Permohonan maaf

67 7 0
                                    

Lody menatap dirinya di cermin, balutan seragam khas Nusa Cendekia telah terpakai rapi di tubuhnya.

"Hari ini lo harus minta maaf sama Cinta," ucapnya pada pantulan dirinya di cermin.

"Jangan lupakan satu hal, jangan kasih kendor buat sahabat munafik itu!" ucapnya sambil menunjuk pantulan dirinya di cermin.

"Eitss..." kali ini dia lebih mendekatkan wajahnya ke cermin, "oke, hari ini udah ganteng banget, gak ada komedo, gak ada jerawat dan yang pasti gue tetap keren."

Prosesi bercermin telah selesai, dia segera berpamitan dan langsung berangkat menuju sekolahnya.

Setelah sampai, dia langsung menuju kelasnya yang belum ramai, hanya beberapa anggota Geng Langit dan Geng Barber, namun orang yang dia cari masih belum menampakkan dirinya di kelas.

"Woy han, Cinta belum datang?" tanya Lody pada Raihan yang tengah sibuk memainkan ponsel.

Raihan mengangkat kepalanya, dahinya mengerut menandakan keheranan pada sosok Lody yang kembali menyapa dirinya.

Lody bisa menebak ekspresi Raihan, dia lantas menggaruk kepalanya yang tak gatal dan berkata, "ya, gue udah tau semuanya dan gue merasa bersalah atas apa yang sudah gue perbuat."

"Tau apa?" tanya Raihan sangat polos.

"Lo jual otak semenjak keluar dari Geng Langit?"

Raihan hanya mengangkat kedua bahunya malas.

"Gue tau kalau Azkiyya yang sudah memfitnah Cinta dan gue juga tau kalau selama ini Cinta diteror," lanjut Lody.

"Tau dari siapa lo?"

"Gue nguping pembicaraan lo kemarin."

"Terus sekarang lo mau ngapain?"

"Ya minta maaf ke Cinta lah pintar," jawab Lody sambil menjitak kepala Raihan.

Raihan hanya terkekeh sambil mengusap kepalanya pelan.

"Dan lo bisa kembali pada Geng Langit."

Raihan mengangkat jempolnya tinggi, dan kembali melanjutkan game online miliknya yang sempat tertunda.

Terdengar suara tawa yang lumayan keras dari ambang pintu, itu Cinta dan Candri. Entah apa yang mereka bicarakan sampai tertawa seperti itu.

Lody memperhatikan Cinta, terlihat Cinta sangat bahagia dengan hiasan tawa di wajahnya, Lody terus memperhatikan Cinta sampai ia berada di bangkunya.

Lody segera beranjak dan berjalan menuju meja Cinta yang berada di dekat pintu.

"Ci...."

"Pagi anak-anak, ayo semua duduk kita mulai pembelajaran hari ini," ucap Bu Ning yang baru sampai.

Mau tak mau, Lody harus kembali ke bangkunya berada.

Lody tak bisa berkonsentrasi, matanya terus saja melihat ke arah Cinta, pikirannya sedang merangkai kata yang tepat untuk meminta maaf. Berkali-kali juga dia melirik jam tangannya, berharap jam istirahat cepat datang.

"Lama amat, gini nih kalau keburu waktu malah semakin lambat, kalau nggak malah cepat banget," gerutu Lody.

Femas yang duduk sebangku dengan Lody refleks menengok ke sebelah.

"Lo ngomong bareng siapa?" bisiknya pada Lody.

"Nih jam tangan gue lapar, lama banget geraknya," jawabnya asal.

Femas hanya geleng-geleng kepala mendengar respon Lody.

Bel istirahat berbunyi, Bu Ning sudah meninggalkan kelas, dan ini waktu yang tepat untuk Lody beraksi.

"Lo gak ke kantin Cin?" tanya Ilma yang hendak keluar kelas bersama beberapa Geng Barber.

"Nggak, kalian duluan aja."

"Lo mau nitip sesuatu?" tanya Dinda.

"Emm... Es teh ekstra es batu aja deh."

Sahabatnya hanya mengangguk lantas segera pergi menuju kantin.

"Ini kesempatan buat gue," ucap Lody pelan sambil berjalan menuju meja Cinta.

"Khemm.... Cin!" panggil Lody sambil duduk di bangku kosong sebelah Cinta.

Cinta terkejut melihat Lody yang sudah duduk disampingnya.

"Gue mau lo jujur sama gue tentang kejadian di pesta mala...."

"Lod gue minta maaf sama lo, gue berani sumpah itu bukan ulah gue, lo harus percaya sama gue Lod, gue gak mungkin lakuin itu ke lo dan keluarga lo," potong Cinta cepat.

"Cin lo ka...."

"Lo gapapa benci gue Lod, gue ikhlas, mungkin untuk kali ini lo belum percaya sama gue tapi suatu saat lo bakal ngerti."

"Cin denge...."

"Tapi lo jangan imbaskan pada Geng Langit, kasihan Raihan, dia rela keluar cuma gara-gara gue, dan lo...."

"Cinta!" ucap Lody setengah teriak.

Cinta langsung berhenti mengoceh menyalahkan dirinya setelah melihat tatapan Lody yang tajam.

"Lo gak salah, gue yang seharusnya minta maaf sudah salah paham sama lo," lanjut Lody dengan kedua tangan berada di pundak Cinta.

"Lo terlalu baik untuk disalahkan, dan lo juga gak pantas mendapatkan teror, karena lo seorang wanita, wanita pujaan gue yang akan terus gue pertahankan."

Tubuhnya bagai tersengat listrik, antara percaya dan tak percaya mendengar perkataan Lody.

"Lo... Lo tau dari siapa tentang teror itu?"

Tangannya dia turunkan dari pundak Cinta, "gue nguping pembicaraan lo dan Raihan kemarin," jujurnya.

"Gue minta maaf," kata Cinta terlihat menunduk.

"Berhenti minta maaf ke gue, sekarang gue mau tanya sama lo, kenapa lo gak pernah cerita sama gue?"

"Gue takut lo kenapa-napa, karena peneror itu mengancam gue, kalau gue gak jauhin lo dia bakal celakain lo," jawab Cinta.

"Justru disini gue yang takut, gue takut lo celaka, gue gak ingin kehilangan lo karena antara gue dan lo belum ada hubungan yang jelas."

"Lo ngomong apaan sih."

"Gue serius Cin," ucapnya tajam.

"Ya terus sekarang lo maunya apa?"

"Lo jadian sama gue, gue gak ingin lo menanggung semuanya sendiri, ada gue disini yang akan membantu lo melewati setiap masalah yang lo hadapi."

Cinta membeku, lagi dan lagi dia dibuat terbungkam oleh perkataan Lody. Ada rasa sedih disana, pasalnya si peneror itu pasti akan semakin gentar meneror Cinta jika dia tau kalau Cinta berpacaran dengan Lody.

"Kenapa?" tanya Lody yang menyadari perubahan ekspresi Cinta.

"Gue takut teror itu akan terus datang jika dia mengetahui gue pacaran sama lo, dan gue takut lo juga akan kena imbas dari teror itu."

"Gue gak peduli, gue siap menerima teror apapun, asalkan lo tetap bersama gue apapun yang terjadi," ucap Lody meyakinkan Cinta.

Cinta terdiam, tak ada satu katapun yang keluar sebagai jawaban.

"Gimana?"

"...."

"Oke, lo diam gue anggap lo setuju, mulai detik ini kita resmi jadian," ujar Lody sambil berlalu meninggalkan Cinta yang masih terdiam.

Cinta menatap berlalunya Lody, jantungnya hampir saja copot, dan dia masih belum percaya tentang apa yang baru saja terjadi.

****

Love you readers ❤

Bunga-bunga cinta berterbangan:v
Huwoooooo
Ikutin, ayo ikutin terus ceritanya
Kira-kira ada apa lagi ya setelah ini?



Terus vote/follow dan tentunya klik gambar bintang



Maaf atas saltik yang kurang ajar dan penulisan kata/kalimat yang kurang tepat.

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang