Siapa yang bersalah?

63 5 0
                                    

Bughh!!

Satu pukulan berhasil mendarat di pelipis Sayip, membuat Sayip meringis sekaligus tak mengerti akan hal yang terjadi.

"Munafik! Ternyata selama ini lo dalang dibalik teror itu?" bentak Lody.

Sayip masih meringis di tempatnya menatap Lody bingung.

"Gue gak ngerti apa yang lo bilang," ucap Sayip.

"Cukup sampai disini kebohongan lo. Mending sekarang lo jujur sama kita kalau lo memang pelaku dari teror itu, jujur!!" amarah Lody sudah tak dapat dibendung.

"Cinta, ada apa? Kok ribut-ribut?" tanya Mamanya yang tiba-tiba berada di ambang pintu.

Cinta yang masih terdiam mencerna apa yang baru saja terjadi seketika terlonjak kaget saat mendengar suara mamanya.

"Eh, gak ada apa-apa kok ma. Kita lagi latihan teater buat praktik Bahasa Indonesia, iya kan teman-teman?" tanya Cinta dan dibalas dengan anggukan dari semua kecuali Lody dan Sayip yang masih terdiam dengan pikirannya masing-masing.

"Udah mama tenang aja. Makanannya simpan aja dulu, nanti Cinta ambil," lanjut Cinta yang kini sudah merangkul Mamanya.

"Oh yasudah. Mama tinggal ke rumah sebelah ya, soalnya tetangga baru saja lahiran," izinnya.

"Ohh gitu, iya ma gapapa kok."

Lantas Mamanya langsung pergi meninggalkan Cinta yang masih terdiam di ambang pintu. Sepeninggalan Mamanya, Cinta langsung menutup pintu dan membiarkan ada keributan hebat di dalam kamarnya karena dia membutuhkan penjelasan.

"Sekarang lo jujur!" lanjut Lody.

"Mau jujur apa? Gue aja gak tau apa yang lo omongin Lod."

"Jangan pancing gue buat ngomong kasar sama lo!" bentak Lody yang kini mulai meremas kerah baju Sayip.

"Bukannya lo memang selalu ngomong kasar?" balas Sayip tak mau kalah.

Lody terdiam, begitupun dengan Geng Barber dan Geng Langit. Mereka tak bisa berbuat apa-apa, meleraipun rasanya tak bisa, karena Lody akan melampiaskan amarahnya pada siapapun yang berani menghentikannya.

"Sejak mengenal Cinta, gue sudah berjanji pada diri gue sendiri. Gue berjanji untuk tidak berkata kasar pada siapapun khususnya kepada seorang perempuan," ucap Lody yang membuat semuanya terkejut.

"Gue sudah tau semuanya, lo adalah biang kerok dari semuanya," lanjut Lody.

"Lod gue berani sumpah kal....." Bugghhh!! Belum sempat Sayip menyelesaikan perkataannya, satu pukulan berhasil mendarat membuat Sayip terpintal ke atas kasur.

"Berani bersumpah juga lo. Sudah jelas-jelas salah masih mau membela diri, iya?"

"Gue mau lo jujur yip. Gue gak ingin persahabatan ini hancur gara-gara lo main belakang sama gue," itu adalah Cinta. Dia mulai mengeluarkan suaranya dengan wajah yang tertunduk.

"Tunggu!" cegat Azkiyya, "benda ini apakah juga dari lo yip? Ini tidak mungkin diletakkan secara sengaja oleh lo kan Cin?" tanya Azkiyya sambil mengangkat benda yang berada di tangannya.

Cinta mendongak menatap benda yang juga tak asing di matanya.

"Dimana lo dapat itu?" tanyanya.

"Lo gak tau? Oke fiks! Ini memang diluar pengetahuan lo, sekarang fakta yang sebenarnya ada di tangan lo yip!" tajam Azkiyya di akhir kalimatnya.

"Oke!! Gelang itu memang dari gue, gue sengaja meletakkan gelang itu di buku sains Cinta saat buku itu gue pinjam beberapa hari yang lalu. Tapi...."

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang