Part 41 - KESIE

1.7K 57 1
                                    

Riel masuk ke rumahnya. Suasana tampak sepi, sepertinya kedua orang tuanya pergi. Cowok itu naik ke atas, ke kamarnya.

Riel membaringkan tubuhnya di atas kasur. Rasanya tubuhnya sangat capek. Tugas sekolah yang banyak ditambah beban pikiran mengenai perasaan dan pertunangan turut ikut andil dalam membuat tubuh cowok itu sangat lelah.

" Haha, tapi bukan berarti gue maafin lo. "

Itu suara Kesie. Suara dari balkon seberang. Kesie tampak sangat riang membuat Riel kecewa. Karena saat disekolah mereka berdua sangat canggung dan Kesie tampak sangat tak suka dengan situasi itu. Dan akhirnya Kesie hanya sekedar menjawab iya atau tidak atau juga hanya berdehem dan mengangguk saat Riel bertanya.

" Hehe, Ga Dirga. Lo tuh receh yah. Tapi gue ketawa sumpah. Hahahaha. Terus - terus gimana? "

Riel memutuskan untuk berdiri di depan pintu balkonnya. Pintu balkon yang terbuat dari kaca dan tertutup tirai membuat Riel dapat melihat Kesie dengan jelas tanpa ketauan.

Kesie tampak duduk di sofa yang ada di balkon sambil menelpon. Mendengar nama Dirga berulang membuat Riel agak kesal. Terlebih lagi saat kata - kata Aurora tadi teringat.

Sebagai sahabat lo juga harus sadar diri Riel. Jangan mengharapkan seseorang yang sudah pasti nggak bahagia sama lo. Kalau dia bahagia sama orang lain kenapa lo nggak coba lepas? Nanti kalo dipaksain bukan cuma lo yang sakit. Tapi dia juga.

Riel sudah memutuskan akan terus berjuang sampai hati Kesie sempurnanya milik Riel seorang. Riel memang egois. Tapi cinta itu egois kan? Dan Riel juga begitu.

" Yaudah nanti kalo nggak bisa lagi kita belajar bareng. Daripada lo dapet kejadian lucu lagi belajar di cafe, nanti ke rumah gue aja. "

Riel tersenyum miris. Cowok itu membuka pintu balkonnya dan keluar membuat Kesie kaget sampai jatuh dari sofa.

" Kesie.. "

" Eh eh iya? " Kesie berdiri. Gadis itu mengambil handphonenya yang tadi ikut terjatuh. Panggilan telepon dari Dirga belum terputus juga.

" Lagi ngapain? " Riel berdiri di pembatas balkonnya. Cowok itu menatap Kesie sendu.

" Eghh ini lagi teleponan tadi. "

" Sama Dirga? "

" Iya. " Kesie menunduk dan menautkan jari - jarinya merasa tak nyaman dengan keberadaan Riel. " Gue masuk dulu. Udah mau malem, disini dingin. "

" Disini dulu. Gue mau bicara sama lo. "

Kesie menghembuskan nafas lelah. Kesie tau cepat atau lambat pasti dirinya tak hanya harus menghindar dari Riel. Mereka harus membicarakannya dengan baik - baik. Jika tidak maka hubungan mereka akan semakin merenggang.

Kesie berdiri di pinggir pembatasnya juga. Menghadap ke Riel, membuat jarak keduanya sangat dekat. " Iya. "

" Kenapa lo ngehindar dari gue? Gue tau mungkin karena kejadian kemarin malam. Tapi lo nggak harus ngehindar kan? " Riel memulai pembicaraan. Membuat Kesie menunduk.

" Maaf.. Gue nggak maksud. Cuma.. Gue cuma nggak nyaman aja. Dan kadang gue jadi canggung aja deket sama lo. "

" Kalo lo berubah jadi gini karena lamaran itu. Lebih baik lo lupain aja lamaran itu. Nggak usah anggap ada. Gue nggak mau kita berdua jauh cuma karena lamaran bodoh itu. "

" Tapi.. "

" Bisa kan? Anggap aja perasaan itu nggak ada. Anggap aja kemarin malam itu nggak ada. Dan anggap aja lamaran itu nggak ada. Kita bisa deket lagi kan? Karena semua itu nggak ada. "

[][][][]

Hari ini SMA RAJAWALI sedang sibuk - sibuknya. Minggu depan adalah minggu - minggu ujian akhir semester dua sebagai penentuan kenaikan kelas. Banyak guru - guru yang absen kelas karena sedang menyusun soal ulangan. Tak jarang juga ada guru yang memberikan kisi - kisi soal ulangan.

Begitu juga dengan Kesie. Gadis itu sudah sedari tadi sibuk mencari jawaban dan menerka - nerka soal bersama Dirga, Riel, Rachel dan Angga. Kelimanya duduk melingkar di meja kelas Kesie karena kelas gadis itu free.

" Hm, kayaknya gue yakin banget ini pasti keluar. Karena waktu ngajar kebanyakan bu Fitri perjelas bagian ini. " Kesie membolak - balik halaman buku cetak. " Dan jawaban kisi - kisinya agak deket ke situ. "

" Iya sih. " Rachel ikut menyahut. " Dan kalo dari kisi - kisinya, kayaknya pilihan gandanya itu diambil dari evaluasi buku cetak aja. Jadi kita tinggal belajar essaynya aja. "

Kesie dan Rachel sibuk membahas kisi - kisi. Jangan tanya Dirga atau Angga. Keduanya kini sibuk menggambar di buku catatannya masing - masing. Sementara Riel berbeda dari mereka. Riel malah lebih asik belajar pelajaran matematika daripada Kesie dam Rachel yang memilih membahas sejarah.

" Kisi - kisi sama jawaban soal sama prediksi soal yang bakal keluar gue udah selesai bikinnya. Kita bahas matematika dulu aja. " Riel meletakkan kertas - kertas HVS yang dipakainya tadi dan buku tebal berisi rumus - rumus dan catatan soal matematika. Kesie dan Rachel mulai mencerna dan memahami soalnya.

" Oyy Ga, Ngga. Lo berdua nggak belajar? "

" Ada lah. " Dirga dan Angga menyahut bersamaan pertanyaan Riel.

" Kita lagi belajar seni budaya bagaimana caranya menggambar. "

" Tapi yang lo gambar cuma gunung aja Ngga. " Dirga mengambil alih gambar Angga. " Mana kayak gambar anak SD lagi. Ada gunung, satu rumah, sawah, satu jalan, satu matahari, sama laut sama burung yang digambar kayak angka 3 yang lagi tidur. Sumpah Ngga ini gambar anak SD banget. "

Angga menoyor Dirga membuat Dirga menggeplak kepala Angga sebagai balasan.

" Lo tuh Ga yang gobloknya ampe ubun - ubun. Lo tuh anak SMA, laut sama sawah yang gue gambar itu mengambarkan ekosistem. Kalo di sawah ada cacing yang gue gambar sebesar atom makanya nggak keliatan itu ekosistem. Di dalam laut ada banyak ikan tapi karena laut warnanya biru banget ikannya nggak keliatan. Terus rumah dan satu jalan sama matahari menandakan itu Rachel. Satu untuk selamanya. Lo tuh mikirnya masih kayak anak SD. Gue gambar anak SD tapi filosofinya sekelas Albert Einstein. " Angga menepuk dadanya bangga.

" Gue heran sama lo Ngga. Gue yang goblok apa elo yang kepinterannya setingkat dewa sampai jadi goblok gara - gara kepinteran lo. Gue jadi pengen tendang lo ke luar galaksi bima sakti. "

" Kesie, Riel kita belajarnya lanjut nanti yah. Ada orang goblok dan nggak waras yang baru keluar rumah sakit jiwa. Gue nggak bisa fokus. Orang gilannya ngayal mulu. " Rachel membereskan bukunya. " Oy ORGIL! Sana lo balik ke rumah sakit jiwa. Kasian petugasnya nyariin. "

" Yeh ayang bebeb Rachel kok pacar kamu yang ganteng ini dibilang orang gila? Nanti acu cakit ati loh. Eghh cakit ati acu. "

" NAJIS NGGA. We break up Ngga. Go away! I'm not your girlfriend again. You're disgusting guy ew.. " Rachel berteriak kesal. Gadis itu lari keluar kelas setelah menjambak Angga kuat.

Angga menhela nafas lelah. Ini yang ke 45 kali mereka berdua putus. Cowok itu berdiri di atas kursi. Lalu bernyanyi lagu Sayang dari Via Vallen dengan sedikit merubah liriknya.

" Sayang... Aku enggak kuat. Deritaku ini.. Membuatku patah... Hati.. Sayang.. Nanti membotakk rambutku.. Hatimu sekeras batu.. "

" BODOH LO ANGGAA!! "

[][][][]

TBC

KESIE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang