Tak se-asyik dulu

57 5 2
                                    

Minggu pagi yang cerah. Mentari bersinar dengan indahnya, sinarnya menghangatkan bumi dan tumbuhan pun bahagia bisa memperoleh sumber nutrisi untuk kembali berfotosintesis. Semilir angin berhembus lembut, kicauan burung bersahutan memamerkan kebahagiaannya.

Cinta masih bergelayut di atas kasurnya, malas untuk bangun pagi-pagi. Suara panggilan mamanya membuatnya sedikit merengek malas.

"Cinta bangun!!" teriak Mamanya di depan pintu.

"Ini kan hari minggu ma," kesal Cinta yang masih bergeming di tempat tidurnya.

"Itu dibawah ada teman kamu, cepat bangun!!"

Cinta melebarkan matanya, lantas terduduk dengan tatapan mata mengarah pada pintu. Memang siapa yang bertamu di hari minggu seperti ini? Untuk memastikan, Cinta mulai melangkah turun dan mengecek siapa yang datang. Cinta sedikit terkejut, dari atas sana Cinta bisa melihat Arif sudah duduk di ruang tamu.

"Kak Arif ngapain kesini?" gumam Cinta pelan. Tak ingin membuatnya menunggu, Cinta kembali ke dalam kamar dan segera mandi.

Tak perlu waktu lama, kini Cinta sudah menuruni anak tangga dan pergi menghampiri Arif. Arif yang menyadari ada seseorang yang menuruni anak tangga langsung menolehkan wajahnya, dia pun tersenyum manis saat melihat Cinta. Cinta langsung duduk disebelah Arif.

"Tau dari mana rumah gue?" tanya Cinta yang mulai tadi sangat penasaran.

"Apa sih yang gue gak tau," jawab Arif.

Cinta memutar bola matanya malas. Dari arah dapur terlihat mamanya membawa baki berisi minuman dan sedikit cemilan untuk mereka berdua.

"Temannya Cinta ya?" tanya Ibu Nanda pada Arif dengan seulas senyum di wajahnya.

"Iya tante," jawab Arif seadanya.

"Lody nya kok nggak diajak juga Cin?"

Cinta tertegun, bingung harus menjawab apa. Pasalnya Mamanya belum mengetahui kalau dirinya telah putus dengan Lody.

"Eh nggak ma."

"Kenapa?"

"Eh itu ma..... anu.... Cinta sudah putus sama Lody," jawab Cinta sedikit ragu.

Mamanya menatap Cinta tanpa berekspresi, lantas pergi meninggalkan keduanya. Cinta menelan salivanya, ada perasaan tidak enak saat melihat raut wajah Mamanya yang seketika berubah saat mendengar penjelasannya. Sedangkan Arif menatap Cinta bingung, suasana tiba-tiba terasa canggung.

"Gue kesini mau ngajak lo jalan, lo bisa?" ucap Arif berusaha mencairkan suasana.

"Gu....."

Ponsel Cinta tiba-tiba berdering tanda pesan masuk. Nama Azkiyya berada di paling atas.

Azki_Kiyya
Bentar lagi gue jemput lo, teman-teman kelas mau buat perlengkapan video kreatif di rumahnya Lody.

Cinta terdiam sejenak, lantas beralih menatap Arif. Dia ingin menerima ajakan Arif, namun jika dia tidak datang ke rumah Lody, dia akan semakin merasa bersalah kepada teman-temannya , karena ini bersangkutan dengan acaranya nanti. "Maaf ya kak gue gak bisa, soalnya ada acara sama teman-teman kelas."

Terdapat raut kecewa di wajah Arif, namun dia harus mengerti bahwa hidup Cinta tak harus tentang dirinya. Sebelum dia datang, dia sudah memiliki banyak sahabat yang telah mengisi banyak warna dalam hidupnya.

"Gapapa, lain kali saja," Arif memaksakan senyumnya, "gue pamit ya."

"Iya kak, sekali lagi maaf ya," jawab Cinta.

Arif hanya mengangguk dengan seulas senyum, lantas berdiri. Cinta mengantarnya sampai pintu, setelah mobil Arif pergi meninggalkan rumahnya, Cinta lantas menutup pintu. Saat berbalik, Cinta dikejutkan dengan keberadaan Mamanya yang berdiri di belakangnya sambil menatapnya tajam.

Aku, Kamu dan Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang