60 - Dua Sisi

4.3K 586 65
                                    

Taeyong menatap wajah nya di cermin. Ia lihat matanya membengkak, pipinya memerah dan basah, juga hidung yang mampet. Ia menggenggam erat ponselnya, lalu membantingnya ke tembok dengan kasar.

Kini, ponsel dengan merk iPhone X itu sudah hancur dan rusak. Menyisakan kepingan-kepingan kaca yang pecah.

Brak!

Trang!

Suara itu berasal dari cermin yang Taeyong tonjok dengan kepalan tangannya. Retak, dan pecah. Darah segar mengalir dari jari-jari dan punggung tangan Taeyong.

Ia kesal. Ia marah. Dan ia kecewa.

Lebay? Bukan, Taeyong bukan lebay. Lebih tepatnya seluruh hatinya terasa panas akibat amarah yang ia rasakan.

"Taeyong!" Pekik Tante Lee.

Ia terkejut melihat keadaan Taeyong yang benar-benar kacau. Tadi ia meninggalkan Taeyong sebentar karena ada telepon dari kantor. Tapi ketika kembali, Taeyong sudah seperti ini.

Di belakang Tante Lee ada Seulgi yang sama terkejutnya dengan Tante Lee. Mereka berdua segera masuk menghampiri Taeyong dengan panik.

Darah itu memenuhi telapak tangan Taeyong dan menetes ke lantai. Sekarang, di lantai tak hanya di hiasi dengan darah, tetapi juga pecahan kaca.

"Ya ampun nak, kenapa kamu ngelakuin ini? Kenapa kamu nyakitin diri kamu sendiri, sayang?" Tante Lee terisak di hadapan Taeyong yang sekarang sedang terduduk lemas di lantai.

"Maafin mama. Ini semua salah mama. Hikss..." Masih terisak.

Seulgi, ikut menangis melihat keadaan keluarga sahabatnya hancur. Ia kemudian menggiring Tante Lee untuk duduk di sofa.

"Tante disini aja. Biar Seulgi yang ngobatin Taeyong." Katanya sambil menghapus pipinya yang basah.

Seulgi kembali menghampiri Taeyong. Berjongkok di hadapannya dan menatap iba Taeyong.

"Yong, lo kenapa sih jadi gini?" Lirih Seulgi.

Kemudian ia menggiring Taeyong untuk ikut duduk di sofa panjang itu. Lalu, ia turun ke bawah untuk mengambil kotak P3K dan juga memanggil pembantu di rumah ini. Setelah itu ia kembali.

Seulgi mengobati luka di tangan Taeyong dengan lembut. Ia bahkan sempat meneteskan obat pada luka itu. Tapi Taeyong sama sekali tak bergeming. Ia seperti sudah kehilangan nyawa.

Seulgi juga melilitkan perban di tangan Taeyong. Sedangkan pembantu disini, bantu merapikan dan membersihkan kamar Taeyong.

"Lo udah makan Yong?" Tanya Seulgi.

Taeyong diam. Pandangannya kosong tak terisi. Hal itu cukup membuat Seulgi membuang napas panjang.

"Lo mau makan gak? Mau makan apa? Biar gue beliin ya?"

Hening. Masih tak mau menjawab.

Akhirnya, Seulgi buang napas pelan, "Gue tau lo butuh waktu buat sendiri. Gue bakal kabulin itu. Tapi, lo jangan nyakitin diri lo kayak tadi ya?"

Sekarang, Seulgi merasa sedang berbicara dengan sebuah patung. Ia mendekati Tante Lee untuk membawanya pergi dari kamar Taeyong. Ia ingin membiarkan Taeyong sendiri.

"Tante, ayo kita pergi. Biarin Taeyong sendiri." Kata Seulgi.

Tante Lee mengangguk. Mengusap pipinya yang basah dan ikut pergi bersama Seulgi.

Pintu tertutup. Semuanya pergi, meninggalkan Taeyong sendirian disini dengan pikirannya yang kosong.

Taeyong, benar-benar kehilangan.


Sweet Bad Boy ; Taeyong X You [SELESAI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang