kayak gini."

"Ya juga sih," jawab Lody sambil terkekeh.

Selang berapa saat, terlihat Sayip memasuki kelas.

"Eh yip," panggil Cinta.

Sayip pun menoleh, dan terlihat Cinta mulai menghampiri Sayip.

"Kemarin lo pinjam buku sains gue kan?"

"Eh iya ada di gue, kenapa? Lo mau ambil?"

"Nggak sih cuma tanya aja."

"Yaelah gue kira mau diambil."

"Hehe, yakan gue cuma memastikan aja kalau tuh buku masih aman di lo, soalnya itu buku kesayangan gue," ucap Cinta setengah berbisik.

"Tenang buku lo aman kalo sama gue, gue bukan mail yang suka jual buku orang."

"Yeee bisa aja lo," tawa merekapun lepas saat itu juga.

Lody yang menyaksikan tawa keduanya hanya tersenyum miris, semenjak kenal Cinta dia tak pernah membuatnya tertawa sampai lepas seperti itu, dan Sayip berhasil melewati dirinya.

"Khemm!" Lody menghentikan tawa keduanya.

Sayip yang menyadari hal itu langsung menuju mejanya dan mengabaikan Cinta.

"Ck, ganggu aja lo," cibir Cinta.

"Gue gak suka."

"Gak suka kenapa?" tanya Cinta.

"Gue gak suka kalo Sayip dekat sama lo, bawaannya selalu cemburu."

"Diihh najis, emang lo siapa gue? Pake acara cemburu."

"Bukan siapa-siapa sih, tapi gue yakin gak lama lagi kita bakal terikat dengan mengatasnamakan pacar," goda Lody sambil menunjukkan sederet gigi putihnya.

"Pede banget lo piranha, jangan ngarep deh," ketus Cinta sambil berlalu meninggalkan Lody dan pergi keluar kelas.

Lody terus memperhatikan punggung Cinta sampai dia benar-benar hilang di balik pintu kelas. Tatapannya kini beralih pada Sayip yang terduduk di kursinya sambil memainkan aplikasi game online miliknya.

"Yip?" panggil Lody.

"Hmm?" jawab Sayip yang masih fokus pada ponselnya.

"Kalo gue pacaran sama Cinta, lo gimana?"

"Gak gimana-gimana."

"Lo bakal sakit hati nggak?"

"Sakit sih pasti, tapi ya apa boleh buat, kalo sahabat gue bahagia gue juga ikut bahagia."

"Kok lo orangnya penuh drama banget sih, padahal lo sakit, tapi lo seakan-akan bahagia."

"Gue gak pernah mempermasalahkan itu, karena letak kebahagiaan gue bisa melihat senyum Cinta setiap hari sudah lebih dari cukup," jawab Sayip yang masih fokus pada ponselnya.

"Jadi kalo gue benaran pacaran sama Cinta lo ikhlas dong?"

"Selagi Cinta bahagianya sama lo, gue selalu ikhlas."

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang