Gerry melangkah kesal ke arah ruang tamu rumah pacar Dirga. Rasanya dia ingin mencabik wajah cantik itu. Gerry berhenti di depan tangga menuju ke lantai dua.
Mendadak ide gila muncul di otaknya. Pemuda itu melirik sebuah vas bunga di atas meja, terbuat dari kaca. Tangannya lalu bergerak memecahkannya. Memecahkan vas bunga itu.
Prang...
" Gue pulang dulu yah. "
Lalu dia berlari ke arah lantai dua menaiki tangga. Gerry sampai di lantai dua. Pemuda itu mengedarkan pandangannya. Dia membuka pintu kamar yang paling dekat dengan tangga.
" Rapi juga kamarnya. Cocok nih dipake tidur malem ini. "
[][][][]
Vas bunganya pecah. Tentu saja itu hasil kerja dari makhluk aneh bernama Gerry. Kesie menghembuskan nafas lelah. Sial, dia benar - benar sial hari ini.
" Cobaan banget ya ampun. " cewek itu bergerak mengambil sapu lalu mulai membersihkan kekacauan yang diakibatkan oleh Gerry. " Kayaknya harus bilang mama penjagaan rumah harus diperketat. " Kesie mendengus sebal. Sesaat setelah perkerjaannya sebal dia lalu melangkah ke arah tangga, naik ke lantai atas, ke kamarnya.
Dia mendorong pintu kamarnya. Membukanya dan masuk begitu saja lalu masuk ke kamar mandi. Kesie akan mandi, menyegarkan kepalanya dan tubuhnya.
Gadis itu menanggalkan pakaiannya lalu berdiri di bawah shower. Air dari shower kemudian mulai mengguyurnya. Semoga saja setelah ini tidak akan ada lagi kejadian seperti ini. Kesie terlalu lelah.
Setiap pulang rumah selalu kosong, mama papanya seakan lebih memilih kerjaannya. Jika mamanya tidak sibuk menjadi dokter pasti mamanya akan ikut keluar kota bersama papanya. Lalu, Kesie ditinggal sendiri lagi.
Seharusnya Kesie terbiasa. Dia sudah biasa ditinggal sendiri. Dari semenjak kelas 4 SD Kesie sudah terbiasa pulang rumah dengan kondisi rumah kosong. Paling - paling hanya ada pembantu yang hanya datang memasak lalu pulang.
Seharusnya Kesie terbiasa. Dia harus mengerti kesibukan orang tuanya. Kesie mau marah tapi yah, dia harus mengerti. Gadis itu menyelesaikan mandinya dengan cepat, dia lalu mengambil handuk setelah keluar sedikit dari kamar mandi.
Handuknya biasa diletakkan di pinggir pintu kamar mandi.
" Ada - ada aja yah nih hidup. Mendingan nonton drakor ah. " sesaat setelah itu Kesie mendongak. " AKHHH WOI LO SIAPA? " tunggu, kenapa ada orang di atas tempat tidurnya?
Maksudnya kan tadi...
" WOY LO SIAPA? "
" Duh, lo berisik amat udah tau gue lagi tidur. " orang itu berbalik, dia menatap Kesie yang mengenakan handuk. " Eh lo habis mandi? Yaudah sini, tidur bareng gue. " Gerry menepuk sisi sebelah kasur Kesie. Kesie menggeleng cepat, gadis itu bergerak cepat mengambil alat keras apa saja yang bisa dipakai memukul orang.
" Keluar. Gue bilang KELUAR! "
Gerry terkekeh pelan. Pemuda itu merenggangkan tubuhnya lalu merubah posisinya menjadi duduk. " Hm, lo mah kasar. Bangunin kok gitu? "
" KELUAR! " Kesie teriak lagi. Oke, cewek itu harus tenang. Dia mengacungkan payungnya. " Gue bilang keluar. Gue nggak peduli lo bilang gue kasar apa gimana. Tapi, keluar. " nada Kesie memelan diakhir kalimatnya.
" Duh, nggak seru kalo langsung keluar. "
" Gue nggak peduli! "
" Jahat lo. "
" Pergi! "
Gerry menggaruk pipinya. Pemuda itu kemudian beringsut berdiri. " Kasur lo enak banget dipake tidur. Wangi. "
KAMU SEDANG MEMBACA
KESIE ✔
Teen Fiction[SEGERA TERBIT] Pacaran dengan cowok ganteng, anak pemilik sekolah dan diidolakan banyak perempuan, sampai - sampai menjadi rebutan karena kegantengannya pasti cewek - cewek mau. Begitupun dengan Kesie cewek lugu nan polos. Ditembak oleh Dirga cowo...