Riel mendorong pintu kumuh yang dipenuhi oleh lumut. Ini tempatnya, basscamp anak GBK yang sudah lusuh dan tidak dikunjungi.
Cowok itu masuk lebih dalam lagi. Ruangan ini begitu kotor. Dipenuhi oleh sampah dan botol - botol alkohol. Sore ini sehabis dari sekolah Riel, Dirga dan Angga memutuskan untuk datang kembali ke basscamp. Tak dipungkiri kalau kalimat - kalimat Gerry semalam itu, terlalu menganggu Riel.
Karena itu, dia memutuskan untuk kembali kesini. Berbicara dengan Dirga dan Angga, tentu saja dengan tidak menyebut nama Gerry.
" Gue nggak nyangka tempat ini hancur kayak gini. " Angga masuk lebih dalam. Cowok itu masuk ke area dapur mini yang dulu biasa dipakai anak - anak memasak.
Dulu, dulu sekali. Tempat ini menjadi tempat paling ramai. Dapur selalu dipenuhi anak - anak yang berdesakan mengambil cemilan. Itu dulu, tapi sekarang sudah tidak lagi.
Dirga menahan nafasnya. Dirga tau semuanya hancur karena dirinya. Cowok itu tau, dibawah kepimpinannya gengnya ini hancur. Dirga berdiri di ambang pintu. Cowok itu bertekad, dia akan membangun lagi geng ini. Geng persahabatan GBK.
Dirga merogoh handphone- nya dari saku celananya. Cowok itu membukanya lalu mencari kontak seseorang yang sudah lama sekali tidak dia hubungi. Semoga saja nomornya masih aktif.
Tutt.. Tut..
Nomornya masih aktif. Dirga menghembuskan nafas lega. Lama belum diangkat sampai akhirnya suara telepon tersambung terdengar. " Halo? "
" Halo bang. Apa kabar? " Dirga jadi gugup. Apa dia terdengar tidak tau diri dengan ingin membangun gengnya lagi?
" Baik. Kenapa telpon? "
Dirga menarik nafas panjang, " Gue di basscamp bang Jay. "
Lalu, tak terdengar suara balasan dari sana. Jay, pimpinan terdahulu GBK itu tampaknya juga kaget. Lalu terdengar suara deheman dari seberang sana. " Gue OTW. "
Lalu telepon dimatikan. Dirga tersenyum kecil. Cowok itu menatap Angga dan Riel yang sepertinya menunggunya juga, saat nama Jay tadi terucap.
" Bang Jay OTW. "
" Lo serius Ga mau bangun lagi? " Angga bertanya serius. Cowok yang suka bercanda itu terlihat benar - benar serius.
Dirga menggangguk, " Gue serius. "
Lalu senyum Angga pun terukir, " Nggak bakal mudah tapi, gue bantu lo. " cowok itu lalu melangkah ke arah Dirga. Menepuk bahunya lalu bersalaman ala lelaki.
" Thank's bro. "
Angga lalu meneliti seluruh basscamp. " Kayaknya kumuh banget yah. Gue sampe kesel liatnya. "
" Lama nggak keurus. Jadi yah gini. " Dirga menyahut. Cowok itu melirik Riel yang masih diam dari tadi. Sadar ditatap Dirga, Riel hanya menoleh sekilas. Cowok itu kemudian merogoh ponselnya.
" Gue hubungin anak - anak lain. Siapa tau nomornya masih aktif. "
Angga tertawa. " Gue mau cari alat buat bersih - bersih. Lo pada nunggu yeh, jangan kabur. "
Dirga mengangguk. Cowok itu kembali mengotak - atik ponselnya. Mencari nomor - nomor teman se-gengnya yang sekiranya masih bisa dihubungi.
Oke, semoga saja ini masih bisa dihubungi. Dimulai dari Willy. Willy ini sebenarnya tim rusuh anak GBK. Biasanya saat perang di dibarisan kedua depan bersama Boris, Putra dan Vernon.
Dan mungkin keberuntungan sedang berpihak pada Dirga. Nomornya bisa dihubungi, malah diangkat dengan cepat panggilannya.
" Halo, sape nih? "
Dirga tersenyum lagi, kontak dengan teman lama ternyata begitu menyenangkannya. " Lo lupa suara gue? Apa nggak nyimpen lagi nomor gue, perasaan gue nggak ganti nomor. "
Lalu terdengar gelak tawa dari seberang sana, " Yah kagak bos. Kirain lo dah lupain gue sampe nggak pernah kontak lagi. Di kantin juga jadi jarang kumpul, maklum lah. "
" Masih nih gue dianggap bos. "
" Yah iya, walau gue doang mungkin. Gue pikir geng kita dah bubar. Panggilan 'bos' jadi kenang - kenangan dong. " miris. Dirga seperti tertampar kenyataan kalau memang geng yang dibangun susah payah oleh ketua terdahulu memang hancur. Hancur di bawah kepemimpinannya.
" Gue di basscamp. "
" HAH!? Serius lo bos? Ngapain disana? Dah kumuh tuh tempat. Balik rumah dah. "
" Gue kesini rencananya mau satuin geng kita lagi. "
Lalu Willy terdiam di seberang sana. Sama seperti Jay tadi sepertinya memang mereka sekaget itu. " Ah becandaan lo nggak lucu bos. Gue nggak lagi ultah. Malah sekarang bukan april mop kan? "
" Gue serius. Gue telpon kalia-- "
" OTW basscamp bos. Gue ajak Vernon, Putra sama Boris. Lagi bareng ini. "
" Gue tunggu. "
Lalu telepon dimatikan. Hah, Dirga bersyukur masih ada yang mau kembali bergabung. Dia melirik Riel yang ternyata juga menatapnya, " Gue udah telpon Christ sama Billy. Mereka juga OTW kesini. " ujar Riel. Cowok itu menatap Dirga datar. " Kalo lo bener mau nyatuin lagi geng ini, gue harap lo nggak bakal hancurin lagi. "
Dirga berdehem sebentar. " He'em gue nggak janji tapi gue berusaha. "
Riel mengangguk. Cowok itu kemudian kembali mengutak - atik ponselnya. " Buktiin. "
" EWOY! " Dirga melompat dari tempatnya. Cowok itu kaget karena tiba - tiba saja ada seseorang yang teriak dari sampingnya.
Dirga menoleh. Tadinya dia mau marah tapi saat melihat tubuh tinggi itu membuat cowok itu jadi tersenyum. " Eh bang, cepet amat jalannya. "
" Yah serah gue dong. Mo cepet kek lambat kek, yang penting sampe. " lalu Jay menjabat tangan Dirga, bersalaman ala lelaki. " Tumbuh juga lo. Nggak pendek kek dulu. "
" Yaiyalah tumbuh bang. Kalo nggak tumbuh apa kata dunia. "
Lalu mereka berdua tertawa. Jay menoleh ke dalam, pemuda itu tertawa pelan lalu melangkah masuk. Dia lalu tos dengan Riel. " Masih aja yah lo mukanya datar. Senyum kek, tiap ketemu gue datar amat tuh muka kayak tembok. " Riel hanya menanggapinya dengan dehemen. Lalu cowok itu kembali duduk. " Eh si botak mana? "
" Angga bang. Bukan botak. " Riel mengkoreksi.
Lagi, Jay tertawa. " Yah kan tuh anak dulu botak. "
" Botak apaan? Siapa yang bilang gue botak. Gue punya rambut. " Angga muncul. Cowok itu kemudian meletakkan sapu, kain pel, sapu lidi, tempat sampah dan alat kebersihan lain.
" Weh tak, dah gede lo! " Jay tersenyum senang. Lantas dia beralih memeluk Angga.
" Eh bang. Pa kabar? " Jay melepas pelukannya.
" Yah lo liat gih. Gue masih sehat. Dah tumbuh yah rambut lo? "
" Emang dari dulu gue punya rambut bang! " Angga sewot. " Punya pacar malah sekarang. "
" Weh, punya pacar yah lo. Siapa sih tuh cewek? Kok mau sama lo? Kasian amat. "
" Udah au ah bang. Serah dah. "
Jay terkekeh, pemuda itu kemudian mengedarkan pandangan menatap ruangan yang dia tempati. " Kumuh amat di tempat. Nggak diurus berapa tahun? "
Kalimat itu seakan tamparan untuk Dirga. Cowok itu menelan salivanya. Dia lalu tersenyum canggung. " Yah gitu deh bang. "
" Ikut gue lo. " pinta Jay teruntuk Dirga. Dirga mendesah pasrah. Tapi kemudian cowok itu ikut juga.
Tersisa Angga dan Riel di ruangan itu. Sampai suara - suara motor terdengar dari luar. Angga berbalik. " WEH SOB! PA KABAR? "
Oke, satu persatu mulai kembali. Semoga saja nanti tidak akan ada kendala untuk kembali menyatukan persahabatan berlatarkan geng mereka.
[][][][]
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
KESIE ✔
Teen Fiction[SEGERA TERBIT] Pacaran dengan cowok ganteng, anak pemilik sekolah dan diidolakan banyak perempuan, sampai - sampai menjadi rebutan karena kegantengannya pasti cewek - cewek mau. Begitupun dengan Kesie cewek lugu nan polos. Ditembak oleh Dirga cowo...