Seperti yang dikatakan Angga, mereka berlima -- Kesie, Dirga, Riel, Angga dan Rachel -- berkumpul di parkiran.
"Oke. Semua udah ada kan. Tadi gue udah hubungin beberapa anggota kita. Dan ada juga yang udah ada di basscamp. " Angga menjelaskan. " Dan sekarang kita yang harus segera kesana. Inget pesan gue jaga Kesie sebisa mungkin. Dan jangan ada diantara kita berlima yang berkeliaran sendiri. " semua mengangguk lalu bersiap masuk ke kendaraan masing - masing kecuali Rachel dan Kesie.
Sudah ditentukan Riel akan bersama Kesie. Karena besar kemungkinan mereka tidak akan menyerang Kesie. Tapi jika sekarang mereka berniat menyerang maka anak - anak GBK lain sudah ada di basscamp. Dan yang harus mereka lakukan adalah pergi ke basscamp. Posisi sudah ditentukan. Mobil Dirga yang ada di depan. Lalu Riel dan terakhir Dirga.
Ketiga kendaraan itu melaju membelah jalan raya. Setengah perjalanan berjalan lancar. Sampai di perempatan mobil terdepan. Mobil Angga berhenti, membuat Riel mengklakson mobilnya.
" Kenapa berhenti? Oyy cepetan jalan. " Angga tak mengubris ucapan Riel cowok itu berjalan menjauh dari mobil. Dari kejauhan sosok seorang anak kecil sedang berjalan menyebrangi jalan raya. Jalan raya cukup sepi, tapi.
Brumm.. Brumm...
Satu kendaraan roda empat melaju kencang. Anak kecil itu menyebrang jalan tanpa melihat mobil yang melaju ke arahnya. Angga tak mengerti kenapa dia berhenti dan keluar dari mobil. Seharusnya dia tidak melakukannya. Seharusnya Angga tak peduli dengan anak itu. Siapa dia? Angga tidak peduli. Tapi kenapa ada hasrat ingin menolong di hatinya.Mobil itu terus melaju. Si anak kecil melihat ke sisi kanan jalan raya. Si anak terlihat kaget. Teriakan keluar dari mulutnya. Sadar maut di depannya, anak kecil itu tidak menghindar. Sama seperti Angga. Cowok itu tak bergerak di tempatnya seiring suara teriakan anak kecil itu.
" Lily, nanti abang beliin ice cream deh. Jangan nangis yah. "
" Lily terbang. Yehh.. "
" Lily mau makan apa? "
" Kita makan di luar yukk... "
" Abang tolongin Lily. "
Brakk..
" Aaaaaaaa. Abang tolongin Lily. Lily nggak mau mati abang. "
" Abang Lily sayang abang. Abang jangan nangis lagi yah. Kalo abang nangis Lily nggak akan tidur tenang. "
" Kalo abang kangen Lily. Abang tutup mata terus inget Lily. Lily pasti akan selalu ada di sisi abang. "
" Lily jangan pergi. "
Dengan cepat Angga berlari hendak menyelamatkan. Saat jarak tinggal 5 meter Angga melompat lalu memeluk anak itu berguling ke sisi jalan. Anak kecil itu tampak menangis di pelukan Angga. Angga menyelamatkannya. Yah Angga menyelamatkan anak kecil itu. Angga berdiri.
" Kamu nggak pa - pa? " tanyanya pada anak kecil di depannya.
" Nggak. Lily baik - baik aja. " Angga menatap anak itu. Lily. Sungguh kebetulan kan?. Nama anak kecil di depannya sama dengan nama adik kecil Angga. Lily yang lucu. Dan Lily yang pintar. Angga rindu pada Lily.
" Yaudah Lily mau kemana? "
" Mau ke seberang jalan. Lily mau pulang. " anak itu tersenyum. Angga menggenggam tangan Lily cowok itu membawa Lily menyeberang jalan. Sampai di sisi jalan yang lain Angga menyesuaikan tingginya dengan anak kecil itu.
" Lain kali Lily jangan nyebrang jalan sendiri. Sekarang Lily masuk. Inget yah apa yang abang bilang. " Lily mengangguk. Anak kecil memeluk Angga lalu memcium pipi Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
KESIE ✔
Teen Fiction[SEGERA TERBIT] Pacaran dengan cowok ganteng, anak pemilik sekolah dan diidolakan banyak perempuan, sampai - sampai menjadi rebutan karena kegantengannya pasti cewek - cewek mau. Begitupun dengan Kesie cewek lugu nan polos. Ditembak oleh Dirga cowo...