"Capek banget," lesuh Cinta yang kini tengah duduk di lantai aula sambil meneguk sebotol air.
Hari ini latihan padsu (paduan suara) dimulai. Semua teknik dalam bernyanyi group sudah dikuasai dengan cepat oleh siswa siswi padsu. Meski baru satu hari, namun Cinta terlihat begitu lelah, karena selain bernyanyi dia juga berperan mengatur semua tim padsu.
"Capek ya?" tanya seseorang yang kini sudah duduk di sebelah Cinta.
"Eh Kak Arif. Iya nih kak, ternyata susah juga ya jadi dirigen," jawab Cinta.
"Ya begitulah, jadi dirigen itu susah-susah gampang sebenarnya, tapi tadi gue lihat lo sudah bagus kok," jawab Arif.
Cinta mengangguk sebagai jawaban dan kembali meneguk airnya.
"Kakak itu alumni sekolah sini ya?" tanya Cinta basa-basi.
"Iya, tahun kemarin gue lulus."
"Tahun kemarin? Kok gue gak pernah lihat kakak ya, padahal lo kakak kelas gue dulunya."
Arif tertawa pelan, "dulu gue emang gak seterkenal kayak sekarang. Dulu gue lebih banyak berdiam diri di ruang musik atau di perpus, jadi ya gitu."
"Emang kakak terkenal ya?"
Pertanyaan yang sangat polos itu membuat Arif menoleh dan menatap Cinta.
"Nggak juga sih, gue begini juga berkat sekolah ini," jawab Arif seadanya.
Oke, Cinta tak akan membahasnya. Kini Cinta menatap Arif dari samping, terlihat senyuman tipis di wajahnya. Sepertinya dia sedang mengingat saat-saat masa sekolahnya dulu, terkadang saat telah alumni masa SMA sangatlah indah jika diingat. Cinta masih menatap Arif, tanpa sadar dirinya mengulas senyum. Wajahnya sangat manis jika dilihat dari samping, hidungnya mancung dan bulu matanya tebal dan sedikit lentik. Sungguh indah ciptaanmu ini tuhan.
"Gue tau gue ganteng, gak usah diliatin mulu," ucap Arif tiba-tiba membuat Cinta tersentak dan memalingkan wajahnya ke lain arah.
Kini berganti Arif yang menatap Cinta. Dari awal dia bertemu Cinta, dia sudah kagum akan kecantikannya. Menurutnya Cinta itu berbeda dari gadis yang lain, dia tak hanya cantik namun juga baik.
"Gue tau gue cantik, gak usah diliatin mulu," balas Cinta.
"Kegeeran!" ucap Arif, "kantin yuk! Gue kangen sama suasana kantin, apa Bang Ujang masih jualan?"
Hampir saja Cinta akan tertawa. Di sekolah ini siapa sih yang gak kenal Bang Ujang, selain baksonya yang enak dia juga sangat humoris membuat banyak murid menyukai sosoknya yang mudah sekali bergaul dengan siapa pun.
"Masih kok kak, yuk kesana kebetulan gue udah laper nih."
***
Sepanjang perjalanan Cinta bersenda gurau dengan Arif membuat banyak pasang mata yang menatapnya tajam. Banyak siswa yang membicarakan Arif karena ketampanannya, ada juga yang masih membicarakan Cinta yang tiba-tiba dekat dengan cowok lain.
Langkah Arif terhenti saat Cinta tiba-tiba menghentikan langkahnya setelah melihat sesuatu di dalam kantin. Ada perasaan takut saat melihat keberadaan Geng Langit di tengah-tengah kantin.
"Kenapa?" tanya Arif saat melihat raut wajah Cinta tiba-tiba berubah.
"Kayaknya gue sudah gak laper lagi deh kak, kita cabut yuk!" jawab Cinta yang sengaja berbohong.
"Tapi gue laper, lo bisa temenin gue makan Cin," ajak Arif sekali lagi.
"Bungkus aja deh kak, kita makan di aula. Gimana?" tawar Cinta masih teguh akan pendiriannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Cinta [END]
Teen Fiction#2 in fakesmile 12-29-18 Masa lalu mungkin bisa dilupakan, namun tak selamanya semua harus tentang masa lalu. Ada kalanya apa yang telah kau dapatkan hari ini haruslah diperjuangkan dan dipertahankan. Karena setiap orang memiliki prioritasnya masin...