Part 21 - KESIE

2.1K 89 0
                                    

" Udah Ngga. Terima kenyataan aja kalo ketampanan lo dibawa gue. Sumpah yah semoga cewek kayak Lizie diperbanyak di dunia. " Dirga kembali tergelak. Dengan wajah masam Angga mendekati Dirga lalu menjepit kepala Dirga dengan ketiaknya.

" Ampun Ngga. Ampun. Nggak lagi gue ngejek lo Ngga. " dengan kepala yang ada di ketiak Angga, Dirga berkata pasrah. Sementara Angga, cowok itu tertawa keras mendengar suara Dirga yang terdengar putus asa.

" Kesie? Lo Kesie kan? " sebuah suara mengintrupsi mereka. Angga melepas kepala Dirga dari ketiaknya. Cowok itu menatap sosok di depannya. Sementara Riel, cowok itu menggenggam tangan Kesie erat.

" Siapa lo? Ngapain nanyain Kesie? " Angga maju selangkah. Cowok itu meneliti sosok di depannya.

" Gue kayak kenal lo. " lanjut Angga lagi. Sosok di depannya mengukir senyuman kecil.

" Gue... Nara. Gue Nara. " cowok itu Nara. Nara yang sama dengan yang bertemu Kesie di toko buku. Nara mengukir senyuman tipis, " Hai Kesie. Kita ketemu lagi yah. " Kesie tersenyum manis.

" Hai juga Nara. "

" Gimana sama novelnya? Bagus nggak ceritanya? " Kesie mengangguk.

" Bagus banget. Nanti kalau Nara mau pinjem juga boleh kok. " Nara tersenyum. Sangat manis. Membuat Riel menatapnya dingin. Senyum manis nggak selalu hati yang manis juga. Bisa saja dari senyuman itu terselubung maksud tidak baik kan.

" Ngapain lo disini? " tanya Riel dingin. Tatapan matanya yang dingin membuktikan kalau cowol ini tak menyukai sosok di depannya.

Nara tersenyum memyebalkan, " Yang pasti bukan buat ketemu lo. " tatapan mata Riel semakin tajam, membuat Nara tertawa kecil, " nggak usah natap gue segitunya juga kali. Gue kesini yah buat dateng ke bazar. Nggak nyangka juga sih bisa ketemu lo sama Kesie. Bye the way gue bisa gabung nggak? "

" Nggak. Lagipula lo punya mata nggak sih meja ini cuma cukup untuk lima orang. " Dirga kesal. Dilihat dari tatapan Riel, orang yang Riel ' maksud ' itu ada di depannya.

" Tunggu - tunggu Nara. Nara. " Angga menyela. Cowok itu berusaha berpikir keras. Semua ini bukan kebetulan kan. Bukannya sombong tapi Angga mempunyai ingatan yang tajam. " Gue kayak kenal lo. "

" Nggak mungkin. Lo salah orang kali. Gue aja nggak pernah ketemu lo. " Nara mengukir senyuman tipis. " Yaudah kalo gue nggak bisa gabung. Gue permisi. Bye. Kita ketemu lagi manis. Dan semoga di pertemuan berikutnya gue ketemu lo sendiri. " lalu Nara pergi.

" Lo kenal Ngga? " Rachel menarik Angga duduk.

" Kayak kenal. Namanya. Wajahnya. Gue kayak pernah liat. Tapi dimana? " pada akhirnya cowok itu tak mengingat informasi tentang Nara yang ada di kepalanya. Angga berdiri, " Gue mau ke kantin dulu. Mau beli minum. " Angga pergi. Teman dan pacarnya heran.

" Perasaan stand yang jual minuman deket banget dari posisi kita kenapa si Angga ke kantin? Lagipula mana mungkim kantin buka. " Dirga menggaruk kepalanya.

" Udah Ga. Biarin aja. Gue aja heran. Kok bisa - bisanya gue pacaran sama orang kek dia. "

" Kesie. Hai. Lama nggak ketemu. " seorang cowok muncul di depan mereka. Cowok itu tersenyum manis.

" Hai juga Leon. Ternyata jadi yah datangnya. Kirain Leon nggak dateng. " Kesie balas tersenyum.

"  Ngapain lo kesini? Mau gangguin Kesie lagi? " Dirga menatap Leon yang ada di depannya.

" Yah enggak lah. Masa gue gangguin cewek yang gue suka. Gue kesini karena pengen nyapa gitu. "

" Lo bilang gitu depan pacar Kesie tau nggak. " celetuk Rachel.

" Pacar? Kesie punya pacar? " Leon tertawa sendiri. Jika punya pacar maka Leon akan merebutnya. Pasti. Cukup sudah semuanya direbut dari Leon. Papanya direbut. Mamanya direbut. Bahkan kasih sayang papanya juga direbut. Sekarang Leon akan menjadi tokoh antagonisnya.

" Kesie temenin nyanyi yuk. " Leon melangkah melewati Dirga. Cowok itu menarik tangan kanan Kesie. Tangan kiri Kesie ditahan Riel. Riel tidak akan membiarkan Kesie pergi bersama Leon. Tidak setelah Leon membuat Kesienya menangis karena kata - kata kasar Leon.

Kesie menatap Riel. Sebenarnya Kesie tidak akan pernah ingin pergi bersama Leon. Tapi mengingat Kesie ingin memperbaiki hubungan pertemanannya dengan Leon. Mungkin kali ini Kesie bisa. Lagipula Leon hanya memintanya untuk menemaninya bernyanyi kan. Kesie memasang wajah berharap. Perlahan tangan Riel terlepas. Cowok itu menatap Kesie tak suka. Tapi sebelum Kesie berbicara Leon lebih dulu menariknya masuk ke kerumunan orang.

[][][][]

Sementara itu, seorang cowok dengan setelan seragam sekolah berjalan cepat ke arah taman belakang sekolah SMA RAJAWALI. Cowok itu mengambil benda pipih dari sakunya membuka locksreen lalu mendial beberapa angka di layar ponselnya. Cowok itu menempelkan ponsel pada telinganya menandakan kalau dia sedang menelpon seseorang.

" Halo.. " ujarnya saat telepon diangkat.

" ... "

" Nggak semuanya berjalan. Tapi nggak selancar yang gue pikir. Ada yang hampir ngenalin gue tadi. "

" ... "

" Gue bakal lebih hati - hati. Tapi gue rasa cepat atau lambat mereka bakal tau gue. "

" ... "

" Nggak gue nggak akan mundur. Gue bakal berusaha untuk balas dendam JRS ke SMA RAJAWALI. Dan itu pasti akan terlaksana. "

" ... "

" Dan gue akan bunuh Dirga di tangan gue sendiri. Gue akan pancing dia dengan ceweknya, Kesie. "

Brakk...
Suara benda jatuh membuat pandangan cowok yang sedang menelpon itu teralihkan. Tubuhnya menghadap kebelakang. Cowok itu kaget.

" Ada yang denger percakapan kita. " cowok itu cepat - cepat melihat ke arah koridor yang mengarah ke taman belakang. Terlihat dari kejauhan tubuh seorang cowok yang sedang berlari kencang. Cowok yang berlari itu menghadap ke belakang. Sadar diperhatikan cowok yang berlari itu mempercepat laju larinya.

Sementara itu cowok yang menelpon tadi menatap koridor panjang itu. Perlahan bibirnya mengukir seringaian, " Angga. Ini hari terakhir lo hidup. "

[][][][]

Angga berlari kencang menuju ke meja teman - temannya tampak Dirga, Riel dan Rachel sedang mengobrol. Angga sampai di meja mereka. Dengan nafas yang terengah - engah Angga berusaha menjelaskan apa yang dia dengar tadi.

" Gue hah hah gue tadi hah hah. "

" Ngga nafas dulu. Kenapa lo lari - lari? " Angga menetralkan nafasnya. Setelah cukup tenang Angga menarik tangan Rachel berdiri.

" Cepat. Kita harus pergi. Kumpulin semua anak - anak GBK Ga. Nanti gue jelasin. Kesie. Mana Kesie? " kepala Angga celingak - celinguk. Hal yang paling penting adalah melindungi Kesie. " Kita harus cari Kesie. Cepet. "

" Lo kenapa sih Ngga? " suara Riel terdengar. Angga frustasi. Mereka harus benar - benar pergi. Tapi jika ingin menjelaskan apa yang terjadi tentu akan memakan waktu.

" JRS. Kita harus cari Kesie. Kita kumpul di basscamp 2. Cepet kita ketemu di parkiran. " Angga melesat pergi. Basscamp 2. Basscamp yang dikhususkan anak - anak GBK untuk membahas hal - hal khusus. Tidak setiap waktu mereka bisa berkumpul di tempat ini.

" Kita harus cari Kesie. " Dirga dan Riel menerobos kerumunan mencari Kesie.

[][][][]

TBC

KESIE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang