Acara pisah kenang siswa siswi XII sudah semakin dekat, seluruh siswa sibuk mempersiapkan sesuatu yang dibutuhkan untuk kesuksesan acara tersebut. Termasuk tim paduan suara, setiap hari mereka harus latihan demi lancarnya penampilan saat hari jadi nanti. Pisah kenang ini bukan semata-mata untuk merayakan kelulusan, namun juga sebagai wujud berakhirnya masa pendidikan dan awal untuk pendidikan yang lebih tinggi lagi. Pengumuman kelulusan belum disebarkan, semua menunggu hasil keputusan pemerintah.
Hari ini masih seperti biasanya, tim padsu dengan semangat masih mengikuti latihan. Semua sudah mendekati kata sempurna, teknik vocal mereka sudah jauh lebih baik. Arif sangat mengapresiasi kesungguhan siswa siswi SMA Nusa.
"Kalian sudah sangat bagus, kalau gini kita tidak perlu lagi membutuhkan banyak waktu untuk latihan. Sekarang kalian boleh istirahat," ucap Arif didepan tim padsu.
Mereka langsung bubar, tujuan utamanya adalah kantin. Tak terkecuali Arif dan Cinta. Kini mereka sudah duduk di salah satu meja dengan satu mangkok bakso dihadapan mereka. Sesekali dibumbuhi dengan obrolan sehingga tidak membuat keduanya boring.
Arif yang hendak mamakan kembali baksonya sedikit terhenti saat melihat keberadaan Geng Langit tak jauh dari mereka. Yang membuatnya terhenti adalah tatapan Lody yang terus menerus menatap dirinya. Cinta yang melihat Arif tak lagi memakan baksonya juga ikut melihat arah tatapan Arif. Cinta langsung bertemu dengan iris mata Lody. Dia baru menyadari bahwa dia tengah menatapnya.
"Udah kak jangan diliatin terus," ucap Cinta.
"Dia yang liatin kita dulu," jawab Arif.
"Iya gue tau kak, kan udah gue bilang. Kakak jangan lagi berurusan sama dia."
"Kenapa sih lo takut banget sama dia?"
Cinta terdiam, "bukan takut kak, tapi gue gak enak. Kakak tau sendiri kan, dia selalu memperhatikan kita."
"Lo masih suka sama dia?" tanya Arif. Entah mengapa pertanyaan itu yang selalu menjanggal dalam hatinya.
Pertanyaan yang sejauh ini masih sulit untuk Cinta jawab. Hatinya mengatakan iya, namun raganya menolak mentah-mentah hal itu.
"Gimana kalau kita pacaran?" ujar Arif yang terlihat serius.
Cinta sangat terkejut atas penuturan Arif.
"Kita buktikan kalau lo bisa melupakan dia, biar dia bisa sadar diri kalau dia sudah tidak berhak lagi menyimpan perasaannya ke lo," jelas Arif.
"Emang bisa ya kak?"
"Lo percaya sama gue. Jujur gue kemarin menantang dia buat adu otot, tapi melihat keberanian Lody dan gengnya membuat gue yakin mereka tidak bisa dianggap enteng," jujur Arif membuat Cinta melototkan mata kearah Arif.
"Lo nantang Geng Langit? Ya ampun kak, kan sudah gue bilang lo jangan lagi berurusan sama mereka," kata Cinta sambil menepuk jidatnya.
"Rasa ke kepoan gue gak bisa ditahankan."
"Bandel sih lo dibilangin!" Cinta meneguk es teh nya dan kembali melirik ke arah Lody, hampir saja di tersedak karena Lody masih menatapnya tajam. Cinta kembali menatap Arif, perkataan Arif ada benarnya juga. Dia bisa memanfaatkan Arif untuk membuktikan pada Lody bahwa dia bisa melupakan Lody.
"Gue setuju sama saran lo yang tadi," jawab Cinta.
Arif mengedipkan matanya berkali-kali, "serius?"
"Iya serius!"
"Oke bagus," Arif terlihat sangat senang.
"Tapi dengan satu syarat, lo jangan berurusan lagi sama Lody."
"Ngapain? Gak penting," Arif memutar bola matanya malas, tanpa sengaja matanya kembali bertemu dengan mata Lody. "Tuh anak gak capek apa liatin gue terus?" lanjutnya dalam hati.
"Cabut yuk Cin, males gue diliatin si elang," ucap Arif yang sudah berdiri, disusul oleh Cinta.
Sementara Lody masih setia menatap keduanya, dia membiarkan saja apa yang mereka berdua lakukan. Karena pada dasarnya cinta yang tulus akan tetap memenangkan perlombaan.
***
Hari ini Geng Langit sedang menghabiskan waktu di lapangan futsal milik SMA Nusa. Mereka sengaja bermain futsal untuk mengobati rasa rindunya. Semenjak semester 2, kelas XII sudah tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan apapun di sekolah, oleh sebab itu mereka sudah jarang sekali bermain futsal. Tidak semua anggota Geng Langit bermain futsal, hanya sebagian saja dan sebagian yang lain memilih untuk duduk di tribun. Disana juga ada tiga orang anggota Geng Barber yaitu Azkiyya, Ilma dan Feni.
Permainan telah selesai. Mereka lantas mendekat kearah tribun. Sebotol air dingin kandas seketika.
"Tumben cuma bertiga?" tanya Lody yang baru menyadari kehadiran Geng Barber yang hanya bertiga.
"Ya emang harus gitu kemana-mana bareng terus?" Ilma balik bertanya.
"Yakan biasanya gitu," sambung Lody.
"Semenjak Cinta kenal sama kak Arif, kita jadi jarang kumpul," jawab Ilma.
Lody menatap Geng Langit satu per satu, mereka sebenarnya sudah menyadarinya. Namun penuturan Geng Barber membuat semuanya mulai terlihat semakin jelas.
"Lo tau gak Lod? Ternyata Cinta sudah pacaran sama Kak Arif," ucap Azkiyya yang membuat Lody maupun Geng Langit menatap Azkiyya dengan tatapan serius.
"Sejak kapan?" tanya Omri.
"Tadi," jawab Feni.
Keadaan kembali hening. Semua sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tak terkecuali Lody, semua telah terjadi. Cepat atau lambat hal ini pasti akan terjadi, Lody sudah menduganya sejak awal.
"Lo gapapa kan Lod?" tanya Ilma.
"Santai aja, gue gak terlalu peduli. Kalau itu yang Cinta mau, gue bisa apa? Tapi gue harap dia tidak akan menyesal," jawab Lody.
Geng Langit menatap kearah Lody, sebagai seorang sahabat dia tau sekali tentang Lody. Mereka bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Lody, jujur mereka sebenarnya gemas terhadap Lody. Dia tidak pernah mendengarkan saran sahabatnya untuk melupakan Cinta, namun Lody tetaplah Lody yang tetap kukuh terhadap pendiriannya.
"Tapi gue gak yakin deh Lod sama Kak Arif, secara tidak langsung dia kan orang baru. Gue justru takut kalau Cinta kenapa-napa," ujar Feni, membuat Lody menatap serius kearahnya. Hal itulah yang selalu menghantui pikirannya, dia tidak bisa mempercayai orang baru begitu saja.
"Lo yakin bisa melepaskan Cinta begitu saja?" tanya Azkiyya.
Lody terdiam, semua kini menatap Lody meminta jawaban.
"Kirim nomor Arif Om," ucap Lody pada Omri, membuat sahabatnya kebingungan.
"Buat apa?" tanya Omri yang tak kalah bingungnya.
"Tinggal kirim susah banget sih lo!" ketus Lody.
Omri pasrah tak ingin terkena emosi Lody, dia pun akhirnya mengirimkan nomor Arif pada Lody. Tidak ada yang tau apa yang akan Lody lakukan, ini semua diluar perkiraan mereka.
"Lo jangan macam-macam sama anak baru itu Lod!" ucap Raihan pada Lody.
"Bodo amat! Paling juga dia yang bakal macam-macam sama gue," jawab Lody.
***
Love you readers❤
Sampai sini dulu ya.....
Reka adegan saja dulu, apa yang akan Lody lakukan? Atau apa yang akan terjadi selanjutnya?Ikuti terus alurnya
Bintangnya karatan kalau nggak kalian klik,, vote teruuuuuusss.....
Maaf atas kesalahan penulisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Cinta [END]
Teen Fiction#2 in fakesmile 12-29-18 Masa lalu mungkin bisa dilupakan, namun tak selamanya semua harus tentang masa lalu. Ada kalanya apa yang telah kau dapatkan hari ini haruslah diperjuangkan dan dipertahankan. Karena setiap orang memiliki prioritasnya masin...