Seseorang tengah terduduk diam di dalam mobilnya. memgabaikan beberapa panggilan yang masuk di handphone nya.
Daniel yang tadi berniat mengejar Somi, kini berakhir dengan rasa yang sulit di artikan. Daniel mengikuti Somi yang berlari kesetanan mencari taxi. lalu masuk ke dalam rumah sakit dengan tergesa-gesa, berlarian ke sana kemari mencari sosok yang Somi khawatirkan. dan menangis histeris kala mengira seseorang meninggal di hadapanya adalah Jaehyun.
Daniel melihat dengan pasti bagai mana terpukulnya Somi saat mengira Jaehyun meninggalkanya. Daniel juga melihat akhir dari kisah cinta nya yang pupus sebelum sempat mulai melangkah lebih jauh.
Entah apa yang Daniel rasakan kini, apa yang ia pikirkan. apa yang ia rasakan, yang dia ingin saat ini hanya berdiam diri.
tokk...tokk..tok... ketukan di kaca mobilnya membuyarkan segala lamunanya. Daniel menengok dan mendapati Sejeong tengah berdiri di sebelah mobilnya. "kenapa Je?" kata Daniel setelah membuka kaca jendela mobilnya.
tanpa aba-aba dan perintah dari daniel Sejeong masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi sebelahnya. "kenapa Je?" tanya Daniel kembali "kenapa apanya? liat tuh di handphone" kata Sejeong sedikit marah.
Daniel mengambil handphone nya dan melihat notifikasi di layar handphone nya. banyak chat dan panggilan masuk dari teman-temannya. "masih mau nanya kenapa?" tanya Sejeong "ya udah si gak usah khawatir gitu sama gue" canda Daniel.
"ya gimana gak khawatir si kak, loe nyusulin Somi takut dia kenapa-kenapa tapi loe nya malah ngilang sendiri gak ngasih kabar kan kita-kita tadi ngiranya kalian kenapa-kenapa, di telfon gak di angkat di chat gak di bales" omel Sejeong "iya maaf, udah gak usah khawatir lagi sama gue" kata Daniel "gue bodoamat sama loe kak? Somi nya gimana?"
"bangke, ujung-ujungnya Somi yang di tanyain" kata Daniel "ya gak gitu kak, tujuan utamanya tadi apa? kan emang Somi?" jawab Sejeong malas. "ya terus ngapain loe masuk mobil gue?"
"aduh plis ya kak, gue capek lari larian nyariin loe sama Somi, mobil gue udah di bawa Doyeon, ya masa gue loe suruh jalan kaki,? laki-laki macam apa kau ini kak, di mana reputasi mu nanti kalo aku sebar gosip hoax? kan gak lucu lagi" omel Sejeong. "pusing deh gue, gak Somi gak loe sama aja. sama-sama bawel" ucap Daniel yang lantas menjalankan mobilnya.
Sejeong terdiam beberapa saat setelah mendengar penuturan dari Daniel "jangan samain gue sama Somi, gue gak sama kaya dia" Sejeong memandang ke luar jendela dan membelakangi Danie.
Daniel mengkat sebelah alisnya "maaf kalo perkataan gue nyinggung loe, gue gak mikir sampe segitunya, maaf gak mikirin perasaan loe" kata Daniel "ya karna loe emang gak punya perasaan sama gue kak" kata Sejeong teramat lirih lalu memejamkan matanya.
Daniel terdiam, meski perkataan Sejeong teramat lirih namun masih dapat di dengar oleh telingan Daniel. Daniel menjadi tidak enak kepada Sejeong di tamabah lagi suasana di mobilnya menjadi hening dan dingin tak seperti tadi.
Daniel frustasi dengan situasi saat ini, ia kemudian memilih menyalakan musik di dalam mobilnya.
"loe gak ada niatan buat ngucapin selamat ke gue gitu?" tanya Daniel memecah keheningan.
Sejeong menatap Daniel "selamat buat apa?" tanya gadis itu dengan nada rendahnya "ya kan gue udah mau wisuda"
"oh, iya selamat kak" kata Sejeong lalu kembali menunduk. Daniel menghela nafasnya "bukan gue gak punya perasaan sama loe Je" kata Daniel yang langsung mendapat respon dari Sejeong.
"ma...maksudnya?" Sejeong yan tiba-tiba menjadi gugup dengan topik yang tengah di bahas oleh Daniel. "gue cuma takut, takut salah naruh perasaan, takut gak bisa bikin dia bahagia dan takut kalo gue bukan yang terbaik buat dia. rasa sayang itu gak harus dapet jawaban, kadang rasa yang kita miliki aja udah cukup, tanpa adanya balasan dari orang yang kita sayangin. loe sayang sama gue dan gue sayang sama Somi tapi Somi sayang sama Jaehyun dam Jaehyun sayang Somi" perkataan Daniel sukses membuat hancur hati Sejeong.
Dengan ketidak sengajaanya, Daniel baru saja menolak perasaan Sejeong untuknya, bukan Sejeong tidak tau bahwa selama ini Daniel menyayangi Somi. hanya saja gadis itu belum siap menerima penolakan seperti ini.
sakit rasanya, hati Sejeong kini hanya merasakan kepedihan "ada contoh di mana rasa yang gak perlu di balas namun harus bahagia, ada perasaan yang saling melengkapi dan mencoba hidup bahagia bersama, takdir tuhan gak pernah ada yang tau, kaya rasa cinta yang tuhan kasih. gak ada yang tau cinta itu untuk siapa dan kenapa" Daniel menyelesaikan kalimatnya lalu menoleh ke arah Sejeong yang kini tertunduk.
"loe lupain satu hal kak, ada di mana rasa yang tidka terbalas dan terluka, mencoba bertahan dengan keyakinan namun tetap saja perih dan menyakitkan, cinta sepihak itu sakit kak, tuhan ngijinin buat sedih buat nangis buat marah, tuhan gak kasih kita perasaan sayang dan cinta tanpa dia kasih keyakinan. kita bisa nglakuin apa yang kita mau. kita bisa usaha, takut nyakitin takut bukan jadi yang terbaik itu alibi, omong kosong orang yang hatinya masih bimbang dan gak percaya diri" Sejeong memandang ke arah Daniel.
"tugas kita hanya berusaha ngasih yang terbaik meski pada akhirnya kita bukan yang terbaik. kita hanya perlu usaha dan tuhan yang ngatur semua sekenarionya" Daniel tertegun mendengar perkataan dari Sejeong.
Daniel menghentikan mobilnya ketika telah tiba di tempat tujuan. Sejeong segera turun dari mobil Daniel tanpa mengatakan sepatah kata pun. sementara Daniel terdiam membisu. laki-laki itu benar-benar tidak pernah menyangka bahwa Sejeong lebih dewasa dari apa yang ia tau.
ucapanya benar-benar membuat Daniel bungkam tanpa bisa menjawab lagi.
***
Sejeong memasuki tempat makan di mana anak yang menjadi bagian dari festival tadi berkumpul. sudah banyak orang di sana.
Sejeong menghampiri meja teman-temannya. "itu Seje" tunjuk Sohye kepada Sejeong yang berjalan tak jauh dari mereka. "Je? Somi mana? kak Daniel juga mana?" tanya Chungha saat Sejeong sudah berada di meja tersebut.
"Yoenie, kunci mobil gue mana?" tanya Sejeong kepada Doyeon dengan raut muka datar dan mata memerah, Sejeong mengabaikan pertanyaan Chungha.
Rasanya mood Sejeong benar-benar sedang buruk, tidak ada keinginan berbicara atau apapun, yang ingin dia lakukan saat ini hanya pergi dari tempat ini menghindari Daniel dan berbagai pertanyaan tentang Somi.
Sahabat-sahabat Sejeong memperhatikan Sejeong dengan tatapan penuh tanda tanya. tak sepertu biasanya gadis ini seperti ini. Dengan ragu Doyeon memberikan kunci mobilnya kepada Sejeong.
Sejeong menerimanya dan langsung keluar meninggalkan tempat tersebut. "Seje kenapa?" tanya Sohye dan semua orang di sana mengangkat bahunya tidak tahu. "biar gue susulin ya, takut kenpa-kenapa guenya, gak biasanya dia kaya gitu" kata Chungha khawatir.
Sejeong yang hanya fokus berjalan keluar itu pada akhirnya menubruk bahu lebar, tanpa menengok ke arah orang yang ia tabrak "maaf" kata Sejeong singkat sembari sedikit membungkukan dirinya lalu kembali melanjutkan langkahnya.
laki-laki berbahu besar itu menatap bingung dan aneh ke arah Sejeong, tak lama kemudian Chungha berjalan dengan tergesa-gesa "mau kemana? buru-buru amat?" tanya Daniel kepada Chungha.
"itu kak, nyusul Seje, kayaknya moodnya lagi gak baik. takut kenapa-kenapa kalo di biarin nyetir sendiri" jelas Chungha. Deg, rasa bersalah kini menghantui Daniel, akibat perkatanya Sejeong menjadi seperti ini.
.
.
.
.
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend {Jung jaehyun X Jeon Somi}
Teen FictionCowonya boyfriend able cewenya girlfriend able.😍