Kenangan masa lalu

64 6 2
                                    

"Gue dengan kebahagiaan gue, lo dengan kebahagiaan lo. Jadi berusahalah untuk tidak merebut kebahagiaan orang lain"

***

Bungkus makanan berserakan di dekatnya, televisinya menyala menayangkan sebuah film full movie doraemon kesukaannya.

Braakkk!!

"Allahhumma," ucap Cinta terkejut bukan main saat pintunya tiba-tiba dibuka secara kasar.

"Taraaa, lihat apa yang kita bawa?" ucap Dinda antusias bersama Geng Barber.

Cinta tak berekspresi, dia menunggu saja perkataan selanjutnya dari sahabatnya yang tanpa berdosanya langsung memasuki kamarnya tanpa permisi.

"Tiket nonton film horor peringkat terbaik di Indonesia," lanjut Candri tak kalah heboh sambil mengangkat tinggi-tinggi tiket yang dia maksud.

Mata Cinta terbelalak, refleks dia langsung berdiri dan menghampiri sahabatnya untuk mengambil dan memastikan sendiri bahwa mereka tak berbohong. Matanya langsung berbinar saat melihat judul film yang akan mereka tonton, tanpa sengaja Cinta langsung bersorak heboh dan diikuti oleh geng nya.

"Tunggu apa lagi ayo cepat berangkat," ucap Cinta heboh.

Tangannya langsung ditarik oleh Ilma sebelum dia keluar dari kamarnya.

"Lo yakin mau pergi nonton dengan penampilan begitu?"

Sontak saja Cinta langsung menatap dirinya sendiri di depan kaca. Kaos oblong dan celana pendek di atas lutut dengan rambut acak-acakan tanpa sedikitpun make up terlihat disana.

Cinta lantas menyengir tak berdosa dan segera berlari menuju kamar mandi, sedangkan Geng Barber hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku sahabatnya.

***

1 jam 30 menit, geng Barber baru keluar dari ruang bioskop. Adrenalin film horor yang baru saja mereka tonton masih terasa saat mereka keluar.

"Gilak! Gue kapok, gue gak mau lagi nonton film horor," ucap Hanun dengan wajah yang sedikit pucat.

"Yaelah film gitu doang gak ada apa-apanya," jawab Cinta selaku pencinta film horor.

"Lo sih enak, gue paling anti sama film horor, kalau tadi kalian gak maksa gue gak bakal liat, mending liat film romance," bela Hanun mulai kesal sendiri.

"Mending makan daripada tengkar," ucap Dinda berusaha menengahi.

"Kalian duluan aja tunggu di mobil, gue mau ke toilet bentar," ucap Cinta dan langsung pergi dari hadapan Geng Barber.

Tak butuh waktu lama, Cinta sudah keluar dari bilik toilet. Sebelum pergi ke parkiran, dia membasuh wajahnya terlebih dahulu di wastafel untuk menyegarkan wajahnya.

"Apa yang lo rasakan jika pacar tiba-tiba menghilang dan sekarang justru berpacaran dengan orang lain?"

Cinta menghentikan langkahnya setelah mendengar perkataan dari seseorang yang tak asing di telinganya. Cinta tak langsung menengok, dia masih termatung di tempatnya.

"Apa kabar kenangan? Lo masih ingat dengan kenangan masa lalu kita?" ucap seseorang itu lagi.

Cinta langsung menengok setelah mendengar perkataan keduanya, dia dibuat terbungkam dan terbelalak lebar setelah melihat orang yang sedari tadi berceloteh.

"Gi... Gifran?" ucap Cinta tak percaya.

"Hai apa kabar?" sapanya dengan seulas senyum, senyum khas yang hanya dimiliki olehnya.

"Mau apa lagi lo?"

"Kemana aja lo selama ini? Kenapa lo menghilang? Lo sengaja buat gue menderita?"

"...."

"Lo udah gak sayang sama gue? Iya? Makanya lo menghilang gitu aja dari hidup gue," ucap Gifran dengan senyum sinis.

"Gue udah bahagia, mending lo pergi jauh dari hidup gue," kata Cinta.

"Gak segampang itu, lo adalah kebahagiaan gue dan gue akan mengambil kembali apa yang sudah menjadi kebahagiaan gue."

"Jaga ucapan lo! Lo sudah bukan siapa-siapa gue, jadi jangan berharap buat gue balik sama lo."

"Hahaha Cinta..... Cinta, apa lo bilang? Bukan siapa-siapa? Lo lupa kalau sebelum lo menghilang, lo ataupun gue belum mengucapkan kata 'putus' sama sekali," jawab Gifran menekankan kata putus.

"...."

"Kenapa diam? Lagi mikir alasan ya? Segitu murahannya lo?"

Plak!

Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi Gifran.

"Mulut lo gak pernah di sekolahin? Iya?" lanjut Cinta sambil tertawa meremehkan.

"Masih mending mulut gue gak di sekolahin, lo? Harga diri yang gak di sekolahin," lawan Gifran, "lo ninggalin gue tanpa alasan, sedangkan disini lo asyik dengan mainan baru lo."

"Cukup Gif cukup!! Intinya sekarang gue sudah bahagia dengan pilihan gue, dan lo hanyalah masa lalu gue," jawab Cinta, "lo cuma butuh kata 'putus' kan? Oke sekarang juga kita PUTUS," ucap Cinta lantas segera pergi meninggalkan Gifran sendiri.

Gifran hanya memandang Cinta dengan tatapan tajam, "gak segampang itu lo bilang putus, lo lihat saja Cin apa yang bakal gue lakuin," gumam Gifran dengan aura tajam.

***

Sampai diparkiran, Cinta langsung memasuki mobilnya dengan pikiran yang masih mengarah kepada kejadian beberapa menit yang lalu. Hatinya sungguh seperti dicabik-cabik saat masa lalunya kembali hadir disaat kebahagiaannya sedang baik-baiknya.

Cinta menggenggam erat setir mobilnya, dia hampir saja menjatuhkan air matanya, namun dengan segera dia menyeka terlebih dahulu sebelum terjatuh.

Geng Barber yang juga berada di dalam mobil menatap heran kearah Cinta, ada yang aneh tapi salah satu diantara mereka sama sekali tidak ada yang berani bertanya sampai mobil pun sudah melaju meninggalkan area parkir.

Kondisi Cinta saat ini benar-benar dalam mood tidak baik. Mobil yang dia kemudi tanpa sengaja menginjak gas dengan kecepatan tinggi dan hampir saja menabrak sebuah truk tangki kalau saja dia tidak mengerem sesaat setelah mendengar teriakan dari Geng Barber.

"Cin lo kenapa sih? Kalau lo lagi emosi mending ganti Azkiyya yang mengemudi, ingat! Lo lagi bawa penumpang, kalau nggak sih terserah lo aja," ucap Dinda sadis, karena dia terkejut luar biasa saat mobil yang di bawa Cinta tinggal beberapa centi saja pasti akan langsung menabrak truk tersebut apalagi dia duduk di samping Cinta.

Cinta menyerah, dia memilih turun dan kemudinya di ganti oleh Azkiyya. Tatapannya masih kosong seakan kejadian tadi berhasil menguras setiap hal di pikirannya.

"Lo gapapa kan Cin?" tanya Ilma.

Cinta hanya menggeleng.

Ilma menoleh kebelakang, sahabatnya yang lain hanya menaikkan bahu tanda tak mengerti.

Candri yang duduk di belakang lantas memajukan badannya, "Cin, lo sakit?"

"Nggak, gue lagi banyak pikiran," jawab Cinta.

Tak ada lagi pertanyaan dari gengnya, keadaan dalam mobil kembali hening hanya suara musik yang terdengar.

****

Love you readers ❤

Kira-kira siapakah yang salah?

1. Cinta
2. Gifran

Hmmm,,, tebak aja dulu, kita ikutin saja alurnya.

Ayo vote, follow dan comment jika ada kesalahan penulisan, kritik atau apapun keluh kesahnya.

Maaf atas saltik dan kesalahan kata.

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang