Egois vs Logika

59 5 0
                                    

"HAHAHA!! Mau aja tuh orang dibohongin," ucap Abi.

Langkah Raihan tiba-tiba berhenti saat mendengar pembicaraan dari dalam yang membuatnya terdiam dan sengaja menguping.

"Lo memang hebat bro, gak salah gue terima lo dalam Geng Kapak," jawab Gifran.

"Ya iyalah, siapa dulu. Abi dilawan, geng cemen seperti mereka? Alahh bukan tandingan gue."

Semua orang yang berada di dalam seketika terbahak mendengar ucapan Abi.

"Dan untuk kalian berdua, thanks banget. Fakta tentang Sayip itu sangat berguna buat memperdayakan Lody," lanjut Gifran yang tentu ditujukan untuk Naufal dan Rinda.

"Slow aja kalik. By the way, masalah chat itu gimana ceritanya?" tanya Rinda.

"Alahh itu mah tinggal bikin aja, gue tinggal chatan sama anak Geng Kapak, masalah foto profil kan gue bisa tanya-tanya," jawab Abi setengah tertawa.

"Cerdas. Heran gue sama Lody, orang cerdas kayak lo disia-siain," tambah Novita.

"Dia mah bodoh. Raihan doang yang selalu dia andalkan, orang kayak gue mana ada dia peduli," jawab Abi setengah malas.

"Udah lo tenang aja, selagi lo bareng Geng Kapak semua akan terasa menyenangkan karena gue gak akan melarang apapun yang lo buat," ucap Gifran.

Keadaan terdengar hening, tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka.

"Bentar lagi dunia akan berpihak ke gue. Gue bisa sepuasnya mengirim teror pada tuh anak. Makasih lo udah mau bantu gue, meski lo harus berurusan lagi dengan masa lalu lo."

"Santai aja, lagian cara itu lumayan buat gue senang."

Setelah menyetelkan rekaman suara tersebut, Raihan langsung menutup ponselnya dan meletakkannya diatas meja makan. Semua pasang mata yang berada di ruangan tersebut terdiam. Cinta yang memang tak berselera menyantap makanan yang dibuatkan Mamanya tadi hanya menatap kosong kedepan dengan telinga yang mendengar dengan jelas pelaku sebenarnya.

"Terbukti kan! Gue mana berani Cin neror lo, dan gelang itu sama sekali gak ada hubungannya dengan gelang teror yang lo dapat waktu itu," ucap Sayip sambil meletakkan segelas air yang baru saja dia minum.

"Mereka benar-benar pengecut, lebih tepatnya pengecut bajingan yang tak punya akal sehat," geram Azkiyya.

"Simpan dulu perkataan lo. Lo juga berperan memanas-manasi situasi tadi, harusnya disini lo yang lebih merasa bersalah!" ucap Raihan pada Azkiyya masih dengan nada tajamnya.

Azkiyya menunduk, "gue minta maaf Yip, gue memang bodoh sampai gak liat hal sekecil itu."

"Gue juga!" ucap yang lainnya.

"Santai aja, gue gapapa. Karena gue yakin kalian bukan Lody," jawab Sayip sangat santai.

"Sekarang kita harus berbuat apa? Lody marah entah kemana dan mereka harus segera mendapat perhitungan," ucap Femas.

"Sekarang keputusan ada di tangan lo Han, kita semua percaya sama lo," lanjut Omri yang diikuti anggukan dari Geng Langit dan Geng Barber.

Raihan menatap keseriusan sahabatnya, dia juga menatap Cinta yang sekarang justru terdiam seribu bahasa dengan tatapan kosong. Hatinya sesak melihat seorang gadis yang tak tau apa-apa menjadi seperti ini, sebagai seorang lelaki sekaligus sahabatnya dia sangatlah kecewa.

"Besok pulang sekolah kita kembali ke markas mereka sekaligus menjelaskan kebenaran ini pada Lody," jawab Raihan.

"Moga aja besok Lody masuk," ucap Ilma.

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang