Teman masa kecil

53 7 0
                                    

Geng Langit, Geng Barber beserta Fahmi mulai menjalankan misinya. Jalan setapak yang sempit tak membuat mereka kehilangan cara untuk menghentikan ulah Geng Kapak yang sudah keterlaluan.

Dengan tetap berjalan satu per satu menyusuri jalan tersebut, tibalah mereka di depan pintu abu-abu yang keadaannya masih tertutup. Mereka membagi dua, Geng Langit dan Cinta yang akan mendobrak pintu sementara Geng Barber yang tersisa menunggu diluar bersama Fahmi.

"Sementara waktu, lo disini dulu bersama Geng Barber sembari kita mencari bukti tentang teman lo itu," ucap Lody pada Fahmi.

Fahmi mengangguk, "oke."

Lody menatap satu per satu anggota Geng Langit meminta kesanggupan mereka. Dengan serentak merekapun mengangguk mantap.

"Hitungan ketiga gue akan dobrak pintunya dan kalian langsung menyusul ke dalam," perintah Lody.

Dengan tekad yang kuat dan mantap, membuat semangat mereka semakin membara. Tak terkecuali Lody yang sudah merah padam menahan amarah di dalam hatinya.

"Satu..... Dua..... Tiga!" pintu berhasil terbuka, masuklah Lody beserta geng langit.

Terlihat Geng Kapak sedang asyik bersantai dengan baju seragam yang masih melekat di tubuh mereka. Betapa terkejutnya mereka saat pintu markasnya dibuka kasar oleh seseorang dan segerombolan anak SMA seusianya memasuki markasnya tanpa izin.

"Heh, kurang ajar!! Berani sekali lo semua menginjakkan kaki di markas ini!" bentak Gifran.

"Lo yang kurang ajar!! Dasar bajingan tingkat akut!" bentak Lody tak mau kalah.

"Ada perlu apa lo?" tanya Gifran dengan nada bicara yang mulai memelan.

"Lo tanya aja sama Naufal," jawab Sayip.

Gifran memalingkan wajahnya pada Naufal, terlihat Naufal juga kebingungan dengan perkataan Geng Langit.

"Lo yang sudah memfitnah gue dan lo adalah dalang teror yang Cinta alami," lanjut Sayip.

Mata Naufal membulat sempurna begitupun dengan Gifran dan anggota Geng Kapak yang lain.

"Jangan berani memutarbalikkan fakta lo!! Sahabat macam apa lo berani menuduh gue tanpa ada bukti?" jawab Naufal.

"Sahabat?" tanya Sayip sedikit tersenyum miring, "bukannya lo udah gak menganggap gue sebagai sahabat lo? Lagian siapa yang sebenarnya menuduh tanpa ada bukti? Lo apa gue?"

Naufal terdiam.

"Kita ada bukti nya, dan Lody sudah tau semuanya," timpal Abi.

"HAHAHA," gema gelak tawa dari Geng Langit mengisi ruangan tersebut membuat Geng Kapak kebingungan.

"Kok lo jadi bodoh gini sih Bi?" ejek Femas.

"Jaga perkataan lo!"

"Eitttsss, mau apa lo? Mau menghantam Femas? Lawan gue dulu dong," ucap Lody setengah meledek.

"Nih mending lo semua dengerin cerita indah yang gue rekam kemarin," ucap Raihan sambil memutar ulang rekaman bukti yang dia punya.

Geng Kapak membeku tak bisa berkutik, rekaman itu sangat nyata dan sangat ampuh untuk dijadikan bukti yang kuat. Dan pertanyaannya, bagaimana bisa mereka merekam itu semua dengan sangat lengkap?

"Selesai," ucap Raihan sambil memasukkan ponselnya kedalam saku celana, "jadi lo gak bisa mengelak lagi."

"Oke! Memang gue pelakunya, gue adalah dalang dari semuanya. Puas lo!" teriak Naufal.

"Ada faktor apa lo berani meneror gue? Emang selama ini kita saling kenal?" ucap Cinta.

"Ternyata lo sudah melupakan gue ya Cin. Gue Nunu, sebutan teman masa kecil lo dulu," jawab Naufal.

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang