Part 6 - KESIE

4.8K 193 3
                                    

Kesie sekarang bisa tersenyum manis. Dirga pun tersenyum. Tapi bedanya Kesie dengan senyuman tulusnya dan Dirga dengan senyuman palsunya.

" Yaudah kamu udah selesai kan makannya? " Kesie mengangguk.

" Yaudah ayok aku antar ke kelas kamu. "

[][][][]

" Baik karena tidak ada pertanyaan maka ibu simpulkan semuanya sudah mengerti. Berarti minggu depan kita akan adakan ulangan harian. " ujar bu Devi mengakhiri pembelajaran kali ini. Kali ini kelas XI IPS 5 sedang belajar Matematika . Di pojok kiri kelas baris kedua terakhir tampak Kesie dan Rachel yang sibuk menyalin catatan di papan tulis. Waktu menunjukkan 15 menit lagi bel tanda pulang sekolah berbunyi. Siswa dan siswi kelas XI IPS 5 sebagian masih mencatat cara pengerjaan soal yang ada di papan tulis. Bu Devi pun membereskan peralatan mengajarnya.

Setelah selesai menyalin semua murid pun berkemas. Begitu juga dengan Kesie dan Rachel. Sibuk dengan kegiatan mereka, mereka tak mempedulikan bu Devi yang ada di depan hingga perkataan ibu Devi selanjutnya membuat semuanya menegang.

" Karena waktu masih 15 menit lagi. Donny berdiri dan ucapkan perkalian 7. " BOOM. Semuanya ternganga. Bahkan beberapa murid pun langsung menghentikan aktivitas mereka dan menghafal kembali perkalian. Sementara Rachel dan Kesie mereka berdua pun sama mencoba mengingat kembali.

" Aisshh nih guru kok gimana yah. Udah kayak anak SD aja masih di suruh hafal perkalian. " Rachel menggerutu. Mulutnya masih senantiasa merapalkan perkalian - perkalian yang bahkan hampir saja dia melupakannya. Sementara Kesie tetap tenang.

" Kok lo tenang - tenang gitu sih? Udah hapal emang? " Kesie menoleh pada Rachel. Dan mengangguk.

" Hafal dong pastinya. " Kesie tersenyum meledek Rachel.

" Sombong amat luh. " dan selanjutnya Kesie tertawa.

" Udah - udah sekarang coba lo hafalin perkalian 7 sama 8 gue denger. " Rachel melakukan hal yang diperintahkan. Sementara Donny siswa laki - laki yang duduk di kursi pojokkan sedang menghafal perkalian 7 yang diperintahkan bu Devi tadi. Anak - anak yang menonton frustasi.

" 7 × 8 ehh 8 × 7 ehh yang mana yang bener? " tanya Donny pada dirinya sendiri. Lalu berpikir.

" Seharusnya tuh kalian udah hafal di luar kepala. Pelajaran anak SD aja kalian nggak bisa. " bu Devi mengomel.

Donny yang masih mengingat - ingat pun nyengir " Hehe bu bukan nggak bisa cuman lupa. "

" Kamu ini. Dulu nggak tau sekarang lupa. Cepat lanjutkan 8 × 7 berapa? "

" 49 .... 9 × 7 ...... 56 ..... 10 × 7 ........ 70 .. SELESAI... " suara Donny yang terakhir membuat anak - anak tegang. Pasalnya pasti diantara mereka setelah itu akan ditunjuk. Ada yang tegang dan ada yang tenang.

" Selanjutnya ---- "

Kringgggg........

Seluruh siswa bernafas lega. Bel pulang sekolah menyelamatkan mereka dari cobaan yang rumit ini. Bu Devi tersenyum.

" Baik anak - anak kita lanjutkan ini minggu depan. Jangan lupa belajar kembali. " Bu Devi pun keluar ruangan kelas XI IPS 5 dengan membawa perangkat mengajarnya. Beberapa murid langsung saja ngacir keluar kelas. Kebanyakan siswa laki - laki yang keluar. Begitupun dengan Donny yang tadi diminta menghapalkan perkalian. Entah kesambet setan apa tiba - tiba langsung ngacir keluar kelas. Dan sedetik kemudian Clarissa Indriani si ketua kelas yang biasa dipanggil Sasa berteriak.

" DONNY... MAU KEMANA LO. LO TIAP PIKET SELALU LARI.... DONNY..... " lalu selanjutnya Sasa langsung berlari keluar kelas. Rachel dan Kesie yang ada di situ geleng - geleng kepala. Mereka berdua belum berniat keluar kelas, karena Kesie yang masih mencari ponselnya entah kemana. Dalam laci meja, tidak ada. Dalam tas, tidak ada. Kesie sibuk sendiri mencari ponselnya. Sementara Rachel sibuk dengan ponselnya sendiri, tanpa ada niatan membantu. Tak lama Kesie menepuk jidatnya.

KESIE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang