8

2.2K 183 11
                                    

Seperti pagi biasanya. Sebelum berangkat jihoon dan mamanya sarapan bareng. "Pagi ma" sapa jihoon begitu dia sampai di meja makan. "Pagi sayang"balas mama jihoon tersenyum. Jihoon mengambil roti yang berada di atas meja dan memakannya dalam suapan besar. "Kamu gak makan nasi ji?tanya mama jihoon bingung. Biasaya jihoon tidak melewatkan makan nasi di waktu sarapan. "Gak ma,lagi pengen makan roti" balas jihoon di sela-sela mengunyah. "Awas saja kamu mengeluh sakit ya ji" peringat mama jihoon tegas.

"Ji,mulai hari ini kamu berangkat bareng pak kwon ya nak " kata mama jihoon menghentikan langkah jihoon naik ke atas. Jihoon mengangguk pasrah lalu melanjutkan langkahnya.



Jihoon keluar dari rumah dengan mengendong tas sekolahnya. Di halaman rumahnya sudah tampak sebuah mobil. Yang di duga milik pak kwon. Jihoon berjalan mendekat. Pak kwon membuka sedikit kaca mobilnya "buruan" jihoon mempercepat langkahnya. Lalu membuka pintu di bagian belakang. "Kok gak bisa sih" katanya pelan. "Kamu duduk di depan, di samping saya,saya kan bukan supir kamu" suara berat pak kwon. Jihoon melangkah ke depan dan membuka pintu mobil itu. Jihoon mendudukan diri di samping pak kwon. Dia harus membiasakan diri untuk tetap tenang dan santai jika berada di dekat pak kwon. Pak kwon memutar kemudi lalu meninggalkan halaman rumah jihoon.


Di perjalanan hati jihoon gusar. Gimana nanti jika teman-teman satu kelas atau satu sekolahnya melihat dia berangkat bareng pak kwon. Apa coba yang harus dia lakukan. Pak kwon melirik ke arah jihoon yang menampilkan  Wajah kegelisaan.

"Pak,kalo anak-anak lain tau gimana? Tanya jihoon risau.
Pak kwon tetap menatap ke jalanan. Keselamatan itu penting. "Ya kamu gak langsung di bunuh" jawab pak kwon cuek. Jawaban pak kwon membuat jihoon emosii. Bukanya memberi solusi mala ngomong seenaknya. "Pak. Saya serius loh pak,bapak kan yang meminta mama saya supaya bapak pergi bareng sama saya? Jihoon melipat tangan di dada wajahnya merah menahan marah. Emosinya gak boleh bener-bener meledak. "Ya. Saya juga serius menjawab,jawaban saya gak ada yang salah kan?kamu gak langsung di bunuh kan? Jihoon mengehela nafas. Percuma berdebat. Dia gak bakalan menang. Jihoon memilih diam. Pak kwon tersenyum. Anak didiknya gak boleh menang dari dia. Bisa bahayaa nanti.



Mereka sudah sampai di parkiran sekolah khusus untuk para pengajar. Jihoon melirik ke sana ke mari untuk memastikan jika tidak ada satu manusia pun yang berada di sini. "Kamu itu berasa seperti pencuri tahu gak? Komentar pak kwon sambil tersenyum tipis. "Bapak bisa diam gak,"bentak jihoon tanpa sadar efek emosi. Jihoon membuka pintu. Eh.. kok gak bisa sih?" Katanya panik. Pak kwon memilih diam sibuk dengan ponsel pintarnya. Di dalam hatinya berkata "gak segampag itu sayangku hahaha" jihoon menghela nafas pasrah. Mendinginkan isi kepalanya. "Pak. Bisa tolong bukain pintunya? Pintanya memelas. Pak kwon pura-pura tak mendengar. Jihoon menghela nafas lagi. Kali ini dia menyentuh tangan pak kwon. Siapa tahu ampuh. "Pak .. bisa tolong bukain pintunya? Ulang jihoon pelan dan lembut. Pak kwon terkejut. Dia tidak menyangkah jihoon seberani ini menyentuh tangannya sedangkan jihoon tidak peduli lagi dengan apa yang dia lakukan. Dia ingin keluar itu saja. 

Pak kwon melepaskan ponselnya dan mengelus punggung tangan jihoon. Halus. Itu yang pak kwon rasakan. Jihoon tersentak kaget. Gila. Dia sudah mengundang pak kwon untuk melangka lebih jauh lagi. Jihoon menarik tanganya menjauh Dan menunduk malu. Mengumpat di dalam hati. "Mampus gue". pak kwon berdehem pelan.  Dan membukakan pintu untuk jihoon. Jihoon bernafas lega. Dia pikir dia bakalan seharian di dalam mobil bersama pak kwon.


Jihoon menurunkan kedua kakinya. Dia hendak turun tapi matanya memandang satu guru yang hendak masuk ke parkiran. Jihoon kembali masuk. Gila. Bisa di gossipi dia. Pak kwon tersenyum senang. Tingkah jihoon itu mengemaskan sekaliii. "Kenapa gak keluar?  Jihoon melirik tajam.
"Semua gara-gara bapak" ujarnya marah. Pak kwon menaikkan satu alisnya "gara-gara bapak?ulangnya. Jihoon tak menjawab. Dia segera keluar begitu sang guru tadi sudah tak tampak.

"Hahaa.."

Jihoon berjalan terburu-buru sambil mengoceh tak jelas. Pagi yang buruk. Dia langsung mendudukan diri di mejanya yang sudah di isi oleh wonwoo. Syukurlha wonwoo datang. "Pagi ji" sapa wonwoo tersenyum. "Pagi won" balas jihoon ikut tersenyum. Wonwoo gak bole tahu kejadian tadi. Jihoon harus menutupnya rapat-rapat.




"Ji,gimana rasanya menggunakan pena pak kwon? Goda mingyu. Jihoon memukul bahu mingyu pelan. "Rasanya biasa aja" wonwoo menatap jihoon" loh kok bisa ji?tanya wonwoo bingung. "Ya bisa lha" jawab mingyu asal. Wonwoo menatap mingyu tajam." Aku gak nanyak ke kamu ming" jihoon menderai kedua temanya." Sudah-sudah gak penting untuk di bahas tau gak". Mereka sedang menikmati waktu istirahatnya di halaman belakang.

Ruang kelas telah sunyi. Semua siswa sudah berhamburan pulang. Kini hanya jihoon seorang diri. Dia malas menunggu mamanya di halaman depan takut ketemu pak kwon. Entar di ajak pulang lagi. Jihoon sibuk memainkan ponselnya. Membuang rasa bosan dan rasa takutnya. Sebenarnya dia sedikit takut berada di dalam kelas sendirian tapi karna terpaksa ya dia harus menghilangkan rasa takut ini.


Sayup-sayup jihoon mendengar langkah seseorang berjalan. Keringat mulai muncul perlahan. Jihoon mematikan lagunya dan bersiap-siap keluar. Bersembunyi di kelas adalah ide yang buruk ternyata. Jihoon berlari  cepat keluar kelas.


Dia bernafas lega begitu bisa keluar. Keringat di dahinya dia sapu menggunakan tangannya. Jantungnya masih belum berjalan normal. Dia berjalan dengan pelan menuju halaman depan. Sesampai di sana Dia melihat mobil pak kwon yang sudah terparkir di sana. Jihoon jadi memperlambat langkahnya. Pak kwon keluar dari mobilnya menghampiri jihoon dan memegang kedua bahu jihoon."Wajah mu kenapa?tanya pak kwon khawatir. Jihoon menggeleng lesu. Pak kwon menarik tangan jihoon menuju mobilnya. Membukakan pintu untuk jihoon masuk. Dengan patuh jihoon menurut. Jihoon duduk bersandar matanya terpejam. Mendadak pening. Pak kwon masuk lalu mengambil tissue di belakang dan mengusap wajah jihoon yang penuh dengan keringat. Jihoon enggan membuka matanya memilih diam dan menikmati hingga tanpa sadar tertidur.


Pak kwon mengamati wajah jihoon dari dekat. Putih,bersih,dan lembut. Jempolnya di gunakan untuk menyentuh bibir merah jihoon  mengusapnya beberapa kali lalu membawa jempolnya pada bibirnya sendiri dan mengusapkannya pada bibirnya. "Aku belum bisa melakukan lebih jauh dari ini,aku gak mau melakukanya jika kamu tidak melihat cara aku menyentuh mu"







#apakah kalian bingung sama jalan ceritanya??😂.. aku merasa begituuu.

Cinta Rahasia [Soonhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang