Part 10 - KESIE

4.5K 144 1
                                    

Leon memegang tangan Kesie yang ada di atas meja. Dirga, Riel dan Kesie sendiri kaget dengan sikap tiba - tiba Leon. Leon tersenyum manis.

" Kesie gue sayang sama lo. Lo mau nggak jadi pacar gue? "

Diam. Dirga, Riel dan Kesie diam. Kesie menatap Leon, lalu tersenyum miris. Seharusnya Kesie bahagia karena Leon orang dia sayang menembaknya sekarang. Tapi itu dulu. Sekarang Kesie sudah membuka hatinya dan sekarang dia sudah pacaran dengan Dirga. Leon menatap Kesie penuh harap. Kesie belum bersuara. Sampai perlahan Kesie melepas genggaman tangan Leon. Tangannya turun di bawah meja.

Masih dengan senyumnya Kesie menatap Leon " Maaf. Kesie nggak bisa. " senyum Leon mendadak hilang. Leon tidak bisa terima ini.

" Lo apa - apaan Kes? Kok lo nolak gue? Dulu aja lo ngejar - ngejar gue. Dan sekarang setelah gue nembak lo. Lo nolak. Gue tau gue salah sama lo. Jadi gue minta maaf. Gue tau gue salah. Gue nyesel. Lo tau nggak gue sayang sama lo. Dan kita bisa mulai semuanya dari awal. "

" Leon, Kesie minta maaf. Tapi nggak ada kita yang ada Leon sama Kesie. Kita nggak akan bisa sama - sama. Kan Leon sendiri yang bilang kalau Leon nggak akan suka Kesie. Dan Kesie ngertiin sekarang kata kita itu udah nggak ada. Hiks. " Kesie terisak dia tidak ingin mengingat itu. Cukup sudah Kesie sudah tak ingin sakit lagi.

" Seharusnya lo ngertiin gue Kes. Seharusnya lo ngertiin gue sayang sama lo. " lirih Leon. Yah seorang Leon bisa lemah karena seorang Kesie.

Bukk..

Satu pukulan mendarat tepat di rahang Leon. Kesie menatap Riel. Riel yang melakukannya. Riel menarik kerah kemeja yang dipakai Leon. Lalu mendaratkan lagi satu pukulan yang cukup kuat di sudut bibir Leon. Lengkap sudah sudut bibir Leon berdarah.

" Lo tadi lo minta hargain rasa sayang lo sama Kesie. Lo inget dulu lo kemana? Lo nggak dibumi? Dulu lo juga nggak ngehargain rasa sayang Kesie sama lo. Dan sekarang lo balik lagi dan minta dihargain? Lo sehat nggak? Minta dihargain tapi nggak ngehargain. Dan satu lagi jangan harap lo bisa ketemu Kesie lagi. " Riel pergi. Dirga hendak menarik tangan Kesie ikut pergi tapi Kesie tidak beranjak dari tempatnya. Tanpa banyak bicara Kesie melepas tangan Dirga dari tangannya perlahan. Dirga hendak protes tapi melihat apa yang dilakukan Kesie selanjutnya Dirga diam.

Kesie melangkah menuju Leon yang masih terduduk di lantai warung. Kesie membantunya berdiri dan mendudukkan tubuh Leon di kursi yang ada di dekatnya.

" Leon tunggu disini Kesie nggak lama kok. Dirga duluan aja yah ke mobil nanti Kesie nyusul. " Dirga belum beranjak. Tapi kemudian pergi. Yah Dirga malas melihat wajah Leon. Orang yang menembak Kesie di depan Dirga yang notabenenya pacar Kesie.

Kesie melangkah ke arah penjual sate yang ada di situ. Penjual itu menatap Kesie.

" Kenapa neng? Ada yang saya bisa bantu? "

Kesie tersenyum lalu memberikan uang kertas berwarna merah dua lembar pada bapak itu. " Ini pak Kesie mau bayar pesanan tadi. Satenya nggak usah dibawa ke meja. Temen - temen saya udah pada pulang. "

" Aduh neng nggak usah. Kalo satenya nggak jadi nggak papa nggak usah dibayar. " Kesie tersenyum lalu menyodorkan kembali uang itu.

" Nggak papa pak. Nanti Kesie nggak enak. Bapak ambil yah. " si bapak penjual sate tersenyum kikuk. Dia tak sampai hati menolak Kesie. Kesie mengambil tangan bapak itu dan memberikannya uangnya. Lalu tersenyum.

" Nggak papa pak. Anggap aja rejeki. " si bapak balas tersenyum. Anak muda di depannya ini memang baik hati, ramah dan murah senyum.

" Bapak punya P3K disini? Temen saya tadi luka. " Si bapak mengangguk lalu menunjuk meja kecil yang ada di sudut ruangan. Kesie mengangguk dan tersenyum. Setelah Kesie mengucapkan permisi Kesie mengambil kotak P3K tadi dan kembali ke tempat Leon duduk. Leon masih senantiasa duduk sebenarnya Leon sudah ingin pulang tapi tunggu sebentar saja karena Kesie memintanya menunggu.

KESIE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang