20

1.4K 127 7
                                    

"Pelan-pelan" pak kwon  membukakan pintu mobilnya untuk jihoon. Siang ini dia kan sudah boleh pulang. Jihoon memutar bola matanya sebal. "Jangan lebai deh pak,aku masih bisa sendiri" pak kwon tidak menjawab. Apa salahnya coba memberi perhatian pada sang pacar. Gak ada yang salah kan? Pak kwon hendak membuka pintu kemudi namun terurung sebab ponsel jihoon yang berada di sakunya berbunyi. Pak kwon mengambil dan memeriksa siapa yang menjadi si pengirim pesan. "Mingyu?" Pak kwon membuka dan membaca. "Ji,kapan lu pulang," pak kwon tidak membalas. Dia memilih masuk masih dengan ponsel di tangannya. "Mingyu ngirim pesan" pak kwon menyerahkan ponsel jihoon ke orangnya. Jihoon menerima dan membuka serta membalasnya. "Siang ini,aku sudah berjalan ke rumah, kenapa? Jihoon menekan kata send.

Pip.
Satu pesan masuk ke ponsel mingyu. Mingyu buru-buru mengambil ponselnya. "Siang ini dia sudah boleh pulang woiii.." mingyu berujar lumayan kencang. Seisi kelas menoleh ke arahnya. "Hehhehe.. ini jihoon sudah boleh pulang,jadi kapan kita jenguk" ulang mingyu lagi. Les terakhir kosong. Guru kimia yang mengajar tidak datang maka seisi kelas sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sang ketua kelas mendekat ke arah mingyu "mana"? Mingyu menunjukan pesan yang baru saja di kirim jihoon ke ponselnya. "Jadi gimana kita langsung atau pulang dulu"? Si ketua kelas menatap teman-temannya meminta pendapat. "Gimana kalo kita pulang dulu,gak banget sih menurut ku pakai seragam" balas wonwoo. Dia agak sedikit risih jika keluar rumah memakai seragam. "Ok.. deh kita ketemu di rumah jihoon aja, seperti waktu kita menjenguk pak kwon" balas ketua kelas saat yang lainnya tidak memberi pendapat.






"Aku pulang dulu ya,semalam belum mandi,cuma sikat dan cuci muka doang saat di rumah sakit karna aku gak mungkin ninggalin kamu untuk pulang ke rumah. Jadinya semalam aku memilih membeli odol dan sikat di sekitar rumah sakit,mana odol dan sikatnya tertinggal di sana lagi"ujar pak kwon sambil membantu jihoon berbaring.  saat ini mereka sudah berada di dalam kamar.

"Jadi bapak mau kembali ke rumah sakit lagi Untuk ngambil odolnya? Tanya jihoon. Dia sudah berbaring.

"Ya gak lha. Ngapain juga" pak kwon mengatur suhu ac.

'Cup... '
"Kamu harus istirahat, saat aku kembali kesini kamu uda harus tidur" ujar pak kwon begitu dia selesai membenahi jihoon.

"Hati-hati pak"





Semua teman jihoon sudah berada di halaman depan rumah jihoon. "Jun.. lu ngapain sih bawak bunga segala,lu pikir kita mau ke acara wisuda?" Mingyu menggeleng lucu. Di tangan jun terdapat setangkai bunga mawar merah untuk apa coba. "Tau nih si jun" wonwoo ikut komentar. "Stt.. kalian berdua berisikk" jun melangkah masuk ke rumah jihoon. Membuat semua temannya saling tatap. "Aneh" pikir mereka semua.

"Ji... " panggil jun pelan di depan pintu kamar jihoon. Tadi Dia sudah di perbolehkan masuk sama si mbak. "Jiii..." panggil jun lagi sambil mengetuk pintu kamar jihoon. Jihoon yang berada di dalam kamar  sudah setengah sadar jadi Dirinya terlalu malas untuk sekedar membukakan pintu maka dia memilih membiarkan si pengetuk. Merasa tidak mendapat jawaban jun memilih masuk. Dengan Perlahan jun membuka pintu dan dia menemukan jihoon tengah tertidur lalu jun Melangkah pelan mendekat dan jun tersenyum mana kala melihat wajah jihoon kembali. Seharian tanpa melihat wajah jihoon,jun merasa ada yang kurang dalam hidupnya.

Jun meletakan bunga yang dia bawak ke atas meja nakas. Entah dorongan dari mana Jun mendekatkan wajahnya ke wajah jihoon. Hembusan nafas jihoon menyapu lembut wajah jun. Dia kembali tersenyum dan memandangi wajah jihoon lamat-lamat secara dekat. Jihoon yang sepenuhnya belum tertidur langsung membeku saat Dia menghirup aroma parfum seseorang yang bukan beraroma khas pak kwon serta Dia juga merasakan hembusan nafas seseorang tersebut yang menerpa wajahnya namun dia enggan membuka matanya. Dia masih menunggu apa yang akan di lakukan seseorang tersebut.

Dekat dan semakin dekat jun menutup matanya dan mendekatkan bibirnya hingga....






Jihoon yang merasa tidak tenang langsung membuka matanya. Dan dia langsung terkejut melihat jun yang ingin menciumnya. Dengan tenaga yang ada jihoon mendorong tubuh jun hingga jun terjatuh ke lantai.  jihoon bangkit terduduk"lu ngapain jun" ujar jihoon setengah berteriak karna kaget.

Jun bangkit sambil mengelus pantatnya yang sakit. Dorongan jihoon terlalu kencang. "Sakit jiii.." ujar jun kesakitan. Seakan tidak terjadi apa-apa. "Lu tadi ngapain? Tanya ulang jihoon sudah sedikit tenang. Jun diam sejenak berpikir. Belum sempat jun menjawab. semua temannya masuk  ke dalam kamar jihoon.

"Gila ya lu jun, main tinggal-tinggal aja" mingyu berujar. Dia sudah berada di samping jun dan jun tidak membalas karna terlalu malas. Wonwoo mendekat berserta yang lainnya. Duduk di samping jihoon. "Gimana ji keadaan mu" tanya wonwoo. "Sudah baikkan kok won, terima kasih ya teman-teman" ujar jihoon tersenyum. Dia enggan melihat ke arah jun. Dia masih rada sedikit takut. Mereka berbincang cukup lama. Hingga jihoon teringat sesuatu. Dia buru-buru mengambil ponsel dan mengetik pesan yang akan dia kirimkan ke pak kwon.


Pak kwon yang sudah keluar dari rumahnya kembali masuk ke dalam begitu dia membuka pesan yang di kirimkan jihoon.



"Ji,kami pamit ya"
Sang ketua kelas berujar. Mereka pamit karna Hari sudah sore. "Ia, terima kasih ya semuanya ,besok aku uda boleh sekolah kok" balas jihoon. Dia  mengantarkan semua temannya sampai di depan rumah. Saat Semuanya sudah berbalik dan berjalan menjauh dari pandangan jihoon. Jun berujar "Ji..."  dan Jihoon menoleh lalu jun mengedipkan matanya dengan genit serta pergi menjauh.

Jihoon buru-buru masuk ke dalam. Dia merasa ngeri melihat kelakuan jun barusan.

Si mbak masuk ke kamar jihoon"dek jihoon gak mandi?" Kata si mbak membuyarkan lamunan jihoon. "Ehe.. ini mbak mau mandi" balas jihoon kaget lalu beranjak ke lemari pakaian. "Dek jihoon ingin makan apa? Biar mbak masakan?. Kata si mbak sebelum keluar. "Aku ingin makan yang berkua dan pedas mbak" balas jihoon. Setelah itu dia menuju kamar mandi dan si mbak turun ke dapur.


Pak kwon masuk ke kamar jihoon. "Ji...,Sayang kamu di mana? Pak kwon memanggil jihoon karna dia tidak menemukan jihoon di kamar. "Aku di sini pak" teriak jihoon dari kamar mandi. Begitu mendapat balasan  Pak kwon memilih membaringkan dìri di atas ranjang jihoon. Memandangi seluruh bagian dari kamar pacarnya.

Pintu kamar mandi terbuka. Jihoon keluar dari sana dan pak kwon masih betah dengan acara tidurannya. "Bapak kok uda di sini ? Jihoon mendekat.  Pak kwon menepuk bagian ranjang yang kosong. "Sini tiduran bentar" jihoon menurut. Pak kwon menjadikan lengannya sebagai bantal jihoon. "Itu di atas meja nakas bunga dari siapa? Ujar pak kwon lembut sambil melirik ke arah jihoon. "Itu dari jun" ujar jihoon pelan berupa bisikan tapi terdengar jelas di telinga pak kwon. Pak kwon langsung terdiam. Terlihat dari wajahnya sedang menahan amarah. "Pak.." panggil jihoon sambil melirik ke arah pak kwon. Dia melihat wajah pak kwon memerah bertanda pak kwon sedang menahan amarah. Buru-buru jihoon bangkit lalu menindih tubuh pak kwon. "Bapak jangan marah, aku mohon." Ujar  jihoon di telinga pak kwon. "Kamu ngapain sayang? Ujar pak kwon kaget. Gimana gak kaget coba  jihoon seberani itu. "Aku takut bapak marah" balas jihoon masih posisi yang sama. "Aku gak akan marah sama kamu, tapi aku marah pada jun" jemari pak kwon tidak tinggal diam. Kini jemarinya memeluk tubuh jihoon dengan erat. Sesak nafas sebentar tak akan bikin mati. "Jangan marah pada jun juga,dia gak tahu apa-apa" jihoon menatap wajah pak kwon memelas. Berharap pak kwon mengerti. 'Tak' pak kwon menyentil kening jihoon. Jihoon mengelus keningnya dengan cemberut. "aku tidak suka kalo kekasihku di ganggu sama orang lain  apa aku salah sayang jika marah pada pelakunya? "Cupp.. ' jihoon mengecup bibir pak kwon.  Mencoba meredahkan emosi pak kwon "Tapi dia gak macam-macam loh pada ku pak" ujar jihoon berbohong. Dia gak mungkin jujur. Perihal bunga aja pak kwon sudah semarah ini apalagi jika pak kwon tahu kelakuan jun. Bisa mati jun di tangan pak kwon.

"Ok. Aku tidak akan memperpanjang masalah ini tapi ada syaratnya" jihoon mengangguk senang "apa syaratnya? Ujarnya tak sabaran. "Cium bibirku dan di lumat,itu salah satu obat peredah amarah ku" balas pak kwon tak tahu malu. Beda dengan jihoon yang sudah gemetaran karna malu. "Mau tidak?" Ujar pak kwon tak sabaran. "Mau.. tapi bapak harus tutup mata" ujar jihoon dengan terpaksa. Ini adalah pengalam pertamanya. Heiii.. beri jihoon kekuatan dong..







Cinta Rahasia [Soonhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang